Mendengar suara tulang bahunya yang seperti dipatahkan membuat Kristina membesarkan kedua matanya. Perasaan nyeri di bahunya membuat wajah perempuan itu memucat, tanpa ia sadari perempuan itu langsung berlutut.
"Wow..." Bisik para penonton.
"Oh, astaga, bagaimana mungkin," Bisik Pelatih Samuel, pria itu menjatuhkan handphonenya.
"Bagus, bagus." Bisik Pelatih Henri.
Sejak melihat wajah pucat Gabby, Pelatih Henri sudah tahu kalau muridnya pasti akan kalah. Tapi, entah dirasuki oleh apa, muridnya itu bisa mengalahkan lawannya dengan cepat! Pria itu masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Dia mengusap kedua matanya, melihat ke arah panggung, lalu mengusap matanya lagi.
"Nak..." Ucap Daniel dengan pelan.
"Pak, ini..." Bisik salah satu juri.
Wajah berkeriput Jack kembali dihiasi oleh senyuman. Dia tidak menyangka Gabby, dengan kondisinya yang lemah, dapat mengalahkan Kristina. Pria itu menyandarkan punggungnya di kursinya.
��Anak muda itu berhasil membuatku kagum." Ujar Jack.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com