Kemudian Mereka semua menyiapkan peti jenazah untuk Danendra, Danendra di mandikan dan di kapani dengan baik.
Perlahan Jenazah Danendra di masukkan ke peti yang sudah di siapkan, komandan Danendra mengambil kontak keluarga nya di jakarta.
>>Jakarta sore hari<<
Waktu itu sudah sore Ibu dan papa Danendra sedang bersantai di ruang tamu, Novi sedang menyiram tanaman di halaman depan.
Tiba-tiba suara telepon rumah berdering" Siapa yang menelpon sore-sore gini?"Tanya Ibu Danendra kepada suaminya.
"Angkat saja bu siapa tahu penting"Jawab suaminya.
Ibu Danendra beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju ke arah telpon rumahnya"Ha...halo selamat sore"Jawab Ibu Danendra.
" Oh sore, ini dengan siapa?" Tanya komandan dari Papua.
"Ini saya ibu dari Danendra?" Jawab ibu Danendra.
"Ada apa ya?" Adakah yang bisa saya bantu?"Tanya ibu Danendra.
"Saya ini komandan Denendra, sebelumnya ibu tenang dulu...!" Menarik nafasnya dulu"Bersiap-siaplah menunggu kepulangan Danendra, karena sore ini kami langsung mengirim nya pulang"Jelas Komandan Danendra dengan suara tidak sanggup untuk memberi tahu keluarga Danendra.
Setelah mendengar penjelasan dari komandan Danendra ibu Danendra mempunyai firasat buruk tentang anaknya, tapi dia tidak mau langsung berpikiran negatif.
"Loh..bukannya kemarin kata Danendra dia belum bisa pulang pak dan kenapa tiba-tiba anak saya mau dikirim pulang?" Apakah anak saya sudah melakukan pelanggaran pak?"Tanya ibu Danendra.
Mendengar beberapa pertanyaan dari ibu Danendra komandan itu berfikir bagaimana cara menjelaskan supaya ibu Danendra tidak syok.
"Em...begini bu, Danendra tidak melakukan kesalahan, dia anggota yang sangat berbakat bu, namun takdir berkata lain,saya sebagai Komandan Danendra disini sangat merasa kehilangan atas kepergian anak ibu....!"saya harap ibu dan keluarga di sana bersabar atas musibah ini"Kelas Komandan Danendra,ia tidak tega memberi tahu keluarga Danendra,namun ini sudah menjadi tugas nya.
"Apa...ma...maksud komandan apa?" Jangan buat saya bingung seperti ini?"Tanya ibu Danendra,wajahnya berubah menjadi pucat,tangannya gemetaran.
"Sekarang kami akan mengirimkan jenazah Serda Danendra Prayaga"Ucap Komandan itu dengan nada tegas,namun menyimpan kesedihan.
"Tidaaaak...ini tidak mungkin....!"Anak ku tidak mungkin meningal?"Teriak ibu Danendra dengan histeris.
Ibu Danendra tergeletak pingsan di lantai,mendengar suara teriakan istrinya,suaminya terbangun dan melihat istrinya yang sudah tergeletak pingsan di lantai.
"Ibu..ibu kenapa?"Apa yang terjadi?"Tanya suaminya dengan panik.
Novi yang sedang menyiram halaman langsung lari kedalam,ketika mendengar teriakan tantenya.
Wajah Novi pucat dan dia sangat syok,melihat tantenya pingsan.
"Ada apa om?"Kenapa dengan Tante?"Tanya Novi dengan histeris.
"Om juga tidak tahu,tiba-tiba Tante kamu teriak dan jatuh pingsan"Jawab Om Novi.
"Ayok kita bawa ke kamar" Ucap Om Novi.
Lalu Novi membantu Om nya untuk mengangkat tubuh tantenya,di kamar Tv masih menyala.Tanpa sengaja berita tentang gugurnya seorang prajurit di siarkan.
Novi dan Om nya melihat acara berita itu,ketika melihat foto anaknya terpampang di Tv,Om Novi langsung syok.
Begitu juga dengan Novi,ia tidak percaya dengan berita itu"Ini tidak mungkin,,,,tidak mungkin Abang ku meninggal"Teriak Novi.
Bulir-bulir air mata berjatuhan membasahi pipi Novi,Om Novi merasa terpukul dengan berita yang dilihat di TV.
Seketika Om Novi terbangun dan membanting Tv itu" Aku tidak akan percaya berita hoax ini,,anak ku masih hidup,,,,aku tidak percaya"Ucap Om Novi dengan syok.
Tiba-tiba Tante Novi tersadar dari pingsannya"Tante,,,om Tante sudah sadar?"Teriak Novi.
"Pa..Novi...Abang kamu....!"Ucap Tante Novi,hanya Isak tangis yang mampu keluar waktu itu.
"Bagaimana ini pa,,,?'Danendra sudah tidak ada sekarang"Ucap Tante Novi yang masih terpukul.
Isak tangis yang tiada henti-hentinya di mereka.Jenazah Danendra sebentar lagi akan tiba,semua orang yang sudah mengetahui kabar duka itu pergi ke rumah Danendra.
Semua anggota di kerahkan kesan untuk menyambut kepulangan jenazah Danendra untuk yang terkahir.
Semua anggota berseragam Loreng,dengan sepatu kilat dan senjata yang ada di tangan mereka,bersiap siaga di setiap jalan.
>>Kantor pusat kota<<
Alina yang belum tahu kabar duka dari calon suaminya itu,masih sibuk bekerja di kantor di pusat kota.
Alina bekerja sebagai sekertaris di sana, Alina yang sedang mendampingi bosnya meeting dengan pakaian yang rapi.
Ketika semua sudah selesai,Alina bergegas keluar dari ruangan di samping bosnya. Di kantor pusat kota itu ada Tv yang di pasang di setiap sudut.
Berita kematian Danendra menjadi Viral,awalnya Alina tidak menghiraukan berita itu,namun ketika mendengar nama Danendra Alina langsung menghentikan langkahnya.
"Kenapa kamu berhenti Alina?'Ayo kita ada meeting lagi hari ini"Tanya bosnya,ia memberi tahu Alina untuk meeting lagi.
Alina yang masih syok dengan berita itu,tidak menghiraukan ucapan bosnya,ia melangkah semakin ke depan mendekati Tv di sudut kantor.
Terpampang jelas foto Danendra,Alina langsung jatuh kelantai"Tidak mungkin,,,,ini tidak mungkin terjadi,,,?'berita itu pasti bohong?'Ucap Alina,namun raut wajah Alina berubah menjadi memerah.
Bos Alina semakin penasaran,apa sebenarnya yang terjadi,kemudian bosnya menghampiri Alina.
Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Alina bangun.
"Alina apa yang terjadi sama kamu?' Ayo bangun Alina" Tanya bosnya.
Mata Alina berkaca-kaca, bulir-bulir air matanya berjatuhan" Tidaaaaaaaaaaak"Teriak Alina histeris,Alina yang sedari tadi menahan tangis kini mengeluarkannya dengan teriak.
Semua orang kantor kaget melihat ekspresi Alina yang tidak seperti biasanya. Bos Alina semakin tidak mengerti.
Kemudian bos Alina yang bernama Reino melihat ke arah TV".Apa mungkin ini terjadi?" Batin Reino sambil memegang jenggotnya yang seperti kumis kucing.
Semua pegawai kantor tidak berani mendekati Alina,mereka hanya melihat dari arah tempat mereka duduk.Apalagi ada Reino yang di kenal sebagai bos galak .
Reino sebenarnya sudah menyimpan rasa sejak lama kepada Alina,namun Reino tidak pernah mengungkapkannya.
Reino hanya mampu menyimpan perasaannya itu diam-diam,tapi dia selalu memberikan perhatian yang lebih kepada Alina.
Reino sangat sedih melihat Isak tangis Alina,ia mendekati Alina dan membujuk Alina untuk bangun" Alina aku mengerti dengan perasaanmu,ayo bangun Alina...aku akan mengantarmu pulang".Bujuk Rei.
"A...a...Ku masih tidak percaya pak,,,!'.kenapa musibah ini menimpa diriku?'.Kenapa tidak orang lain saja".Ucap Alina dengan lesu,bibir Alina kelihatan pucat dan pipinya memerah seperti buah cabe.
Rei membantu Alina bangun,,Rei menggandeng Alina sampai ke dalam mobil.Semua karyawan merasa iri kepada Alina.Karena perhatian Rei sangat di impikan semua karyawan di sana.