Aku menjalani rutinitas seperti biasa, kerja di kantor sebagai jaksa, walau harus bangun lebih pagi agar tidak ketinggalan trem jam sibuk. Aku harus bertahan di posisi itu hingga tabunganku cukup, tak boleh ada yang menindasku lagi baik wanita ataupun pria.
Aku berwenang menyortir mana yang kuterima dan tidak, maka di sinilah aku sekarang. Jalan-jalan di tengah kota untuk berburu jajanan Bella. Aku berebut kupon makan promo karena gratis 50%. Itu penting agar aku bisa lebih berhemat, walau dalam perjalanan pulang ada homeless yang menarik hatiku. Dia tua, kelaparan, tidur di pinggir jalan karena tak punya rumah nan kedinginan. Kotak makanku pun kuberikan dengan senyuman lebar, berharap dia merasa baikan.
Dia berterima kasih seolah kotak tersebut adalah syurga, kebahagiaanku cukup dengan menangisinya ketika pulang. Aku seperti orang bodoh yang duduk di trem karena mengucek mata dengan pinggiran jaket, bukan karena kelaparan tapi lebih kepada bersyukur.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com