webnovel

Chapter 218 : Putri Pedang

"Sialan. Dari semua peserta yang ada, kenapa aku harus melawan perempuan ini ?," pikir Javier yang masih terbaring di tanah.

Kemudian dia langsung bangkit kembali dan melancarkan serangan ke arah perempuan itu.

~Flame Magic : Cluster Flame Ball~

Javier melancarkan sebuah serangan bola api ke arah perempuan itu. Perempuan itu berhasil menghindari serangan bola api itu, namun setelah menghindari bola api itu, bola api itu langsung meledak dan muncul banyak bola-bola api kecil dari dalam bola api tersebut. Bola-bola api kecil itu menyebar ke seluruh arena dan banyak dari bola-bola api kecil itu yang mengarah ke perempuan itu. Sebagian bola-bola api kecil yang menyebar sudah meledak karena bersentuhan dengan lantai dan dinding arena. Perempuan itu mengetahui kalau bola-bola api kecil itu akan meledak apabila disentuh, dia pun menghindari satu persatu bola-bola api kecil itu dengan gerakan yang sangat indah. Sambil menghindari bola-bola api itu, perempuan itu juga berusaha untuk mendekati Javier. Ketika semua serangan bola-bola api itu berhasil dihindari, perempuan itu pun langsung melesat dengan cepat ke arah Javier. Javier sedikit terkejut namun dia tahu apa yang harus dilakukan.

~Flame Magic : Flame Armor~

Javier menciptakan sebuah pelindung tubuh dari sihir apinya.

~Flame Sword~

Dia pun juga mengaliri pedangnya dengan sihir api. Sementara itu, perempuan itu bersiap untuk menyerang Javier.

~Blade Dance Technique : Rhythm of the Destruction Sword~

Perempuan itu pun melancarkan sebuah tebasan pedang ke arah Javier, tapi Javier langsung menahan tebasan itu dengan pedangnya. Dia berhasil menahan tebasan itu tetapi dia juga terdorong beberapa meter ke belakang akibat efek dari tebasan itu. Lalu perempuan itu pun terus menyerang Javier bertubi-tubi dan membuat Javier semakin jauh terdorong karena berusaha menahan tebasan bertubi-tubi itu. Setelah serangannya berhasil ditahan terus-menerus oleh Javier, perempuan itu pun melancarkan satu serangan yang kuat ke arah Javier.

~Sword Art : Destruction Slash~

Javier tidak tinggal diam, dia pun juga melancarkan serangan ke arah perempuan itu.

~Destruction Flame Slash~

Kedua serangan itu pun saling beradu. Javier dan perempuan itu sama-sama berusaha untuk menekan dalam adu serangan itu.

"Aku tidak ada masalah denganmu, tapi aku minta maaf karena aku harus mengalahkanmu. Aku harus menjadi murid di akademi ini karena ada seorang murid yang ingin kubunuh di akademi ini. Jadi lebih baik kamu jangan menghalangi jalanku, putri pedang," ucap Javier.

Javier meningkatkan kekuatannya dan mencoba untuk menekan perempuan itu dalam adu serangan itu. Perempuan itu pun sedikit demi sedikit mulai terdorong ke belakang, tetapi tidak ada kepanikan di wajah perempuan itu. Dia masih tenang dalam menghadapi situasi ini.

"Aku tidak percaya kalau seorang bangsawan sepertimu bisa mengucapkan kata 'bunuh' sebegitu mudahnya. Apa dirimu tidak diajarkan tata krama oleh keluargamu ?," tanya perempuan itu.

"Jangan mencoba menceramahiku, putri pedang. Meskipun secara status sosial, kamu lebih tinggi dariku, aku tidak akan patuh kepadamu," ucap Javier.

Javier terus meningkatkan kekuatannya dan menekan perempuan itu. Perempuan itu pun semakin terdorong. Melihat perempuan itu terus terdorong, Javier berniat untuk meningkatkan kekuatannya lagi agar bisa langsung menghempaskan perempuan itu. Saat Javier mau menghempaskan perempuan itu, perempuan itu pun menggerakkan pedangnya dan membuat pedangnya dan pedang Javier saling bergesekan. Perempuan itu memanfaatkan kedua pedang yang bergesekan itu untuk berpindah ke sisi kiri Javier. Javier yang awalnya berniat untuk menghempaskan perempuan itu dengan pedangnya, malah hanya menghempaskan angin karena perempuan itu sudah tidak berada di depannya.

"Pertahananmu penuh dengan celah," ucap perempuan itu.

Perempuan itu pun langsung menyerang Javier dengan teknik pedangnya.

~Blade Dance Technique : Rhythm of Sword Thrust~

Perempuan itu menusuk Javier dengan tusukan bertubi-tubi menggunakan pedangnya. Karena pedang yang digunakan perempuan itu tidak terlalu tajam, saat tusukan pedang itu rasanya seperti terkena tusukan dari benda yang tumpul. Meski begitu, tusukan dari benda tumpul juga dapat berdampak pada tubuh, apalagi kalau ditusuk dengan benda tumpul secara bertubi-tubi.

Meski menggunakan ~Flame Armor~, Javier tetap merasakan serangan itu mengenai tubuhnya. ~Flame Armor~ itu tidak dapat melindungi tubuhnya dari serangan itu dan hanya menunda kekalahannya yang sudah pasti itu. Setelah melakukan serangan tusukan bertubi-tubi, perempuan itu pun melakukan satu serangan tusukan terakhir yang membuat Javier terhempas sangat jauh ke belakang. Sebelum Javier terhempas, dia sempat berbicara kepada perempuan itu.

"Sialan kau...putri pedang. Padahal tinggal....sedikit lagi aku bisa menjadi murid...akademi dan membalaskan dendamku kepada...Rid Archie," ucap Javier.

Javier pun terhempas sangat jauh sampai menghantam dinding arena yang ada di belakangnya. ~Flame Armor~ yang digunakannya pun sudah menghilang karena serangan yang dilakukan perempuan itu. Javier pun tidak sadarkan diri setelah terkena serangan perempuan itu dan menghantam dinding arena. Nona Nora yang menjadi pengawas di pertandingan itu pun langsung mengumumkan hasilnya.

"Pemenang untuk ujian pertandingan antara Javier Buston melawan Elaina Stabile adalah.... Elaina Stabile," ucap nona Nora.

Peserta lain yang menonton pertandingan pun bersorak dan bertepuk tangan.

"Hebat sekali, nona Elaina,"

"Seperti yang diharapkan dari putri pedang. Putra dari seorang Marquess pun bukan apa-apa baginya,"

"Bahkan dia tidak mendapatkan satupun luka di pertandingan ini," ucap para peserta yang lain.

Elaina Stabile, putri dari komandan tertinggi kerajaan San Fulgen, Oliver Stabile. Karena ayahnya mendapatkan julukan sebagai Raja Pedang, dia pun sebagai putrinya juga ikut mendapatkan julukan sebagai Putri Pedang. Tetapi, julukan itu bukankah julukan yang diberi secara asal-asalan. Elaina mendapatkan julukan itu karena teknik berpedangnya yang luar biasa.

Setelah menumbangkan Javier dan dirinya dinyatakan sebagai pemenang, Elaina pun menaruh pedangnya kembali di pinggangnya. Elaina pun menatap ke arah Javier yang tidak sadarkan diri dengan 'menempel' di dinding yang dihantamnya.

"Hmmm jadi murid di akademi ini yang ingin kamu bunuh adalah Rid Archie ya. Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kamu dengannya, tapi aku rasa kamu tidak akan bisa untuk membunuhnya. Apalagi setelah mengetahui tentangnya dari surat kabar yang terbit beberapa waktu lalu, sudah pasti dia terlalu kuat untuk bisa kamu bunuh,"

"Ah, aku rasa aku telah bertindak tidak sopan dengan hanya menyebut nama 'Rid Archie' saja. Saat aku menjadi murid akademi nanti, dia akan menjadi seniorku. Sepertinya aku harus memanggilnya dengan sebutan 'senior Rid' apabila berjumpa dengannya," ucap Elaina.

Setelah itu, dia pun pergi meninggalkan arena pertandingan itu dan kembali ke bangku penonton.

-

Kembali ke ruangan rahasia tempat nona Karina berada.

"Seperti yang diharapkan, putri pedang dapat mengalahkan Javier dengan mudah. Yah, meskipun kelihatannya Javier tidak mengeluarkan seluruh kekuatannya saat ini. Beda dengan saat dia bertanding melawan Rid satu tahun yang lalu. Mungkin sekarang dia sudah menjadi lebih tenang," ucap nona Karina.

"Jadi yang bertarung dengan Javier itu Elaina ya. Tidak kusangka kalau kamu akan membuat mereka saling bertarung. Jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada Elaina, entah apa yang akan dilakukan komandan Oliver," ucap Ratu Kayana.

"Tapi nyatanya Elaina menang melawan Javier dan hal itu membuat Javier gagal untuk lolos menjadi murid akademi karena poinnya terlalu rendah. Setelah ini, dia tidak akan mengikuti ujian masuk lagi karena dia sudah gagal 2 kali di ujian masuk,"

"Daripada itu, ini salahmu karena tidak menangkap Javier lebih cepat, kakak. Jika dia ditangkap lebih cepat, aku tidak perlu repot untuk memikirkan bagaimana cara untuk menyingkirkannya dari ujian masuk ini. Apa kamu masih belum menemukan dalang dari percobaan 'subjek' itu, makanya kamu belum menangkap Javier sampai sekarang ?," tanya nona Karina.

"Kamu benar, alasanku belum menangkap Javier meski aku sudah mempunyai bukti-bukti yang menyatakan kalau dia merupakan 'subjek' adalah karena aku belum bisa menemukan dalang sebenarnya dari percobaan itu. Aku sudah mengutus beberapa prajurit intelijen milikku untuk mengawasi wilayah San Quentine terutama Rovinj. Tapi aku kehilangan kontak dengan mereka," ucap Ratu Kayana.

"Kehilangan kontak ?," tanya nona Karina.

"Iya, biasanya mereka melapor kepadaku setiap harinya tetapi akhir-akhir ini mereka tidak melapor kepadaku. Aku pun juga tidak bisa menghubungi mereka. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi dengan mereka," ucap Ratu Kayana.

"Aku rasa begitu. Mungkin ada seseorang yang menyadari kalau ada beberapa intelijen yang mengawasi daerah itu, lalu mereka melakukan sesuatu dengan intelijen itu. Kalau prajurit intelijenmu kehilangan kontak di daerah Rovinj, aku rasa ini ada hubungannya dengan Marquess Marcelo Buston, ayahnya Javier," ucap nona Karina.

"Mungkin iya, tetapi aku tidak mau gegabah dengan langsung menuduhnya seperti itu. Untuk sekarang, aku akan mengutus prajurit baru ke daerah itu untuk menyelidiki tentang apa yang terjadi dengan prajurit intelijen yang sebelumnya," ucap Ratu Kayana.

"Suruh para prajurit yang akan kamu utus itu untuk lebih berhati-hati, kak. Bisa saja mereka akan bernasib sama dengan prajurit sebelumnya," ucap nona Karina.

"Iya, pasti akan kulakukan," ucap Ratu Kayana.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan kabar putri Duke San Quentin- ah maksudku putri Violetta yang menjadi Holy Knights di Holy Kingdom, apakah kamu sudah mendapatkan kabar tentang apakah dia mau menjadi komandan yang akan memimpin prajurit yang berjaga di akademi ini ?," tanya nona Karina.

"Aku belum mendapatkan kabar tentang itu. Saat aku menghubungi Duchess Arnett, beliau bilang kalau beliau juga belum mendapatkan kabar dari putrinya. Jika kita tidak mendapatkan kabar sampai tahun ajaran baru dimulai, sepertinya kita harus mencari kandidat yang lain," ucap Ratu Kayana

-

Di hari yang sama, pada malam harinya.

Di pelabuhan San Quentine, terlihat sebuah kapal yang cukup besar telah tiba di pelabuhan itu setelah menempuh perjalanan yang jauh. Kapal itu pun bersandar di salah satu dermaga di pelabuhan itu, lalu kapal itu pun mulai menurunkan para penumpang yang menaiki kapal itu. Dari banyaknya penumpang yang turun dari kapal tersebut, terlihat ada seorang perempuan yang membawa tas lumayan besar sambil membawa sebuah pedang di tangannya. Terdapat banyak motif bunga yang menutupi hampir keseluruhan sarung pedang dari pedang yang dia bawa itu.

"Sudah cukup lama aku meninggalkan tempat ini, jadi terasa nostalgia," ucap perempuan itu.

Lalu perempuan itu mengangkat tangan kirinya dan dia pun langsung memperhatikan tangan kirinya itu. Tangan kirinya terlihat gemetar. Tidak hanya tangan kirinya, tangan kanannya yang digunakan untuk membawa pedangnya itu pun juga terlihat gemetar.

"Bahkan rasa takut ini belum juga menghilang sejak pertarungan itu. Sepertinya kembali ke kerajaan ini merupakan pilihan terbaik untukku agar bisa melupakan pertarungan itu," ucap perempuan itu.

Lalu perempuan itu pun berjalan meninggalkan pelabuhan San Quentine.

-Bersambung