webnovel

OUR JOURNEY

Judul sebelumnya: Rumitnya Persahabatan [REVISI] Entah berapa lama lagi kita dapat bersama. Intinya, waktu yang aku habiskan bersama kalian sangat berharga bagiku. Selalu ada canda dan tawa serta duka di setiap perjalanan kita

Enjizoo44 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
134 Chs

Bab 111

Acara sudah selesai, perlahan-lahan gedung pesta itu mulai sepi. Para remaja berkumpul di satu tempat dan masing-masing memegang jajan prasmanan.

"Enak kan bolunya?" Tanya Ibu Putra.

"Hmm, enak banget Tante. Bolu Tante emang gak pernah gagal sih," kata Reiga.

"Habis ini kita foto yah, Saya mau nyamperin besan saya dulu," kata Shrina kepada semuanya.

"Iya iya silahkan Bu," jawab Ibu Reiga.

"Ayah kemana, Bu?" Tanya Reiga.

"Lagi ngobrol sama Papa nya Nicholas sama yang lainnya," jawab Ibu Reiga. Fyi, ini ibu tiri Reiga.

"Gimana acaranya? Seru kan?" Tanya Sherina yang memasuki ruang tunggu.

Di ruangan itu ada dirinya, Renata, Adele, Freya, Nathan, Raya, Nicholas, Nayara, William, Justin, dan tentu saja ada Nia Twins.

"Seru dong, apalagi waktu band Triple N main. Beuh gila seru banget," kata Renata heboh.

"Kalian semenjak kapan mulai bikin Band?" Tanya Adele.

"Udah dari dulu sih, tapi berani publishnya baru-baru ini," jawab Nicholas.

"Dimana kalian latihan? Perasaan di rumah kalian gak ada bikin studio musik," tanya Sherina.

"Di laboratoriumnya Niko Ma," jawab Nathan.

"Niko ngorbanin labnya Niko buat latihan band. Sekalian belajar hal yang baru sih," kata Nicholas.

"Pantesan Mama gak pernah ngeh kalau kalian lagi latihan band, ternyata disana toh. Sukses terus ya buat band kalian," kata Sherina.

"Mending kalian bikin channel youtube aja, kan lumayan tuh bisa terkenal," kata Freya.

"Niko kan di Jepang, masak collab virtual gak seru," kata Nathan.

"Ya juga sih."

"Makan dulu gih semua," kata Sherina.

"Kita udah makan, tinggal kamu aja yang belum," kata Adele.

"Kapan kalian semua makan? Kok aku gak sempet makan?"

"Lo sibuk mondar-mandir nyambut tamu undangan sih. Kita mah tenang-tenang aja makan," kata Renata.

"Ya udah Gue mau makan dulu deh. Laper banget," kata Sherina lalu mengambil makanan.

"Ehh ayo di luar aja, udah sepi. Tinggal temen deket aja," kata Sherina.

"Nenek gak dateng Ma?" Tanya Nayara.

"Nggak nenek kamu sakit. Minggu depan kita jenguk," kata Sherina sambil memasukan makanan ke dalam mulutnya.

"Pelan-pelan bun makannya," kata Renata.

"Iya ini udah pelan," kata Sherina.

"Ma ayo buruan foto bersama," kata Rivano.

"Mama masih makan Pa," kata Nicholas.

"Emang Papa kamu tuh gak peka banget," ucap Sherina dan tetap fokus pada makanannya.

"Santai aja kali, kasihan Ibunya di kejar gitu," ucap Ayah Reiga.

"Anak-anak udah pada makan belum nih?" Tanya Arya.

"Buset Pak Arya ada di sini," kata Hao.

"Selamat malam mantan pak guru," kata Reiga.

"Bapak hukum ya kalian semua," kata Arya sambil tertawa.

"Ayah sekarang udah gak bisa hukum kita lagi, kita kan udah lulus," kata Nathan sambil meminum wine.

"Ehh Nath, bagi dong," ucap Putra yang sudah siap dengan gelas wine nya.

"Minta aja sama mas-mas yang ada di sana," kata Nathan sambil menunjuk seorang yang sedang mengelap meja dengan dagunya.

"Gue juga sekalian ya Put," kata Bang Jay.

"Lo gak di marah sama Mbak Andra nanti?" Tanya Saka.

"Makanya Lo jangan cepu jadi orang," kata Bang Jay sambil meletakan jari telunjuk di bibirnya.

"Gak perlu di kasih tahu juga Gue udah tahu," kata Mbak Andra yang sedang menggendong Zayn dan menggandeng Kanaya.

"Eh ada ayang, aduh kamu dari mana aja gak kelihatan dari tadi?" Tanya Bang Jay lalu menggendong Kanaya.

"Gapapa kamu minum untuk malam ini aja. Tapi habis ini kamu gak boleh minum lagi. Awas aja kalau kamu ngelanggar," ucap Mbak Andra.

"Makasih ya Ayy," kata Bang Jay lalu memeluk Mbak Andra sambil tersenyum girang.

"Papa sakit!!!" Rintih Kanaya yang terjepit di antara Bang Jay dan Mbak Andra.

"Ehh maaf ya kakak," kata Bang Jay lalu mengusap kepala Kanaya.

"Kak Putra mana?" Tanya Kanaya kepada Reiga.

"Kak Putra lagi sibuk, sama Kakak aja ya?" Kata Reiga.

"Gak!" Tolak Kanaya cepat dan segera berlari ke arah Putra yang baru saja datang dari mengambil wine.

"Ck!"

"Kanaya halo," kata Putra.

"Kakak habis dari mana?" Tanya Kanaya yang setia mengekori Putra.

"Habis ngambil minuman," jawab Putra lalu memberikan wine yang ia pergang kepada Bang Jay.

"Naya juga mau," kata Kanaya.

"Ehh kakak gak boleh, kakak masih kecil. Yang lain aja yah," kata Mbak Andra.

"Naya haus Ma," rengek Kanaya.

"Ya udah Kanaya ngambil yang lain aja yah sama Kakak. Ayo sini ikut kakak," kata Putra.

"Titip ya Put," kata Bang Jay dengan wine di tangannya dan dijawab acungan jempol oleh Putra.

"Deket yah ternyata Putra sama Kanaya," kata Mama Putra.

"Iya Tante, cuma sama Putra aja Kanaya deketnya. Kalau yang lain pas punya hadiah baru dia mau deket," kata Mbak Andra.

"Ini Zayn udah umur berapa?" Tanya Ibu Reiga.

"Udah dua tahun Tante," jawab Mbak Andra.

"Ya ampun gak terasa yah udah gede aja. Rasanya baru kemarin dateng ke syukuran tiga bulanannya," kata Ibu Andrew.

"Iya loh gak terasa cepet banget," kata Ibu Hao.

"Do'ain Zayn supaya cepet gede ya buibu," kata Bang Jay sambil mencium pipi Zayn.

"Nggghhh…. "

"Ayy jangan ganggu," kata Mbak Andra.

"Lebih sensitive Zayn dari pada Kanaya yah," kata Ibu Christ.

"Iya nih, kalau nggak sama Andra dia bakal ngamuk," kata Mbak Andra.

"Gak mau pisah sama Mama nya yah Zayn. Sama nenek mau gak?" Tanya Ibu Putra.

"Awas loh nanti dia nangis," kata Sherina.

"Makanya suruh Putra nikah cepetan, supaya bisa gendong cucu kaya Bu Sherina," kata Ibu Hao.

"Hao juga suruh tuh Ci nikah sama Alexa," kata Ibu Christ.

"Yah jadi keinget Alex kan jadinya. Tante ah," kata Hao yang langsung meletakan jajanannya.

"Loh Tante kan bilang Alexa bukan Alex. Salah sendiri ke inget Alex," kata Ibu Christ.

"Waktu pemakamannya Alex ibu-ibu sama bapak-bapak ada yang dateng gak?" Tanya Ayah Putra.

"Saya sih nggak, masih di Lampung soalnya gak bisa kesini," kata Ibu Reiga.

"Kalian semua baik-baik loh ya sama Alexa, kasihan dia. Kamu terutama sebagai pacarnya Hao," kata Ayah Hao.

"Iya Om, kita semua jagain Kak Alexa seperti malika kok," kata Christ.

"Kamu kira Alexa kedelai apa?" Omel Ibu Christ.

"Besok saya rencananya mau jenguk makam Alex," kata Ibu Putra.

"Ehh nitip salam ya nanti saya mau langsung balik ke Lampung soalnya," kata Ibu Reiga.

"Malem ini Bu? Seriusan? Emang gak capek?" Ibu Reiga mendapatkan pertanyaan bertubi-tubi dari Reiga.

"Besok adik kamu kan lulus dari sekolahnya. Lusa kita balik dan bakal menetap," jawab Ibu Reiga sambil tersenyum ke arah Reiga.

"Beneran ini Bu Reiga bakal menetap di sini? Wah senengnya ada temen akhirnya saya selain Andra," kata Ibu Christ.

"Iya asik nih jadi rame yang ikut arisan," lanjut Ibu Hao.

"Tinggal Ibu Niko aja nih yang harus menetap di Indonesia biar ikut arisannya gak virtual," ucap Ibu Putra.

"Iya deh saya usahain," jawab Sherina sambil bercanda.

"Lihat tuh Reiga udah senyum-senyum," kata Ayah Hao.

"Seneng lah Om setelah lebih dari empat tahun akhirnya bisa tinggal bareng lagi," kata Reiga lalu memeluk Ibunya.

"Ehh ayo semua keluarga sama ibu-ibu foto bersama dulu buat kenang-kenangan," ucap Sherina memanggil semuanya.

"Foto keluarga besar dulu yah," kata fotographer langganan Sherina.

"Nyonya Adele dan Tuan Thomas ayo kemari," ucap Rivano.

"Kami?" Tanya Thomas dan diangguki Rivano. Thomas dan Adele lalu menaiki panggung dan ikut berfoto.

"Raya, William ayo dong sini. Kok malah diem disana?" Kata Sherina. William dan Raya pun naik ke atas panggung juga.

"Raya berdiri di sebelah Nicholas dong," kata Sherina lalu menggandengkan tangan Raya di tangan Nicholas.

"Nah gitu, William…" Sherina tersenyum ketika melihat Nayara dan William yang secara mandiri berpose seperti seorang pasangan.

"Oke… satu…dua…tiga…" Cekrek.

"Ayo semuanya naik kita foto."

Satu foto keluarga perumahan telah jadi.

"Selamat untuk Papa muda kita yang satu ini," kata Ibu Christ.

"Makasih ya Tante udah nyempetin dateng walau pun sibuk," kata Freya.

"Tante mah gak sibuk."

"Sekali lagi selamat ya Bu Niko dan Pak Niko," kata Ayah Putra lalu memeluk Rivano.

"Iya makasih ya untuk semua yang udah menyempatkan diri untuk datang ke acara ulang tahun cucu saya yang ke satu tahun," kata Rivano.

"Kalau ada makanan mah kita di suruh dateng kondangan ke desa terpencil juga mau kali," kata Reiga.

"Lo aja kali, Gue sih ogah. Cuma demi makanan ke desa terpencil mending beli," kata Putra.

"Lo dari tadi bener-bener ya bikin Gue kesel mulu! Jadi nanti di rumah pohon ya," kata Reiga.

"Ihh Kak Putra Gue juga mau berantem sama Egi malam ini!" Teriak Karin.

"Ayo lah, kubu Reiga vs kubu Putra. Asik nih," ucap Bang Jay dan langsung mendapat geplakan renyah dari Mbak Andra.

"Gak boleh berantem sesama temen," ucap Ibu Putra.

"Gak berantem kok Tante, paling cuma bogem-bogeman doang," ucap Reiga santai sambil tersenyum licik.

"Gaya ae Lu Rei Rei," kata Hao.

"Tapi kan yang paling kuat di antara kita semua itu Kak Nathan abis itu Kak Reiga hampir setara kekuatan sama skillnya sama Kak Nathan. Otomatis kalau Kak Putra lawan Kak Reiga ya Kak Reiga lah yang menang," ucap Karin.

"Kita gak duel atau tawuran kok. Kita battle permainan yang biasanya," kata Nicholas.

"Itu kan juga lebih unggul Kak Reiga. Gue mending sama Kak Reiga aja deh," ucap Karin.

"Penghianat ya Lu Karin. Tapi gapapa Gue nerima Lo dengan senang hati di team Gue," kata Reiga.

"Siapa aja yang di team Kak Putra?" Tanya Egi.

"Gue sebagai ketua, Nicholas, Nathan, Bang Jay," jawab Putra.

"Di team Lo unggul semua bidang kecuali game ini sih. Gue pingin gabung sama Kak Reiga tapi udah keduluan Karin. Ya udah deh pasrah aja Gue," kata Egi.

"Nanti ya jam dua belas malem. Gue tunggu kalian semua di rumah pohon. Untuk sekarang mari kita makan camilan dulu," kata Reiga dan di setujui oleh semua temannya.

Sudah waktunya untuk memulai games. Tim Reiga dan tim Putra sudah bersiap dengan anggota masing-masing.

Anggota tim Reiga ada Reiga sebagai ketua, Karin, Christ, Saka, Hao, dan Nayara.

Anggota tim Putra ada Putra sebagai ketua, Nicholas, Bang Jay, Nathan, William, Egi, dan Andrew.

"Anggota tim Lu lebih satu kak, gak adil!" Teriak Karin yang berdiri di sisi kanan net. Remaja itu akan melakukan pertandingan voli kaki. Nayara dan Karin sudah terlatih melakukan ini.

"Justin masuk ke tim Reiga," perintah Bang Jay.

"Ihh sebenernya Gua ogah masuk timnya Kak Reiga. Tapi karena ada Kak Nay gapapa deh," kata Justin yang cengengesan lalu berlari menuju tim Reiga.

"Naksir ya Lu sama Nayara?" Tanya Andrew.

"Hati-hati Will di tikung sama adik Lu," teriak Saka.

"Gue juga gak mau kali Lo masuk ke dalam tim Gua," ucap Reiga tanpa mengalihkan tatapannya dari Putra. Mata kedua ketua tim itu bertemu.

"Woii! Ngapain Lo berdua tatap-tatapan kaya gitu? Beneran suka baru mampus!" Teriak Egi.

"Cepet Put, mulai permainannya. Gue udah gak sabar nih," kata Nathan sambil melakukan pemanasan ringan.

"Tenang-tenang semua, mereka gak mulai karena Gue masih ngambil terompet," kata Raya yang datang bersama Lily dan Astrid.

"Peluit kali."

"Iya itu bodo amat apa pun namanya intinya bunyi. Ya udah biar gak memakan waktu silahkan ketua tim suit dulu untuk menentukan siapa yang megang bolanya," kata Raya.

"Gak perlu!" Teriak Putra dengan penuh percaya diri.

"Kenapa? Lo mau Gue yang mimpin? Boleh, dengan senang hati Gue terima," ucap Reiga lalu merebut bola yang di pegang oleh Raya.

"Oke, permainan di mulai!"

Priiiitttt!!!!!

Reiga meneyervise bola ke arah Putra. Putra dengan sigap menendang dan mengoper bolanya ke arah Bang Jay.

"Bang Jay, oper sini," teriak Egi. Bang Jay menganggukan kepalanya dan mengoper bola itu ke arah Egi. Dengan kekuatan penuh Egi menendang bola itu ke bilik lawan. Sayangnya Karin dapat dengan mudah menangkis serangan Egi.

"Nice Karin!" Kata Saka.

"Sayang ku hebat banget," ucap Christ lalu memeluk Karin.

"Satu kosong," teriak Raya.

"Tch!"

"Gapapa Egi kita kejar sekarang," ucap Nathan sambil menggosok punggung Egi yang kesal karena serangannya di batalkan.

"Sak, oper nih," kata Reiga.

"Oke," balas Saka lalu mengambil bola yang diserahkan oleh Reiga kepadanya.

Saka menyervise bolanya dan dapat di ambil alih oleh Nathan yang terlihat mulai serius dengan permainannya.

"Kak Nathan udah mulai serius, kita gak boleh lengah. Semangat semua," kata Christ.

"Nik," teriak Nathan dan mengoper bolanya ke arah Nicholas.

Nicholas mengoper bolanya ke arah Putra dan Putra langsung mengoper ke bilik musuhnya. Justin mencoba untuk menangkis serangan Putra namun gagal. Justin terpeleset dan malah menjatuhkan tubuhnya.

"Satu sama," teriak Raya lagi dan membalik papan skor.

"Kita udah mulai serius, jangan lengah ya Lo," kata Putra dengan tatapan yang merendahkan.

"Gak usah ngurusin tim orang, urus tim Lo sendiri," balas Reiga dengan senyum smirknya.

"Wiilliam, servise," ucap Putra lalu mengoper bolanya ke arah William.

Dubrak!!!

"Apaan tuh?" Tim Reiga terkejut. Mereka bahkan tak melihat William menyervise bolanya.

"Bolanya tahu-tahu udah ada di sini aja," kata Justin heboh.

William menyervise bola dengan tendangan yang sangat kuat dan cepat. Mungkin tendangannya lebih cepat dari pada cheetah.

"Du-dua satu," ucap Raya yang juga masih terkejut dengan serangan William.

"Boleh juga," ucap Reiga dalam hati.

Untuk kali ini, William yang menyervise lagi. Dan lagi-lagi William memberikan serangan yang melampaui ekspetasi semua orang. Permainan berlanjut hingga pukul enam pagi. Pemenangnya tidak ada karena mereka sudah main sekitar sepuluh ronde tanpa henti, namun hasilnya tetap seri.

"Nathan belum bangun Fey?" Tanya Sherina yang sedang duduk santai di gazebo rumahnya.

"Iya Ma, kemarin dia main sama temen-temennya dan baru selesai jam enam pagi tadi," jawab Freya.

"Ya ampun, tapi itu udah biasa sih. Kalau nggak ada konflik internal ya cuma pingin ngabisin liburan sebelum balik kuliah lagi sih mereka," ucap Sherina.

"Iya katanya kemarin Putra sama Reiga bertengkar," jawab Freya.

"Tuh kan, Mama bilang juga apa. Kalau mereka marahan tuh gak pernah sampe pukul-pukulan sih. Palingan ya taruhan kalau nggak main game sampe pagi."

Setelah ini, semua remaja itu akan kembali berjuang untuk meraih masa depan mereka.

Nicholas dan Raya kembali ke Jepang untuk melanjutkan studi mereka. Dan juga Nicholas yang ingin belajar mengenai mesin. Sementara Raya ingin menjadi guru bahasa Jepang.

Nathan yang berjuang dengan kuliah dan juga perusahaannya sambil mengurus anak-anaknya bersama Freya. Freya yang juga sedang belajar menjadi ibu rumah tangga yang baik dan sedang mengembangkan toserba yang baru saja ia buka.

Reiga, Putra, dan Hao yang fokus mengembangkan bisnis dan tentu saja studi mereka. Bastian dan Gisel juga tengah berjuang untuk mendapatkan gelar sarjana di Amerika. Andrew, Egi, dan Christ memutuskan untuk pergi ke kampus yang sama. Karin dan Nayara juga melanjutkan studi mereka di universitas yang sama.

Saka memutuskan untuk tidak berkuliah dan mengembangkan toko kue bersama Astrid. William juga memutuskan untuk menghentikan studinya untuk sementara. William mendapat tanggung jawab untuk membangun kembali perusahaan kecil ayahnya yang terancam bangkrut karena pemimpin sebelumnya melakukan korupsi.

Bisnis Bang Jay dan Mbak Andra juga semakin berkembang. Bahkan mereka sudah membuka kafe di beberapa kota besar. Walau pun kadang, kehidupan rumah tangga mereka tidak baik-baik saja.

Hingga lima tahun sudah berlalu…

Happy valentine semua... ^o^

Enjizoo44creators' thoughts