Arka dongkol. Di pikirnya memejamkan mata dengan berbaring nyaman terlilit selimut sudah cukup mampu untuk membuatnya melanjutkan tidur. Namun ternyata kenyataannya salah, kepalanya masih saja sakit. Beban tumpuan berat seperti menimpanya saat ini. Lebih-lebih tenggorokannya yang kering. Akh... Mana ia lupa menyediakan air minum di meja nakasnya, lagi.
Dengan memberenggut, terpaksa Arka bangkit dari ranjangnya dan berjalan limbung sampai ke dapur. Ini yang menyebalkan di saat kondisinya sedang tak baik-baik saja sementara rumah sedang sepi, tak ada yang akan memperhatikannya. Melisa? Cih, wanita lampir itu mana mungkin peduli? Bahkan mungkin saat Arka dalam kondisi sekarat pun, Melisa pastinya hanya akan duduk menumpu satu kakinya dan dengan santai berucap, "Sukurin, karma karena ngelawan gue pasti."
Tok Tok Tokk
Saat Arka baru saja akan menenggak air putihnya, tiba-tiba saja terdengar suara pintu yang di ketuk beberapa kali.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com