webnovel

Chapter 236 : Pertandingan Harian, Irene vs Elaina

"Kalau begitu, pertandingan dimulai," ucap tuan Elgin.

Tuan Elgin pun langsung menepi ke pinggir arena, sementara Irene dan Elaina angsung menyerang menggunakan senjata mereka masing-masing. Mereka saling menyerang dari jarak dekat dan saling beradu serangan. Saat saling beradu serangan, ada satu momen yang membuat kedua senjata mereka saling beradu kekuatan untuk menekan lawan mereka masing-masing. Disaat saling beradu kekuatan itu, Irene berbicara dengan Elaina.

"Putri pedang, kenapa kamu membuat taruhan seperti itu dengan Rid sebelumnya ? Apa kamu ada perasaan dengan Rid ?," tanya Irene.

"Sepertinya kamu yang merupakan pacarnya saat ini sangat penasaran ya," ucap Elaina.

Mereka pun seimbang dalam adu kekuatan itu dan mereka berdua pun mundur beberapa langkah untuk saling beradu serangan lagi.

"Daripada disebut sebagai perasaan, mungkin lebih benar jika menyebut kalau aku tertarik pada senior Rid," ucap Elaina.

"Tertarik dengannya ?," tanya Irene.

Mereka saling mengobrol disaat mereka saling menyerang satu sama lain.

"Iya. Aku tertarik padanya setelah membaca surat kabar yang beredar beberapa waktu lalu," ucap Elaina.

"Jika kamu hanya tertarik, kenapa kamu mengajukan taruhan seperti itu dengannya ?," tanya Irene.

"Jika aku menjadi pacar senior Rid, aku bisa semakin dekat dengannya. Lalu jika semakin dekat dengannya, mungkin rasa tertarik ini akan tumbuh menjadi perasaan yang namanya cinta. Lagipula senior Rid cocok untuk dijadikan sebagai pasangan hidupku. Perempuan mana yang tidak mau memiliki laki-laki yang kuat sebagai pasangan hidupnya. Kamu pun juga begitu kan, senior Irene ? Makanya kamu membatalkan keikutsertaanmu dalam ~Matchmaking Battle~ untuk memperebutkan pangeran Charles dan memilih untuk berpacaran dengan senior Rid. Karena kamu tahu kalau senior Rid lebih kuat dari pangeran Charles," ucap Elaina.

"Aku tidak mau membicarakan tentang acara itu, tapi aku terkejut kalau kamu mengetahui tentang acara itu," ucap Irene.

"Keluarga San Lucia bukanlah satu-satunya keluarga yang dekat dengan keluarga kerajaan," ucap Elaina.

"Begitu ya. Daripada itu, jika pada awalnya kamu tetap mengajukan taruhan itu saat bertarung dengan Rid, kamu tidak akan bisa memenangkan taruhan itu. Selama di akademi ini, Rid tidak pernah kalah dalam bertanding melawan siapapun, jadi aku ragu kalau kamu bisa memenangkan pertandingan serta taruhanmu itu," ucap Irene.

"Aku tahu itu. Aku juga yakin kalau aku tidak bisa memenangkan pertandingan apabila aku melawan senior Rid. Lagipula aku mengajukan taruhan itu kepadanya hanya sebagai umpan saja," ucap Elaina.

"Umpan ya, jadi sejak awal kamu mengajukan taruhan itu kepada Rid agar aku terpancing dan membuatku ingin bertarung melawanmu," ucap Irene.

"Seperti yang diharapkan darimu, senior Irene. Sebelumnya kamu bilang sendiri kalau ada kemungkinan bagiku untuk menang melawanmu. Kalau begitu, aku tidak akan sia-siakan adanya kemungkinan itu," ucap Elaina.

~Blade Dance Technique : Rhythm of the Destruction Sword~

Elaina lalu mencoba menebas Irene tetapi Irene dapat menahan tebasan itu. Tetapi setelah menahan tebasan itu dengan rapiernya, Irene pun terdorong beberapa meter ke belakang. Elaina terus menyerang Irene dengan tebasannya itu meskipun berhasil ditahan oleh Irene. Tapi semakin sering Irene menahan tebasan itu, semakin sering juga Irene terdorong ke belakang dan saat ini jarak Irene dengan dinding arena semakin dekat. Lalu Irene pun terpojok di dinding arena setelah kembali terdorong saat menahan tebasan Elaina. Lalu Elaina pun melancarkan sebuah serangan kepada Irene yang terpojok.

~Swort Art : Destruction Slash - Wind Splitter~

Elaina pun menebas Irene tapi Irene berhasil menahan tebasan itu menggunakan rapiernya. Di dinding yang berada di belakang Irene, tiba-tiba muncul sebuah bekas goresan yang sangat dalam yang memanjang secara horizontal. Bekas goresan itu tercipta karena serangan yang dilancarkan Elaina.

"Serangan yang barusan itu lumayan berbahaya. Apa kamu berniat untuk membelah tubuhku ?," tanya Irene.

"Aku tahu kalau kamu akan dapat mengatasi seranganku tadi, tapi aku tidak menyangka kalau kamu akan dapat menahannya dengan mudah menggunakan rapiermu," ucap Elaina.

Kedua senjata mereka masih beradu namun tiba-tiba Elaina sengaja membuat pedangnya bergesekan dengan rapier milik Irene agar dia bisa bergerak ke samping Irene. Setelah dia berhasil bergerak ke samping Irene, dia pun melancarkan serangan kembali.

~Blade Dance Technique : Rhythm of Sword Thrust~

Elaina lalu mencoba untuk menusuk Irene secara bertubi-tubi. Tapi Irene berhasil menahan tusukan bertubi-tubi itu secara satu persatu menggunakan rapiernya. Elaina yang terkejut setelah melihat serangannya berhasil ditahan oleh Irene pun meningkatkan kecepatan serangannya. Tetapi Irene masih bisa untuk menahan semua serangan itu. Kemudian, Irene tiba-tiba menahan serangan Elaina dengan kekuatan yang cukup besar yang membuat pedang milik Elaina terangkat ke atas. Hal itu membuat pertahanan Elaina terbuka. Irene yang melihat itu pun langsung melancarkan sebuah serangan ke arah Elaina.

~Advanced Glacier Strike~

Serangan itu diarahkan dengan telak ke tubuh Elaina. Namun sebelum serangan itu berhasil mengenai Elaina dengan telak, Elaina langsung menggunakan pedangnya yang sebelumnya terangkat untuk menahan serangan milik Irene. Serangan itu pun berhasil ditahan oleh Elaina. Tapi karena serangan itu sangat kuat, serangan itu membuat Elaina terhempas menghantam dinding yang jauh berada di belakangnya.

*BUMMMMMMM

Suara benturan pun terdengar keras dan asap pun muncul di tempat Elaina menghantam dinding. Murid-murid tahun pertama yang menonton itu pun seketika terdiam. Sementara Chloe, Leandra, Lily dan yang lainnya pun langsung bersorak untuk Irene.

"Putri es sangat kuat sekali,"

"Apa putri pedang sudah kalah ?,"

"Tidak mungkin nona Elaina akan kalah semudah itu," ucap murid-murid tahun pertama itu.

Tiba-tiba dari balik asap yang menyelimuti tempat Elaina, muncul sebuah tebasan angin dari balik asap itu. Tebasan angin itu mengarah ke Irene, namun Irene langsung memotong tebasan angin itu menjadi dua dengan rapiernya yang sudah diselimuti oleh sihir es. Tidak hanya 1 tebasan angin, tetapi tebasan angin yang lainnya pun terus bermunculan dan mengarah ke Irene. Irene terus menebas tebasan angin yang mengarah kepadanya. Lalu asap yang menyelimuti tempat Elaina pun perlahan mulai menghilang. Terlihat Elaina terus melancarkan serangan tebasan angin jarak jauh ke arah Irene dengan menggunakan pedangnya. Terdapat beberapa luka ditubuhnya meskipun luka itu hanyalah luka kecil.

~Wind Sword Art : Consecutive Wind Slashes~

Elaina terus melancarkan tebasan angin ke arah Irene. Semakin lama, tebasan angin itu semakin cepat. Meski begitu, Irene masih sanggup untuk terus memotong tebasan angin yang mengarah kepadanya.

Beberapa saat kemudian, karena tebasan angin itu tidak juga berhenti, Irene memutuskan untuk melancarkan sebuah serangan kuat agar bisa menghancurkan seluruh tebasan angin itu sekaligus dan membuat Elaina berhenti menyerang menggunakan tebasan angin jarak jauhnya itu. Ketika sebuah tebasan angin mulai mendekati Irene, Irene pun bersiap melancarkan sebuah tebasan yang kuat.

~Ice Sword Art : Great Ice Slash~

Irene melancarkan sebuah tebasan es yang sangat besar ke arah tebasan angin yang mendekatinya. Tebasan angin itu pun langsung hancur begitupun juga tebasan angin yang berada di belakang. Tebasan es itu menuju ke arah Elaina sambil menghancurkan tebasan angin yang terus berdatangan. Elaina yang melihat itu pun sedikit terkejut.

"'Ice Sword Art' ? Padahal dia sendiri merupakan pengguna rapier. Kenapa dia menamai tekniknya seperti itu ?," pikir Elaina.

Lalu Elaina pun menghentikan tebasan angin berturut-turutnya dan langsung bersiap untuk melancarkan serangan yang lain.

~Wind Sword Art : Great Wind Slash~

Elaina melancarkan sebuah tebasan angin yang sangat besar ke arah tebasan es milik Irene. Lalu kedua tebasan itu pun saling beradu dan membuat ledakan kekuatan yang cukup besar. Ledakan itu juga membuat kabut es bermunculan di arena itu dan membuat penglihatan di arena itu menjadi terbatas.

"Kabut es ? Sepertinya kabut es ini muncul akibat tebasan es yang hancur itu," ucap Elaina.

"Lebih baik kamu berhati-hati terhadap kabut es ini, putri pedang," ucap Irene yang berada di sisi lain arena turnamen.

Irene dan Elaina tidak bisa saling melihat karena pandangan mereka terhalangi oleh kabut es ini. Tapi mereka masih bisa merasakan dimana masing-masing dari mereka berada.

"Berhati-hati untuk apa ?," tanya Elaina.

Tiba-tiba, Irene dengan cepat melesat ke arah Elaina dan langsung melancarkan serangan ke arahnya tanpa Elaina sadari.

~San Lucia Art : Freezing Air X-Slash~

Elaina terkena serangan itu dengan telak tepat di badannya yang membuat sebuah tanda X besar yang membeku muncul di badannya. Tanda X di badannya itu sangat besar, melebihi ukuran tubuh Elaina sendiri. Setelah ditebas seperti itu, Elaina pun menjatuhkan pedangnya. Sementara tubuhnya tetap berdiri karena tanda X yang besar itu terbentuk dari lantai arena hingga ke atas tubuh Elaina, sehingga tanda X itu menopang tubuhnya agar tidak terjatuh ke lantai arena.

"Aku menyuruhmu berhati-hati terhadap kabut es ini karena kabut es ini bisa menyebabkan kekalahan untukmu," ucap Irene.

-Bersambung