Gabby tidak menyangka kalau dia akan melawan perempuan yang kemarin ia temui.
Bukan hanya Gabby saja yang tidak mempercayai matanya. Bahkan perempuan itu pun membuka lebar mulutnya tanpa mengeluarkan suara apapun.
Wasit yang mengenakan seragam kuning hitam melihat wajah 2 remaja itu dengan pandangan curiga.
Mata Caroline yang berwarna coklat muda melihat Gabby dengan tatapan tidak percaya. Rambutnya yang berwarna merah muda kali ini dikuncir buntut kuda. Dia menggertakan giginya dan mengeluarkan nada sarkastik, "Wah, aku nggak nyangka kalau kamu peserta disini."
"Emangnya anak pecundang bisa ikut kejuaraan ini ya?" Lanjut Caroline.
Anehnya, tidak ada perasaan emosi ketika ia mendengar pertanyaan itu dari bibir lawannya. Gabby justru tersenyum lebar dan bertanya, "Nah makanya itu, aku juga bingung kok kamu bisa ikut kejuaraan ini?"
"Kamu...!"
Baru saja Caroline ingin membalas ucapan pedas Gabby, tapi dia sudah terlanjur diberi wasit itu tatapan peringatan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com