webnovel

Chapter 28 : Kemenangan

Mereka semua terdiam melihat Jeremy yang tidak sadarkan diri, dan kemudian pengawas pun mengumumkan pemenangnya.

"Pemenang untuk ujian pertandingan antara Jeremy Kunich melawan Irene Emerald San Lucia adalah ..... Irene Emerald San Lucia," kata pengawas Nora.

Para peserta hanya hening, mereka seakan takut dengan kemampuan sang putri es. Melihat kondisi Jeremy, dia langsung kalah hanya dengan satu serangan saja bahkan Jeremy tidak mampu untuk menyerang sang putri es satu kalipun. Terlebih pedang yang digunakannya membeku dan langsung hancur saat beradu dengan serangan tersebut. Di tubuhnya menempel bongkahan es yang panjang mulai dari dadanya sampai pundaknya. Mereka tahu jika itu bukan bongkahan es biasa, itu merupakan efek tebasan yang dilancarkan sang putri es, tebasan itu langsung membekukan bagian tubuh yang terkena oleh serangan yang dilakukan sang putri es. Membekukan udara, membekukan senjata, dan membekukan tubuh, itulah kekuatan dari sang Putri Es, Irene Emerald San Lucia. Tidak ada dari mereka yang bersorak atas kemenangan ini, mereka hanya terdiam menyaksikan kekuatan sang putri es langsung di depan mata mereka sendiri.

"Sesuai julukannya, dia itu benar-benar putri es," kata Noa.

".....," Charles hanya terdiam.

"Tapi kenapa mereka semua tidak heboh ya, padahal ini kesempatan langka loh melihat langsung kekuatan sang putri es," kata Noa.

"Mungkin mereka punya alasan tersendiri untuk tidak heboh, lagian tidak semuanya yang diam, liat mereka berdua," kataku.

-

Di sisi lain bangku penonton.

"Yeyyyy, Nona lolos, selamat nona, ayo Lea bersorak juga untuk kemenangan Nona!!!," kata Lily sambil berdiri dan berteriak.

"Y-ya, selamat Nona. Kamu hebat!!!!" kata Leandrayang juga berteriak.

"Ayo Lea lebih keras lagi," kata Lily.

"Sudah hentikan Lily, jangan membuat aku malu," kata Leandra yang memaksa Lily untuk duduk.

"....," putri Irene hanya terdiam melihat tingkat mereka dari arena.

"Tuh kan kamu liat saja mereka berdua, setidaknya tidak semuanya diam," kataku.

"Apa mungkin tujuan putri es itu membawa asistennya untuk dijadikan tim hore seperti sekarang ini," kata Noa.

"Tapi yah, wajar saja mereka terdiam. Mereka itu ketakutan karena melihat kekuatan putri Irene. Meskipun seumuran tapi kekuatan putri Irene lebih tinggi dari mereka yang seumuran dengannya. Mungkin mereka tidak percaya kekuatan itu datang dari seseorang yang seumuran mereka," pikirku.

Kembali ke arena.

"Untuk peserta Jeremy Kunich karena dia mengalami kekalahan maka akan mendapatkan 50 poin. Untuk peserta Irene Emerald San Lucia, karena pengawas tidak menemukan adanya luka yang dialami oleh peserta dan tidak adanya kelelahan akibat penggunaan mana yang berlebihan, maka peserta Irene Emerald San Lucia mendapatkan 200 poin," kata pengawas Nora.

"200 poin ?!?!,"

"Yang benar saja,"

"Putri es mendapatkan poin sempurna ?!?!," kata para peserta lain yang terkejut.

Putri Irene mendapatkan 200 poin yang dimana itu adalah poin sempurna di ujian ini dan dia menjadi orang yang pertama mendapatkannya di ujian ini.

"200 poin ya , itu poin sempurna yang pertama sejauh ini, tidak mengherankan lagipula dia itu putri dari seorang Duke. Dari yang kudengar, keluarga San Lucia merupakan keluarga terkuat dari ke 4 Duke" kata Noa.

"Itu benar, bahkan aku pun mengakui jika aku yang merupakan putra dari Duke of San Angela, tidak mungkin bisa mengalahkan Irene," kata Enzo.

"Aku juga berpikir kalau aku tidak bisa mengalahkan Irene," kata Charles.

"Bagaimana denganmu Rid ?," tanya Noa.

"Hmm entahlah, kalau mereka berdua saja bilang kalau mereka tidak bisa mengalahkan putri Irene, apalagi denganku," kataku.

"Aku tahu kalau kamu saat ini sedang merendah, Rid," kata Noa.

"Yah terserah kamu saja," kataku.

-

"Hey peserta Irene, seranganmu yang barusan tadi hampir fatal terhadap lawanmu," kata pengawas Alan.

"Tapi Alarmnya tidak berbunyi, berarti serangan itu masih diperbolehkan," kata putri Irene.

"Ya itu benar, tapi kalau misal tadi kamu menambah sedikit saja damage dari seranganmu, pasti itu sudah menjadi serangan fatal dan kamu bisa didiskualifikasi," kata pengawas Alan.

"Tenang saja, tuan pengawas. Aku tahu cara mengendalikan kekuatan seranganku,"

"Ya sudah kalau begitu, pengawas healer silahkan sembuhkan peserta Jeremy, gunakan sihir api untuk menghangatkan tubuhnya dan melelehkan esnya itu," kata pengawas Alan.

Para pengawas yang bertugas untuk pemulihan bergegas ke arena untuk mengangkat Jeremy yang tidak sadarkan diri lalu dibawa untuk menepi dari arena agar bisa dipulihkan.

"Peserta Irene, apa kamu tidak mau sekalian dipulihkan ?," kata salah satu pengawas yang bertugas untuk memulihkan.

"Tidak perlu, aku tidak mengalami luka satupun," kata putri Irene.

"Baiklah kalau begitu," kata pengawas tersebut.

Aku pun melihat ke arah putri Irene.

"Tadi dia bilang kalau dia tahu cara mengendalikan kekuatan serangannya, apa mungkin dia juga tahu batasan serangan yang digunakan di arena ini ? Jika serangan tadi belum 100% karena dia mengendalikan kekuatan serangannya, bagaimana dengan yang 100% nya ? Dan lagi San Lucia Art, apa itu teknik khusus keluarga San Lucia ?," pikirku.

"Sepertinya banyak hal yang masih disembunyikan oleh putri Irene, menarik sekali," pikirku lagi.

Aku masih terus melihat putri Irene dari bangku penonton, entah sadar atau cuma kebetulan, putri Irene pun menoleh juga ke arahku. Mata kami saling bertatapan, tapi kali ini aku tidak mengalihkan pandanganku. Setelah beberapa saat, putri Irene berhenti menatapku dan mulai berjalan pergi meninggalkan arena.

"Kalau dipikir-pikir, aku terlalu fokus melihat pertandingan Irene, aku sambil lupa dengan pertandingan Chloe," kataku.

"Aku juga, kira-kira apa yang terjadi dengannya ya," kata Noa.

Tiba-tiba terdengar suara keras.

*BUMMMMMMMMMMMM

Suara seperti sesuatu menabrak dinding arena. Debu asap kembali bermunculan, mengaburkan pandangan ke arah arena.

"Apa yang terjadi di arena putri Chloe, apa ada dari kalian yang melihat apa yang terjadi,"

"Tidak, sejak tadi aku fokus ke pertandingan putri Irene,"

"Aku juga," kata para peserta yang lain.

Tidak ada dari mereka yang mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan pertarungan Chloe melawan Emily karena pusat perhatian para peserta sebelumnya adalah putri Irene. Setelah beberapa saat, debu asap di arena pun mulai menghilang. Pandangan ke arena pun mulai terlihat jelas. Terlihat tubuh Emily yang terkapar tidak sadarkan diri setelah menabrak dinding arena. Sementara itu Chloe terlihat kelelahan sambil memegang busur panahnya.

"Tadi terdengar suara sesuatu yang menabrak dinding, dan ternyata itu adalah Emily yang terpental menabrak dinding,"

"Apa yang sebenarnya terjadi ?,"

"Apa yang dilakukan oleh putri Chloe," kata para peserta yang kebingungan.

Saat kebingungan melanda para peserta yang menonton pertandingan itu, sebuah pengumuman kemenangan pun diberitahukan.

"Pemenang untuk ujian pertandingan antara Emily Watterson melawan Chloe Estella San Fulgen adalah .... Chloe Estella San Fulgen," ucap pengawas Nora.

-Bersambung