webnovel

Chapter 276 : Komandan Violetta vs Florian

Para murid akademi yang seharusnya sedang menikmati waktu istirahatnya, saat ini menjadi tidak tenang setelah kejadian ledakan yang terjadi di lantai 7 gedung tengah. Apalagi, saat ini mereka juga mendengar ada beberapa suatu dentuman yang terdengar dari arah gerbang akademi.

"Apa yang sedang terjadi di akademi ini ? Sebelumnya terjadi ledakan di lantai 7 gedung tengah dan sekarang terdengar beberapa suara dentuman dari arah gerbang akademi,"

"Apa mungkin akademi ini diserang lagi seperti waktu itu ?,"

"Jika memang seperti itu, kita harus bersiap untuk menyerang para penyerang itu," ucap murid-murid itu.

Beberapa murid di akademi terlihat sangat panik saat ini, para prajurit yang melihat hal itu pun berusaha menenangkan murid-murid itu.

"Kalian semua, tenanglah. Tidak ada penyerangan yang terjadi di akademi ini. Ledakan dan dentuman yang terdengar barusan itu terjadi karena komandan Violetta sedang berusaha menangkap seseorang di akademi ini," ucap salah satu prajurit.

Mendengar itu, para murid pun menjadi bingung. Mereka bertanya-tanya siapa orang yang mau ditangkap oleh nona Violetta. Saat murid-murid itu sedang bingung, tiba-tiba Charles datang menghampiri prajurit itu.

"Apa dentuman yang terdengar dari arah gerbang akademi merupakan akibat dari pertarungan antara nona Violetta melawan orang yang mau ditangkap itu, tuan prajurit ?," tanya Charles.

Prajurit itu pun terkejut ketika dihampiri oleh Charles.

"P-pangeran ?! A-ah itu benar, pangeran. Dentuman yang terdengar dari arah gerbang akademi merupakan akibat dari pertarungan komandan Violetta melawan orang yang ingin ditangkap itu. Komandan Violetta juga menyuruh kita untuk jangan membiarkan orang-orang yang berada di akademi ini untuk mendekat ke tempat itu karena tempat itu mungkin akan menjadi tempat yang berbahaya," ucap prajurit itu.

"Begitu ya. Itu berarti orang yang sedang dilawan oleh nona Violetta sepertinya sangat kuat sampai membuat nona Violetta berkata kalau tempat mereka bertarung akan menjadi tempat yang berbahaya. Ngomong-ngomong, siapa orang yang sedang dilawan oleh nona Violetta, tuan prajurit ? Aku penasaran dengan orang itu karena orang itu juga termasuk orang yang ingin ditangkap oleh nona Violetta," ucap Charles.

"E-eh...i-ituuu....," ucap prajurit itu.

Prajurit itu nampak gugup dan terlihat tidak mau menjawab pertanyaan Charles.

"Anda tahu kan tentang prajurit itu ?," tanya Charles.

Prajurit itu nampak gelisah. Dia pun melihat ke arah rekan-rekannya yang berada tidak jauh darinya. Rekan-rekannya itu sepertinya mendengar pertanyaan dari Charles, mereka pun mengangguk ketika prajurit itu melihat ke arah mereka. Anggukan itu terlihat seperti suatu tanda yang ditujukan untuk prajurit itu. Prajurit yang melihat anggukan rekan-rekannya itu pun membalas dengan mengangguk juga ke arah mereka.

"Se-sebenarnya saya tidak tahu apakah boleh menjawab pertanyaan ini atau tidak karena komandan Violetta juga tidak menyuruh kami merahasiakan ini. Tapi karena anda sendiri yang menanyakan ini, maka saya akan menjawabnya, pangeran. Orang yang ingin ditangkap oleh komandan Violetta yang saat ini sedang bertarung dengan beliau adalah putra dari tuan Duke San Minerva, tuan muda Florian Randall San Minerva," ucap prajurit itu.

Charles yang mendengar hal itu pun sangat terkejut.

"Apa ?!? Senior Florian lah yang ingin ditangkap oleh nona Violetta ?!," ucap Charles yang terkejut.

"Itu benar, pangeran," ucap prajurit itu.

Murid-murid yang berada di dekat Charles dan mendengar hal itu pun juga terkejut. Mereka tidak menyangka kalau ketua Elevrad ingin ditangkap oleh nona Violetta.

"Kenapa nona Violetta ingin menangkap senior Florian ?," tanya Charles.

"Sebelumnya komandan Violetta mendapatkan panggilan dari nona Karina. Setelah itu, komandan Violetta memberitahu kami kalau kami harus bersiap dan bersiaga untuk menangkap tuan muda Florian dan jangan sampai membiarkan dia melarikan diri. Kami lalu bertanya kepada komandan Violetta tentang kenapa kami harus menangkap tuan muda Florian yang merupakan putra dari tuan Duke San Minerva. Komandan Violetta lalu memberitahu alasannya kalau tuan muda Florian ditangkap karena telah menyuruh tuan muda Enzo yang merupakan putra dari tuan Duke San Angela untuk membunuh Rid Archie di hutan Hevea," ucap prajurit itu.

"Apa?!?!," ucap Charles yang terkejut.

Murid-murid yang mendengar itu pun juga ikut terkejut.

"Senior Florian menyuruh tuan muda Enzo untuk membunuh Rid di hutan Hevea ?,"

"Jika benar begitu, apa itu berarti apa yang sebenarnya terjadi di hutan Hevea adalah suatu upaya untuk membunuh Rid dan Rid membunuh mereka hanya sebagai upaya membela diri ?,"

"Jika begitu, apakah itu berarti Rid tidak bersalah diri ?," ucap murid-murid itu.

Kemudian, Irene yang tidak tahu muncul darimana tiba-tiba mendekat dan langsung bertanya kepada prajurit itu.

"Bagaimana dengan Rid ? Bagaimana dengan hasil sidangnya ? Apa anda mengetahui tentang hal itu ?," tanya Irene.

Prajurit itu pun terkejut ketika Irene tiba-tiba mendekat dan bertanya kepadanya. Begitupun juga dengan Charles.

"Irene ?!," ucap Charles.

"Tolong jawab, tuan prajurit," ucap Irene yang menantikan jawaban dari prajurit itu.

"M-maafkan saya, putri Irene, saya tidak tahu akan hal itu. Kami hanya diberitahu untuk menangkap tuan muda Florian serta alasan penangkapannya saja. Mungkin komandan Violetta tahu soal itu karena tadi beliau mengobrol cukup lama dengan nona Karina lewat kristal komunikasi," ucap prajurit itu.

Mendengar itu, Irene terlihat kecewa.

"Begitu ya...," ucap Irene.

"Irene....," ucap Charles.

"Jika anda ingin menanyakan tentang hal itu kepada komandan Violetta, anda bisa melakukannya nanti. Saat ini, biarkan komandan Violetta fokus untuk melawan tuan muda Florian," ucap prajurit itu.

-

Di depan gerbang akademi, tempat nona Violetta dan senior Florian bertarung.

Area sekitar tempat itu terlihat sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Jalanan yang menjadi penghubung gerbang akademi dengan tempat-tempat di akademi, pohon-pohon, bunga-bunga serta rerumputan yang tumbuh di samping jalan, lampu jalan serta dinding gerbang akademi terlihat sudah mengalami kerusakan. Meski begitu, pertarungan yang terjadi antara nona Violetta dan senior Florian masih berlangsung di tempat itu.

Saat ini, nona Violetta dan senior Florian sedang berhenti untuk saling menyerang. Mereka saat ini terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Nona Violetta pun melihat ke arah senior Florian untuk memperhatikannya. Penampilan senior Florian saat ini terlihat berbeda dengan sebelumnya. Karena saat ini, senior Florian tengah mengenakan armor yang terbuat dari sihir badai miliknya dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Armor sihir itu terlihat masih utuh tanpa kerusakan sedikitpun. Selain itu, di tangan kanannya saat ini masih memegang sebuah pedang berukuran cukup besar yang dia buat sebelumnya menggunakan sihir badai miliknya.

"Aku sudah diberitahu oleh nona Karina tentang 'subjek'. Aku tidak menyangka kalau seorang manusia bisa mengganti jantung miliknya dengan jantung dari ras lain yaitu jantung Elf. Tapi melihatnya bisa menggunakan banyak sihir tanpa kelelahan meskipun dia masih seorang murid membuat hal itu menjadi masuk akal. Dampak kerusakan akibatnya sihirnya itu pun sangat dahsyat,"

"Aku terkejut saat diberitahu oleh nona Karina kalau beberapa 'subjek' ini muncul di hutan Hevea untuk membunuh Rid. Namun Rid berhasil membunuh mereka semua. Aku penasaran seberapa kuat Rid sampai bisa membunuh mereka semua ?," pikir nona Violetta.

Saat nona Violetta sedang memikirkan itu, tiba-tiba senior Florian langsung menyerang nona Violetta dengan sebuah tebasan jarak jauh.

~Great Strom Slash~

Sebuah tebasan sihir berukuran besar pun melesat menuju nona Violetta.

~Flower Magic : Flower Shield~

Nona Violetta dengan cepat langsung membuat perisai bunga dengan sihirnya. Tebasan itu pun dengan mudah dapat ditahan oleh perisai bunga milik nona Violetta.

"Kamu sudah cukup membuat tempat ini menjadi rusak parah. Aku tidak akan membiarkanmu untuk menambah kerusakan pada tempat ini," ucap nona Violetta.

Nona Violetta lalu melesat dengan cepat ke arah senior Florian. Nona Violetta pun langsung menyerang senior Florian dengan pedangnya.

~Flower Sword Art : Chaenomeles Thorn Thrust~

Nona Violetta menyerang senior Florian dengan serangan tusukan tepat di perutnya. Senior Florian pun terdorong cukup jauh ke belakang setelah terkena serangan itu. Meskipun serangan itu mengenai senior Florian dengan telak, serangan itu tidak dapat menembus armor sihir elemen milik senior Florian.

"Apa cuma segini saja kekuatan dari komandan prajurit yang menjaga akademi ini ? Tidak kusangka kalau serangan anda itu lemah sekali. Bahkan serangan anda tidak dapat menembus armor milikku," ucap senior Florian.

"Kamu sombong sekali ya, padahal sejak tadi aku menahan diri saat menyerangmu agar tidak membunuhmu. Karena itu, aku mengubah pedangku menjadi tumpul agar serangan pedangku tidak bisa melukaimu dengan telak. Hal ini aku lakukan karena tugasku adalah untuk menangkapmu hidup-hidup. Jika tugasku adalah untuk membunuhmu, mungkin kamu sudah mati sejak tadi," ucap nona Violetta.

"Anda hanya beralasan saja," ucap senior Florian.

"Sepertinya kamu tidak percaya ya, kalau begitu aku akan membuatmu merasakan rasanya terkena seranganku saat aku tidak menahan diri," ucap nona Violetta.

~Enhance Weapon : Sharp~

Nona Violetta mengubah pedangnya yang sebelumnya tumpul menjadi tajam kembali.

Lalu, nona Violetta melesat dengan cepat ke arah senior Florian. Nona Violetta pun langsung menyerang senior Florian kembali dengan serangan tusukan.

~Flower Sword Art : Chaenomeles Thorn Thrust~

Serangan tusukan itu mengarah telak ke perut senior Florian. Serangan tusukan itu pun berhasil menembus armor sihir milik senior Florian dan membuat perutnya tertusuk hingga menembus ke belakang perutnya. Senior Florian pun langsung memuntahkan cukup banyak darah dari mulutnya. Setelah itu, nona Violetta langsung menendang senior Florian ke depan yang membuatnya terlepas dari tusukan pedang itu. Senior Florian pun terhempas beberapa meter ke depan. Dan setelah itu, dia terbaring di tanah dengan keadaan perut yang mengeluarkan banyak darah karena luka tusukan itu. Darah pun juga masih keluar dari mulutnya itu.

"Bagaimana ? Sudah kubilang kan kalau sejak tadi aku masih menahan diri. Jika aku tidak menahan diri, kamu sudah mati sejak tadi," ucap nona Violetta.

Senior Florian yang sebelumnya terbaring pun perlahan mulai berdiri kembali sambil memegangi perutnya yang terluka itu. Bagian armor yang melapisi perutnya itu terlihat sudah berlubang karena terkena serangan dari nona Violetta.

"Kelihatannya kamu masih bisa bertarung meskipun perutmu saat ini sudah berlubang. Seperti yang diharapkan dari putra dari Duke San Minerva dan juga ketua Elevrad. Padahal aku berharap kalau kamu menyerah saja saat ini," ucap nona Violetta.

"Berisik!," ucap senior Florian yang kesal.

Senior Florian langsung melesat dengan cepat ke arah nona Violetta. Setelah jarak antara mereka sudah dekat, senior Florian berusaha menebas nona Violetta menggunakan pedang besarnya itu namun nona Violetta dapat menghindarinya dengan mudah. Setelah menghindari tebasan yang dilakukan senior Florian, nona Violetta langsung menyerang senior Florian dengan serangan tusukannya lagi dan mengenainya dengan telak tepat di dadanya. Namun kali ini nona Violetta sudah membuat pedangnya menjadi tumpul terlebih dahulu, karena serangan tusukan itu hanya menghempaskan senior Florian tanpa menusuk tubuhnya. Senior Florian pun terhempas cukup jauh setelah terkena serangan itu. Setelah terhempas, senior Florian mulai bangkit kembali. Namun ketika dia hendak mau bangkit, nona Violetta kembali menyerang senior Florian menggunakan pedangnya. Nona Violetta terus menyerang senior Florian dengan serangan bertubi-tubi yang membuat senior Florian terus terdorong dan terhempas. Meski diserang secara bertubi-tubi, senior Florian tetap santai dan bahkan dia pun tertawa.

"Ahahah, meskipun anda terus menyerangku secara bertubi-tubi. Anda tidak akan bisa menembus armor sihir milikku jika pedang anda diubah menjadi tumpul. Satu-satunya cara untuk menembus armor sihir milikku adalah dengan mengubah pedang anda kembali menjadi tajam dan menyerangnya. Namun jika anda melakukan itu, ada kemungkinan kalau saya akan mati jika anda menyerang saya seperti itu. Seperti situasi ini sangat menyulitkan untuk anda ya," ucap senior Florian.

"Ya, kamu memang benar, situasi ini benar-benar menyulitkan," ucap nona Violetta.

Nona Violetta mengatakan itu sambil terus menyerang senior Florian bertubi-tubi tanpa henti.

"Namun apakah kamu tahu kalau armor sihirmu itu lama-kelamaan bisa ditembus oleh pedang tumpulku ini ?," tanya nona Violetta.

"Apa yang anda katakan ? Saya memang mengakui kalau pedang anda ketika dalam keadaan normal bisa menembus armor sihir milik saya. Namun saat anda mengubah pedang anda menjadi tumpul, mana mungkin pedang anda bisa menembus armor sihir milik saya meskipun anda menyerangnya berulang kali karena armor saya ini cukup keras," ucap senior Florian.

"Sepertinya kamu tidak percaya ya, kalau begitu biar aku buktikan kepadamu," ucap nona Violetta.

Setelah mengatakan itu, nona Violetta yang sebelumnya terus-menerus menyerang senior Florian pun memutuskan berhenti. Senior Florian yang melihat nona Violetta berhenti pun langsung menjaga jarak dengannya. Setelah itu, nona Violetta tiba-tiba menusukkan pedang yang dia pegang ke tanah yang berada di bawahnya.

~Flower Magic : Garden of Flowers~

Setelah itu, tiba-tiba muncul beraneka ragam bunga di sekeliling tempat mereka berada saat ini. Rasanya seperti mereka sedang berada di tengah-tengah sebuah kebun bunga.

"Apa ini ? Bunga ?," tanya senior Florian yang bingung dengan munculnya banyak bunga di sekelilingnya.

Senior Florian mengamati bunga-bunga yang ada disekelilingnya. Setelah selesai mengamati seluruh bunga-bunga itu, senior Florian menoleh ke arah nona Violetta. Senior Florian pun terkejut ketika melihat nona Violetta sedang melakukan kuda-kuda menyerang menggunakan pedangnya. Dan benar saja, setelah itu nona Violetta langsung melesat dengan cepat ke arah senior Florian.

~Flower Sword Art : Sword Dance In The Flower Garden - Aster Petal Slash~

Nona Violetta menebas senior Florian dengan cepat tanpa sempat disadari oleh senior Florian. Nona Violetta berhasil menyerang beberapa bagian armor sihir milik senior Florian hanya dengan satu ayunan tebasan saja. Meski begitu, karena pedang yang digunakan oleh nona Violetta adalah pedang tumpul, tebasan yang dia lakukan tidak dapat menembus armor sihir milik senior Florian. Bahkan senior Florian tidak bergeming dari tempatnya berdiri saat ini meski terkena tebasan itu. Meski begitu, nona Violetta terus menyerang senior Florian dengan tebasan yang sama secara terus-menerus. Melihat itu, senior Florian pun tertawa.

"Ahahaha, percuma saja, nona. Meskipun anda terus menerus menyerang saya dengan pedang tumpul itu, pedang tumpul itu tidak akan bisa menembus armor sihir milik saya," ucap senior Florian.

Nona Violetta hanya terdiam saja dan tidak menanggapi perkataan senior Florian. Dia tetap fokus menyerang senior Florian terus-menerus dengan pedangnya, sementara senior Florian terus tertawa melihat apa yang nona Violetta lakukan.

Beberapa saat kemudian, senior Florian merasakan ada yang aneh dengan armornya setelah ditebas terus menerus oleh nona Violetta hingga saat ini. Dia pun mulai memperhatikan armor miliknya itu. Betapa terkejutnya dia ketika melihat kalau keseluruhan armor sihir miliknya sudah mulai retak.

"Apa ?!?!," ucap senior Florian yang terkejut.

Melihat senior Florian yang terkejut, nona Violetta pun berhenti menyerang senior Florian dan memilih untuk menjaga jarak darinya.

"Kelihatannya kamu sangat terkejut ya. Bukankah aku sudah bilang kalau armor sihirmu lama-kelamaan bisa tembus oleh pedang tumpulku ini ? Karena armor sihirmu sudah retak, saatnya melancarkan serangan terakhir," ucap nona Violetta.

Nona Violetta lalu bersiap untuk menyerang senior Florian. Kemudian, dia pun melesat dengan cepat ke arah senior Florian.

"Saya tidak akan membiarkannya," ucap senior Florian.

~Storm Magic : Storm Laser~

Senior Florian menembakkan sebuah laser yang tercipta dari sihir badai miliknya dengan tangan kanannya. Serangan itu mengarah tepat ke arah nona Violetta namun nona Violetta dapat dengan mudah menghindari serangan itu. Serangan laser itu pun hanya mengenai tanah tempat nona Violetta berpijak sebelumnya. Tanah itu pun langsung hancur begitu terkena serangan laser itu. Senior Florian terus menyerang nona Violetta dengan serangan laser itu namun lagi-lagi nona Violetta dapat dengan mudah menghindari serangan itu.

"Sudah terlambat bagimu untuk menyerang balik," ucap nona Violetta.

Nona Violetta pun berhasil mendekati senior Florian. Nona Violetta lalu menempelkan ujung pedangnya ke bagian armor yang berada tepat di atas luka tusukan yang dia berikan sebelumnya.

~Flower Magic : Sunflowers Bloom - Imperfect Version~

Setelah itu, armor sihir milik senior Florian yang telah retak pun langsung hancur secara keseluruhan. Senior Florian pun mengeluarkan cukup banyak darah dari mulutnya. Setelah itu, senior Florian pun terhempas sangat jauh hingga menghantam bagian depan gedung lobi akademi. Nona Violetta yang melihat hal itu kemudian langsung menaruh pedangnya kembali di pinggangnya.

"Aku pikir melawannya akan cukup menyulitkan karena dia adalah ketua Elevrad dan juga, dia merupakan salah satu 'subjek' yang dibicarakan oleh nona Karina, apalagi aku harus mengalahkannya tanpa harus membunuhnya. Namun ternyata mengalahkannya cukup mudah juga. Aku akui kalau serangan yang dia lancarkan itu berbahaya dan dampaknya pun sangat merusak namun yang bisa dia lakukan hanya itu saja. Dia tidak bisa bergerak dengan cepat, bahkan dia tidak bisa menghindari serangan yang ku lancarkan. Rid saja dapat dengan mudah menghindari serangan-seranganku. Bahkan aku tidak mendapatkan perlawanan yang berarti saat bertarung melawan dia, berbeda saat aku bertarung melawan Rid,"

"Ternyata ketua Elevrad saat ini jauh lebih lemah dibandingkan dengan Rid," ucap nona Violetta.

-Bersambung