Belakang sekolah, dengan tidak adanya kebisingan kendaraan yang berlaulalang, angin yang begitu meneduhkan, tentu menjadi tempat ternyaman yang di miliki olehnya.
"Maksudku, malu sama sepatu sendiri," perkataan yang membuat kecerdasan seorang Awan blank seketika. "Sapatu sendiri punya teman, kok kamu tidak?" tanyanya lagi.
Bukan malah merespon dengan baik, Awan hanya bisa planga plogo dengan apa yang di katakan oleh pria itu padanya.
"Kau tahu aku bukan?" tanya Robin melihat ke arah Awan.
Awan hanya menatap robin, sambil sesekali mengedipkan matanya.
"Huh!" robin menghela nafasnya. "Jadi kau tidak tahu tentang diriku, ya," ucap Robin. Ia benar-benar mengerti jika wanita itu tidak mengenal diriinya.
Siapa yang peduli dengan nama pria itu, yang di mata Awan hanyalah belajar dan belajar. Mungkin pacarnya adalah buku, tidak pernah di temukan seorang Awan tidak sedang bersama dengan buku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com