Rei kemudian melanjutkan jalannya, ia sampai di sebuah kursi besi berwarna silver tempat Ny Maya duduk, Rei memberikan air minum dan beberapa cemilan untuk di makan agar tenaga Ny Maya ada."Ini ibu minum dulu, biar ada tenaga ibu".
Ny Maya melihat ke arah Rei dan tersenyum sambil mengambil air minum yang di kasih sama Rei"Terimakasih Nak Rei, kamu sudah membantu ibu dan kamu sudah perduli sama ibu"Ucap Ny Maya dengan wajah sedih.
"Tidak perlu berterimakasih Bu, sudah kewajiban Rei untuk membantu ibu dan Alina, karena Rei sudah menganggap ibu dan Alina seperti keluarga sendiri!'jadi ibu tidak usah sungkan-sungkan jika butuh sesuatu, beri tahu Rei selama Rei bisa bantu "Jelas Rei dengan penuh keikhlasan dari hati.
Rei merasa tersentuh berada di dekat Ny Maya"Andai Alina mau menerimaku Bu, aku janji aku akan membahagiakan ibu dan Alina"Batin Rei.
Teringat dengan semua permintaan Ny Maya Rei ingin menyetujuinya, karena sekarang Rei melihat keadaan Alina yang butuh seorang untuk menjaganya.
Namun tidak mungkin Rei mengungkapnya sekarang karena bagi Rei ini bukan waktu yang tepat.
Beberapa menit kemudian Dokter Arya keluar dari ruangan.Spontan Ny Maya dan Rei langsung melangkah menuju dokter Arya.
"Apakah Nyonya dan Tuan keluarga pasien yang bernama Alina?'Tanya dokter Arya.
"Ya dokter saya ibunya"Jawab Ny Maya".Bagaimana kondisi anak saya dokter,apakah Alina baik-baik saja?'Tanya Ny Maya dengan cemas.
Dokter Arya menghelai nafas panjang"Alhamdulillah anak ibu bisa terselamatkan, kami sudah memberikan perawatan terbaik anak ibu, semoga anak ibu segera sembuh"Jawab dokter Arya.
Ny Maya langsung bersujud syukur mendengar jawaban dari dokter Arya" Syukur Alhamdulillah ya Allah, engkau telah menyelematkan putri hamba"Ucap Ny Maya.
Tanpa sadar Rei meneteskan air mata melihat Ny Maya yang bahagia mendengar kabar baik putrinya, Rei merasa bersyukur karena Alina bisa terselamatkan"Alhamdulillah ya Allah, engkau telah menyelamatkan Alina"Batin Rei.
Karena dokter Arya harus menangani pasien lain dengan segera ia pamitan kepada Ny Maya dan Rei" kalau begitu saya permisi dulu Nyonya, Tuan!' Dan sekarang anda boleh di izinkan masuk untuk melihat kondisi pasien"Lalu dokter Arya melangkahkan kakinya pergi ke ruangan pasien lainnya.
Rei merangkul Ny Maya"Baik dokter terimakasih"Jawab Rei,lalu membawa Ny Maya masuk ke ruangan Alina" Mari Bu kita masuk.
>>Ruang UGD<<
Alina masih terbaring lemah di tempat tidur, tenaganya beluk ada, wajahnya masih pucat. Ini adalah kantong darah yang ke dua yang dipasangkan di tubuh Alina agar dia cepat pulih kembali.
Mata Alina berkaca-kaca, air mata berjatuhan dari celah pinggir matanya. Entah apa yang ada di dalam pikiran Alina.
Alina melihat ke arah kanan, ia melihat wanita setengah baya dan laki-laki tinggi berkulit putih tersenyum kepadanya" Ibu..Bos Rei"Gumam Alina dengan lemah.
Ny Maya menangis tersedu-sedu melihat keadaan anaknya yang berbaring lemah"Alina,,,"Lalu Ny Maya melangkahkan kakinya mendekati Alina" Kenapa kamu melukai dirimu sendiri nak?' Jangan pernah kamu mengulanginya lagi"Ucap Ny Maya kepada putrinya.
Rei duduk di sebelah NY Maya sambil menatap Alina yang terbaring lemah" Syukurlah kamu baik-baik saja"Ucap Rei.
Alina merasa malu kepada dirinya sendiri, karena ia begitu nekat melakukan hal bodoh seperti ini. ia juga merasa bersalah sama ibunya karena telah membuat ibunya khawatir.
"Terimakasih Bos"Ucap Alina.
Rei membalas hanya dengan senyuman biasa, Alina mengerti kalau Rei merasa kesal sama dirinya.
Karena waktu sudah larut malam Rei terpaksa menginap di Rumah sakit, Rei melihat Ny Maya begitu kelelahan, Rei meminta Ny Maya untuk istirahat" Ibu sepertinya sangat capek, ibu istirahat dulu, biara Alina aku yang jaga Bu"
Mendengar ucapan Rei, Ny Maya terbangun ia melihat putrinya tertidur pulas" Baiklah nak, terimakasih sudah memperdulikan keluarga ibu" Ucap Ny Maya.
Lalu Ny Maya tidur di sofa, sedangkan Rei duduk di samping Alina. Rei sebenarnya kelihatan sangat capek tapi karena ia sangat peduli dengan Alina ia rela berkorban apa saja untuk orang yang ia cintai.