Alina masih membayangkan pertama kali ia bertemu sama Marcell, ia memeluk bantal dengan tidur tengkurap seperti kura-kura. Ia benar-benar menyedihkan, sungguh melelahkan menjadi seorang Alina yang tiba-tiba diingatkan lagi oleh bayangan almarhum Danendra. Apalagi Alina bertemu sama Marcell, yang memiliki wajah mirip banget sama Danendra, tidak ada perbedaannya sama sekali. Alina tidak bisa berhenti menangis, kedua bola matanya membengkak. Wajahnya memerah.
Ruang tamu.
Sedangkan Rei dan Marcell masih duduk di ruang tamu, mereka berdua terlihat Canggung. Marcell penasaran apa yang sebenarnya terjadi sama istri Rei. Ia beberapa kali melirik Rei yang terlihat diam dan tidak bersemangat.
"Apakah Aku sebaiknya pulang saja? Kenapa tiba-tiba Aku merasa tidak nyaman. Aku merasa bersalah sendiri, padahal Aku tidak tahu sama sekali kalau kejadiannya akan seperti ini" Batin Marcell sambil mengusap wajahnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com