Qin Xiaochen terkejut ketika mendengar ucapan kakaknya, kemudian ia tertawa.
"Menghancurkanku? Siapa yang berani menghancurkanku? Aku ini tuan muda kedua dari keluarga Qin, oke? Jangan bercanda."
Fitur wajah Qin Xiaoting sesungguhnya tampan dan kaku. Matanya seperti mata elang, pangkal hidungnya sangat mancung, bibirnya tipis, dan semua itu tampak sangat dingin serta enak dipandang.
Ia pun membalas, "Aku tidak bercanda denganmu, ayo ikut aku."
Makanan sudah disiapkan, jadi mana mungkin Qin Xiaochen mau diajak pergi? Selama beberapa hari ini ia telah membayangkan dirinya bisa melahap masakan Mo Yangyang.
"Kakak, aku tahu kamu tidak ingin aku sembarangan kabur. Aku ini tidak sembarangan kabur. Aku hanya datang ke sini untuk makan. Kakak tenang saja, setelah makan aku akan kembali sendiri. Lagi pula, kakak juga punya banyak pekerjaan, jadi pergi dan kerjakan saja pekerjaanmu."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com