webnovel

Chapter 269 : Sesuatu Hal Yang Licik

Sementara itu, di tempat komandan Mina berada.

Terlihat 1 sosok iblis yang dilawan oleh komandan Mina baru saja tumbang. Di tubuh iblis tersebut terdapat beberapa lubang yang sepertinya berasal dari tembakan senjata yang dilesatkan oleh komandan Mina. Lengan kiri dari iblis tersebut pun juga telah terpotong. Dengan tumbangnya iblis tersebut, itu berarti komandan Mina telah mengalahkan kedua iblis yang menyerang tempat itu. Setelah mengalahkan kedua iblis itu, komandan Mina langsung menaruh handgun dan rapiernya di pinggangnya.

"Akhirnya selesai juga," ucap komandan Mina.

Komandan Mina terlihat tidak mengalami luka sedikitpun setelah berhasil mengalahkan iblis itu. Lalu setelah itu, komandan Mina pun mulai berjalan ke tempat para prajuritnya yang sedang berkumpul. Para prajuritnya itu pun bersorak saat melihat komandan Mina mendatangi mereka setelah mengalahkan kedua iblis itu.

"Komandan Mina memang hebat, dia bisa mengalahkan kedua iblis itu dengan mudah,"

"Iya, kamu benar. Dengan kemampuan komandan Mina yang sangat hebat itu, seharusnya dia bisa menjadi komandan prajurit kerajaan San Fulgen. Aku dengar dia pernah ditawari oleh tuan Duke San Lucia untuk menjadi komandan prajurit kerajaan bersamaan dengan komandan Asier sebelumnya. Saat itu hanya ada satu posisi komandan prajurit kerajaan yang kosong, tetapi entah kenapa Duke San Lucia malah menunjuk komandan Asier dan komandan Mina untuk mengisi posisi yang kosong itu. Karena hanya ada satu posisi yang kosong, itu berarti komandan Asier dan komandan Mina harus bertarung satu sama lain untuk memperebutkan posisi itu. Tetapi komandan Mina menolak tawaran itu dan hanya komandan Asier saja yang ditunjuk untuk menjadi komandan Kerajaan. Setelah itu, ada 1 orang juga yang ditunjuk oleh tuan Duke San Quentine untuk mengisi posisi komandan prajurit kerajaan yang kosong. Komandan Asier dan orang itu pun saling bertarung untuk memperebutkan posisi itu dan komandan Asier pun berhasil memenangkan pertarungan itu. Setelah memenangkan pertarungan itu, komandan Asier pun dengan resmi telah menjadi salah satu komandan prajurit kerajaan,"

"Kenapa komandan Mina menolak tawaran itu ?,"

"Entahlah. Saat komandan Asier dan komandan Mina ditawari untuk menjadi komandan prajurit kerajaan, komandan Asier saat itu menjabat sebagai komandan prajurit Duke San Lucia, sedangkan komandan Mina adalah wakil komandan dari komandan Asier. Mungkin komandan Mina berpikir kalau dia tidak akan bisa mengalahkan komandan Asier dalam pertarungan untuk memperebutkan posisi komandan prajurit kerajaan, jadinya dia menolak tawaran itu. Dan setelah komandan Asier menjadi komandan kerajaan San Fulgen, komandan Mina lah yang menjadi komandan Duke San Lucia yang baru,"

"Jadi begitu ya ceritanya," ucap kedua prajurit yang sedang mengobrol.

Komandan Mina pun saat ini sudah berada di tengah-tengah prajuritnya itu, lalu komandan Mina memeriksa keadaan beberapa prajuritnya yang terlihat masih terluka.

"Beberapa dari mereka masih ada yang terluka, apa kalian belum merawat dan menyembuhkan mereka yang terluka itu ?," tanya komandan Mina.

"Kami sudah menyembuhkan mereka semua, komandan. Tapi mereka yang masih terluka itu tidak dapat kami sembuhkan, karena mereka terluka setelah terkena serangan dari ~Dark Magic~," ucap seorang prajurit.

"Begitu ya. Aku pernah mendengar kalau luka serangan yang diakibatkan dari serangan ~Dark Magic~ tidak dapat disembuhkan oleh sihir penyembuhan biasa. Luka itu hanya dapat disembuhkan dengan sihir penyembuhan yang berasal dari ~Light Magic~ atau dari ramuan penyembuh yang dimiliki oleh gereja Sancta Lux. ~Light Magic~ adalah sihir yang hanya bisa digunakan oleh para Malaikat atau orang-orang tertentu yang mendapatkan berkah dari Malaikat, jadi satu-satunya cara untuk menyembuhkan mereka hanyalah pergi ke gereja Sancta Lux dan meminta para Priest untuk mengobati mereka. Kebetulan sekali di ibukota ini terdapat gereja Sancta Lux yang merupakan gereja pusat di kerajaan ini, ayo kita pergi ke gereja itu dan meminta para Priest untuk menyembuhkan mereka," ucap komandan Mina.

"Baik, komandan," ucap para prajurit itu.

-

Kembali ke depan gedung pengadilan.

Aku, komandan Oliver dan komandan Asier telah berhasil mengalahkan semua iblis yang tersisa. Kali ini, dipastikan tidak ada iblis lagi yang berada di wilayah gedung pengadilan ini.

"Akhirnya selesai juga," ucap komandan Asier.

"Kerja bagus, Asier. Tuan muda Rid juga, kerja bagus," ucap komandan Oliver.

"Iya, komandan. Ngomong-ngomong, kita memang sudah mengalahkan semua iblis yang ada disini, tetapi bagaimana jika ada iblis yang berhasil keluar dari wilayah gedung pengadilan ini ?," tanyaku.

"Sebelumnya aku melihat ada beberapa iblis yang pergi keluar dari wilayah gedung pengadilan untuk mengejar orang-orang yang kabur dari gedung pengadilan. Tetapi jumlah iblis yang kabur dari gedung pengadilan itu hanya sedikit dibandingkan yang masih berada di wilayah gedung pengadilan. Setelah itu, aku memerintahkan beberapa prajurit yang sedang berjaga di gedung pengadilan ini untuk mengejar beberapa iblis itu," ucap komandan Oliver.

"Aku juga memerintahkan prajurit milik ayahandaku untuk mengejar iblis itu. Aku juga tadi melihat Mina yang melompati pagar untuk keluar dari wilayah gedung pengadilan. Sepertinya dia disuruh ayahandaku untuk membantu dalam mengurus para iblis yang keluar dari wilayah gedung pengadilan. Aku yakin kamu belum kenal dengan Mina, dia itu adalah komandan dari prajurit yang dimiliki oleh ayahandaku. Aku yakin saat ini para iblis itu sudah diatasi oleh Mina dan para prajurit itu," ucap komandan Asier.

"Hmmm begitu ya. Dengan begitu sepertinya kita tidak perlu khawatir dengan iblis yang pergi keluar dari wilayah gedung pengadilan," ucapku.

"Jadi wanita prajurit bernama Mina itu adalah komandan prajurit Duke San Lucia. Mungkin komandan Mina itu merupakan satu-satunya wanita yang menjadi komandan prajurit Duke karena komandan prajurit Duke San Minerva dan komandan prajurit Duke San Angela adalah seorang laki-laki. Tetapi aku belum mengetahui komandan prajurit Duke San Quentine, ada kemungkinan kalau dia merupakan perempuan juga seperti komandan Mina. Jika begitu maka komandan Mina bukan satu-satunya wanita yang menjadi komandan prajurit Duke," pikirku.

Komandan Asier pun melihatku yang sedang memikirkan sesuatu.

"Sudah tidak perlu memikirkan itu, Rid. Tenang saja, aku yakin mereka yang sedang bertarung dengan para iblis di luar wilayah gedung pengadilan akan baik-baik saja," ucap komandan Asier.

"Ah....baik, kakak Asier," ucapku.

"Sebenarnya aku sedang tidak memikirkan tentang hal itu tetapi memikirkan tentang komandan Mina. Tapi ya sudahlah," pikirku.

Saat kami bertiga sedang mengobrol, tiba-tiba sesuatu jatuh di dekat tempat kami. Kami bertiga pun terkejut dengan sesuatu yang jatuh itu. Lalu kami langsung menoleh dan melihat ke arah sesuatu yang terjatuh itu. Sesuatu yang terjadi itu ternyata adalah seonggok daging yang sudah pipih dan hancur.

"Seonggok daging ?," tanyaku.

"Daging apa itu ? Karena keadaan daging itu sudah hancur parah, aku jadi tidak dapat mengetahui daging apa itu," ucap komandan Oliver.

"Aku juga, komandan," ucap komandan Asier.

"Halo, kalian. Sepertinya kalian sudah mengalahkan semua iblis yang ada di gedung pengadilan ya," ucap seorang wanita.

Suara dari wanita itu terdengar sangat familiar. Kami bertiga lalu menoleh ke arah datangnya suara wanita itu. Suara wanita itu datang dari arah atas, tepatnya di atap gedung pengadilan. Saat kami bertiga menoleh ke atap gedung pengadilan, kami melihat Ratu Kayana yang sedang duduk di pinggir atap gedung pengadilan sambil menatap ke arah kami.

"Yang Mulia Ratu," ucap komandan Asier dan komandan Oliver.

"Ya, ini aku. Ngomong-ngomong, aku tidak menyangka kalau ada Rid juga yang bersama dengan kalian berdua, bukankah kamu tadi terhempas keluar setelah diserang oleh Duke James, Rid ?," tanya Ratu Kayana.

"Ya, saya memang terhempas setelah diserang oleh Duke James. Tetapi saya langsung bangkit dan kembali kesini lagi, Yang Mulia Ratu," ucapku.

"Begitu ya. Tetapi apa kamu baik-baik saja ? Aku yakin serangan yang dilancarkan Duke James ke kamu itu sangat berbahaya, apalagi sampai membuat kamu terhempas menghantam beberapa bangunan," ucap Ratu Kayana.

"Saya baik-baik saja, Yang Mulia Ratu. Anda bisa melihat sendiri kondisi saya," ucapku.

"Yah kamu benar juga, kamu terlihat baik-baik saja. Baguslah kalau memang kamu baik-baik saja," ucap Ratu Kayana.

"Maaf karena telah memotong pembicaraan anda dengan tuan muda Rid, Yang Mulia Ratu. Saya ingin menanyakan anda tentang sesuatu. Barusan setumpuk daging jatuh dari atas langit, apa anda tahu sesuatu tentang setumpuk daging itu karena sebelumnya saya merasakan kalau anda juga sedang berada di langit jadi pastinya anda tahu tentang daging itu," ucap komandan Oliver.

"Ah itu, daging itu merupakan daging dari iblis yang baru saja kulawan," ucap Ratu Kayana.

Setelah mengatakan itu, Ratu Kayana pun turun ke bawah dan mendekat ke arah kami bertiga.

"Jadi begitu ya, daging ini merupakan daging dari iblis yang anda lawan," ucap komandan Oliver.

"Kelihatannya anda tidak menahan diri saat melawan iblis itu ya, Yang Mulia Ratu. Anda bahkan membuat iblis itu menjadi seonggok daging seperti ini," ucap komandan Asier.

"Aku sudah menahan diri, Asier. Jika aku tidak menahan diri, mungkin gedung pengadilan ini dan bangunan sekitarnya akan terkena dampaknya," ucap Ratu Kayana.

"Daripada itu, Yang Mulia Ratu, siapa iblis yang anda lawan ini ? Iblis-iblis yang menyerang gedung pengadilan berasal dari beberapa orang yang ada di gedung pengadilan jadi pastinya anda tahu siapa yang menjadi iblis yang anda lawan itu," ucap komandan Oliver.

"Iblis itu adalah tuan Darwin yang merupakan Duke San Minerva," ucap Ratu Kayana.

"Tuan Darwin ?! Jadi seonggok daging itu merupakan daging dari tuan Darwin ? Saya tidak menyangka kalau anda membuat tubuhnya menjadi seonggok daging seperti itu," ucap komandan Oliver yang terkejut.

"Yah itu masih mending daripada aku membuat seluruh tubuhnya lenyap. Setidaknya seonggok daging itu masih bisa untuk dikuburkan dan membuatnya mendapatkan pemakaman yang layak. Itu adalah sedikit belas kasihan dariku," ucap Ratu Kayana.

"Yah anda ada benarnya. Setelah mengetahui kalau tuan Darwin terlibat dalam rencana untuk membunuh anda dan seluruh keluarga San Lucia, seharusnya dia tidak perlu dimaafkan dan diberikan belas kasihan, tetapi anda masih memberikan belas kasihan dengan membiarkan tubuhnya tetap utuh meskipun sudah menjadi seonggok daging," ucap komandan Oliver.

"Lupakan tentang tuan Darwin, bagaimana dengan Marquess Marcelo dan tuan James ? Karena mereka juga terlibat dalam rencana untuk membunuhku dan mereka juga berubah menjadi iblis, setidaknya aku ingin mengetahui bagaimana nasib mereka," ucap Ratu Kayana.

"Kalau tidak salah, Marquess Marcelo masih berada di dalam gedung pengadilan. Di dalam gedung itu juga ada kepala akademi dan tuan Remy. Sepertinya mereka berdua lah yang bertugas untuk mengatasi Marquess Marcelo. Sementara tuan James berada di kobaran api yang besar itu," ucap komandan Oliver sambil menunjuk kobaran api besar yang ada di depan gedung pengadilan.

Ratu Kayana pun melihat ke arah kobaran api yang besar itu. Wajahnya sama sekali tidak terkejut setelah melihat itu.

"Jadi begitu. Aku sejak tadi penasaran kenapa ada kobaran api besar disini, jadi tuan James berada di dalam kobaran api itu. Ngomong-ngomong, siapa yang menyebabkan kobaran api yang besar itu ?," tanya Ratu Kayana.

"Tuan muda Rid lah yang menyebabkan kobaran api besar itu karena kobaran api besar itu berasal dari serangan tuan muda Rid yang diarahkan ke tuan James, Yang Mulia Ratu," ucap komandan Oliver.

"Jadi kamu ya yang melakukan itu, Rid. Kelihatannya kamu melakukan itu untuk membalas dendam atas perlakuan tuan James kepadamu sebelumnya," ucap Yang Mulia Ratu.

"Itu benar, Yang Mulia Ratu. Saya tidak menyangka kalau anda bisa mengetahui motif saya dalam menyerang Duke James," ucapku.

"Aku hanya menebak-nebak saja. Jadi apa tuan James sudah tewas akibat kobaran api itu ?," tanya Ratu Kayana.

"Sepertinya iya, Yang Mulia Ratu. Karena sejak tadi tuan James tidak bergerak keluar dari kobaran api itu. Bahkan saat kami sedang menghabisi beberapa iblis yang masih tersisa pun tuan James masih tidak keluar dari kobaran api itu. Itu berarti kelihatannya dia sudah tidak bisa bergerak dan tewas dalam kobaran api itu," ucap komandan Oliver.

"Hmmm begitu ya," ucap Ratu Kayana.

Setelah melihat ke arah kobaran api itu, Ratu Kayana pun memperhatikan sekeliling bagian depan gedung pengadilan. Terlihat ada banyak iblis yang sudah tewas dengan kondisi membeku ataupun dengan kondisi tubuh yang sudah terpotong-potong dan hancur.

"Sepertinya para iblis yang menyerang gedung pengadilan sudah berhasil kita atasi semua. Kalau begitu-," ucap Ratu Kayana.

Tetapi sebelum Ratu Kayana menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba Duke James melesat keluar dari kobaran api itu dan dengan cepat langsung menusuk Ratu Kayana dari belakang tepat di dadanya hingga menembus ke bagian depan dadanya. Duke James menusuk Ratu Kayana dengan tangan kanannya yang sudah dialiri oleh ~Dark Magic~.

Kami bertiga yang melihat itu pun sangat terkejut, terlebih kami bertiga sama sekali tidak menyadari pergerakan dari Duke James. Dia bergerak lebih cepat dari sebelumnya yang membuat kami tidak sempat untuk merespon. Apalagi, kami bertiga sebelumnya sudah mengira kalau Duke James sudah mati di dalam kobaran api itu karena dia tidak bergerak lagi setelah berada di dalam kobaran api itu. Hal itu membuat kami menjadi lengah.

"Yang Mulia Ratu!!!," ucap kami bertiga yang terkejut.

Kami bertiga sangat terkejut melihat Yang Mulia Ratu yang sedang ditusuk oleh Duke James.

"Sepertinya.....kita semua...dibuat lengah olehnya ya. Siapa yang menyangka...kalau iblis yang sedang dikendalikan ini....bisa merencanakan...sesuatu hal yang licik seperti ini," ucap Ratu Kayana dengan terbata-bata.

Meski begitu, Ratu Kayana mengucapkan perkataan itu dengan senyuman di bibirnya.

-Bersambung