webnovel

OTHERWORLDLY SYSTEM[HIATUS]

GENRE: SISTEM, REINKARNASI, TRAVELER, OVERPOWERED, MULTIVERSE, HAREM, R-18(?) Fanfic pertama Menceritakan tentang remaja yang mati karena dibunuh oleh kelompoknya sendiri karena dianggap berkhianat, bertemu dengan DEWA dan mendapatkan sistem serta permintaan lain yang akan menjadikannya kuat. "Pergi ke Dunia yang berbeda untuk mendapatkan harem heeh aku akan melakukanya, merebut Heroine dari karakter utama dicerita aslinya hmm kenapa tidak.. aku akan merebut semua keindahan di Dunia lain" MC Jangan dipikirin soal alur cerita, oke. Ini fanfic jadi nikmatin aja. dunia pertama SAO dunia kedua HDXD dunia ketiga SHIELD HERO/TENSURA

Night_King_ · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
44 Chs

Chapter 37

Saat ini Yuu berada di sebuah kuil tempat dimana Shuri dan Akeno berada, dia menggunakan kamui untuk datang dengan cepat karena dia takut terlambat menyelamatkan kedua orang itu.

Namun saat datang dia hanya melihat reruntuhan kuil tempat Shuri dan Akeno, dan dia tidak merasakan makhluk hidup di reruntuhan itu.

Lalu Yuu memakai hakinya untuk mencari keberadaan mereka, beberapa saat kemudian dia menemukan keberadaan 2 orang yang di kelilingi oleh iblis di hutan dekat kuil.

"Cih, kuharap aku tidak terlambat" ucap Yuu

Lalu dia menggunakan kamuinya untuk pergi kearah hutan dimana tempat Shuri dan Akeno berada.

Saat Yuu sampai dia melihat Shuri dan Akeno di kelilingi oleh beberapa iblis, dia juga melihat bahwa keadaan Shuri sangat buruk namun dia tetap melindungi Akeno.

Tanpa pikir panjang dia menggunakan salah satu skill miliknya…

-TIME: STOP- ucap Yuu lalu waktu disekitar Yuu berhenti dan Yuu segera membunuh iblis yang mengelilingi Shuri dan Akeno menggunakan skillnya yang lain

"Matilah dalam ketiadaan" ucap Yuu mengarahkan tangannya kedepan…

-PENGENDALIAN SEMPURNA-ELEMEN RUANG: KETIADAAN- lalu para iblis itu mulai menghilang dimulai dari ujung kaki lalu naik keatas sampai sepenuhnya menghilang.

"Memakai skill ini tanpa membuka segel sungguh melelahkan" ucap Yuu

"Lupakan itu, sekarang aku harus mengobati mereka" lanjutnya

Lalu Yuu menjentikkan jarinya dan waktu kembali berjalan normal, saat waktu kembali normal kedua orang yang Yuu selamatkan hanya terdiam dan memandang Yuu seakan meminta penjelasan karena tiba-tiba semua iblis menghilang dan menyisakan Yuu yang berjalan kearah mereka

'Tampan' batin Shuri dan dia terlihat memerah setelah melihat Yuu

'Apa yang kau pikirkan Shuri, kau sudah punya suami dan putri kenapa kau berpikir seperti itu…tapi dia memang tampan, aahhh apa yang kupikirkan' lanjut Shuri dalam benaknya

"Siapa kau apa yang kau mau dariku dan ibuku" ucap Akeno setelah Yuu berada di depan mereka

"Haiss gadis kecil apakah itu sikapmu setelah aku menyelamatkan kalian" ucap Yuu

"Tapi…" ucap Akeno terpotong oleh ibunya

"Tidak apa-apa Akeno, aku tidak merasakan niat jahat darinya" ucap Shuri sedikit memerah karena mengingat pikirannya tadi

"Tapi bu kita tidak tahu apa motifnya menyelamatkan kita" ucap Akeno masih curiga

"Haha kau benar gadis kecil, seharusnya kau memang curiga pada orang yang tiba-tiba muncul didepanmu" Yuu

"Tapi…"

-TIME: RETURN- ucap Yuu lalu tubuh mereka diselimuti cahaya dan luka-luka mereka menghang seperti tidak pernah ada

"Tapi aku memang datang untuk kalian" lanjut Yuu

"Hebat, ini sihir yang hebat" ucap Akeno berbinar

"Begitukah, terimakasih pujiannya kalau begitu" ucap Yuu tersenyum yang mana membuat Shuri semakin memerah melihat senyum Yuu dan Akeno masih berbinar melihat sihir Yuu

"Terimakasih tuan karena telah menyelamatkan dan menyembuhkan kami" ucap Shuri membungkuk masih sedikit memiliki rona merah di pipinya

"Jangan pikirkan itu, aku memang datang untuk membantu kalian" Yuu

"Aku tidak mau kalian mati karena pria itu tidak ada disini" ucap Yuu pelan

"Apa maksudmu tuan" tanya Shuri dengan wajah yang ingin penjelasan

"Tidak apa-apa, apa kau ingin ikut denganku" tanya Yuu

"Maafkan kami tuan, tapi aku harus menunggu suamiku datang aku takut dia akan mencariku" ucap Shuri yang sebenarnya ingin ikut namun dia harus menunggu suaminya datang, yang mana itu membuat Yuu menjadi sedikit tidak senang

"Emm baiklah kalau begitu, aku akan menjaga kalian sampai suamimu datang" ucap Yuu tersenyum dengan terpaksa

"Terimakasih tuan" ucap Shuri

'Apa dia kecewa karena aku tidak mau ikut denganmu, tapi aku harus menunggu suamiku untuk meminta penjelasan' batin Shuri setelah melihat senyuman terpaksa Yuu

"Baiklah mari kembali ke kuil" ajak Yuu yang mereka hanya mengangguk

Lalu mereka berjalan kembali ke kuil tempat Shuri dan Akeno tinggal, mereka berjalan dengan diam tanpa ada yang berbicara kecuali Akeno yang selalu memandang Yuu namun Yuu hanya mengabaikannya.

Setelah berjalan beberapa saat mereka sampai di kuil dan Yuu berkata…

"Apakah kalian akan tetap disini" tanya Yuu

"Ya kami akan tetap disini menunggu suamiku dan ayah akeno datang" Shuri

"Jika aku bisa aku akan membawamu pergi meskipun aku harus memaksamu,namun aku tidak mau melakukannya aku tidak mau memaksamu untuk ikut denganku" gumam Yuu namun Shuri yang dekat dengannya mendengar gumaman Yuu dan bertanya…

"Apakah tuan akan membawaku dan Akeno, apa tuan seperti mereka yang menginginkanku dan Akeno karena suamiku adalah malaikat jatuh dan Akeno adalah setengah malaikat jatuh" ucap Shuri memasang wajah serius

"Kenapa kau berkata seperti itu" tanya Yuu

"Bukankah tuan tadi mengatakan seperti itu" ucap Shuri

"Apa kau mendengarnya" tanya Yuu lagi

"Ya aku mendengarnya meski kau berbicara dengan pelan" jawab Shuri

"Sepertinya aku terlalu memikirkan hal itu sampai pikiranku keluar" ucap Yuu

"Maafkan aku, aku akan pergi kalau aku membuatmu tidak nyaman" lanjutnya

Lalu Yuu mendekati kuil yang hancur dan memakai kemampuan waktu miliknya untuk membuat kuil itu kembali seperti semula, setelah selesai Yuu lalu berjalan melewati Shuri dan berkata pelan…

"Sepertinya kau benar-benar mencintai suamimu meskipun dia meninggalkanmu demi pekerjaanya dan membuatmu dan putrimu hampir mati" Yuu

"Kau tahu aku sedikit kecewa saat kau mengatakan akan menunggu suamimu, tapi karena itu pilihanmu aku tidak bisa berbuat apa-apa…jadi yah, semoga bahagia Shuri" ucap Yuu lalu pergi meninggalkan mereka

Shuri memiliki ekspresi terkejut mendengar perkataan Yuu dan Yuu yang tahu namanya meskipun dia tidak pernah mengatakan apapun tentang dirinya atau namanya, dia ingin bertanya namun Yuu telah pergi.

Shuri sebenarnya memang sudah memiliki sedikit perasaan pada Yuu dan dia juga sedikit kecewa dengan suaminya namun dia ingin mendengar penjelasan dari suaminya langsung karena itulah dia tidak bisa pergi dengan Yuu

"Aku tidak tahu bagimana perasaanku kurasa aku memang menyukaimu tapi aku sudah mempunyai suami dan putri, sebenarnya apa yang kau suka dari diriku ini" gumam Shuri pelan

"Maafkan aku, tapi aku harus mendengar penjelasan darinya kenapa dia tidak datang saat aku dan Akeno hampir dibunuh oleh iblis itu" lanjutnya

Sementara itu Akeno memiliki ekspresi cemberut karena pria yang menyelamatkannya dan menunjukkan sihir hebat pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa padanya.

"Mari kita masuk kedalam Akeno" ajak Shuri setelah dia menenangkan dirinya

"Baik bu" jawab Akeno lalu mereka masuk kedalam kuil

Sementara itu Yuu saat ini masih didekat sana memperhatikan mereka, dia memakai Stealth agar mereka tidak mengetahui Yuu ada disana.

"Apa aku sekarang sedang patah hati" gumam Yuu

[Tenanglah Kak, aku melihat dia memiliki sedikit perasaan pada Kakak namun dia bingung bagaimana perasaannya karena dia masih punya keluarga]

"Haiss biarlah, mari kita kembali saja" ucap Yuu lalu pergi menggunakan kamui miliknya untuk kembali ke rumahnya.

.

.

.

Beberapa hari terlewati setelah Yuu menyelamatkan Shuri dan Akeno, saat dia sampai dirumah semua istrinya bertanya kenapa dia datang sendiri dan Yuu menjelaskan semuanya saat bersama Shuri yang membuat semua istrinya mencoba menenangkan Yuu karena Yuu memiliki ekspresi suram saat menceritakan tentang Shuri yang tidak mau ikut dengan Yuu.

Kembali ke cerita…

Yuu saat ini bermain bersama Kazumi di taman bunga di dunia jiwanya bersama semua istrinya yang bermain dengan Yui dan Shirone disana

"Hei gadis kecil kenapa kau selalu memandangku, apa ada sesuatu di wajahku" ucap Yuu melihat Kazumi dipelukannya selalu memandangnya setiap waktu

"Kyau kya" ucap Kazumi seakan membalas perkataan Yuu

"Hahaha kau ini seperti mengerti saja" Yuu

"Apa kau mau melihat sihir gadis kecil" tanya Yuu

"Kyaau" jawab Kazumi

"Hehe baiklah perhatikan ini" lalu Yuu mengeluarkan sihir api miliknya dan membuat berbagai jenis bentuk dari binatang yang seakan hidup

"Kyaaau" Kazumi yang melihat itu tertawa senang

"Haha kau ini selalu menyukai hal-hal aneh ya gadis kecil, bayi berumur 5 bulan menyukai sihir api yang berbahaya" ucap Yuu

'Meskipun berbentuk binatang' batinya

Darimana dia tahu umurnya 5 bulan? Yuu melihat status miliknya setelah beberapa hari bersama Kazumi, awalnya dia lupa kalau dia bisa melihat status orang lain karena dia hampir tidak pernah memakainya sejak awal dan dari sanalah dia tahu usia Kazumi

"Kyaa kyau" ucap Kazumi memasang muka seakan tidak suka Yuu mengatakan dia aneh

"Baiklah baiklah maafkan aku oke" ucap Yuu

"Kau gadis kecil terlalu pandai kau tahu, kau seakan mengerti semua perkataanku padahal umurmu baru 5 bulan kau juga sudah bisa merangkak yang seharusnya kau harus berusia 7-8 bulan dahulu" lanjutnya

"Kyau" ucap Kazumi seakan bangga dengan itu

"Hoo kau gadis kecil menjadi sombong heh"Yuu

"Sepertinya aku harus menghukummu ya" ucap Yuu lalu menggelitiik Kazumi yang membuat Kazumi tertawa keras karena tindakan Yuu

Semua orang yang melihat interaksi Yuu dan Kazumi hanya tersenyum karena Yuu terlihat sangat senang dengan Kazumi dan Kazumi juga sangat melekat dengan Yuu

'Kalau kau ingin seorang putra/putri kenapa kau tidak membuat kami hamil saja, Yuu bodoh' batin semua istrinya

"Papa Yui ingin bermain dengan Kazumi" ucap Yui tiba-tiba

"Kemarilah Yui, kau sudah jarang bermain dengan Papa sejak kau mempunyai teman baru" ucap Yuu pura-pura sedih

"Eh Yui bukannya tidak mau tapi papa selalu sibuk jadi Yui hanya bermain bersama Kak Shirone" jawab Yui

"Hee kau memanggil calon ibumu kakak" ucap Yuu

"Tapi usianya tidak jauh berbeda dengan Yui dan juga Kak Shirone belum menikah dengan papa jadi Yui memanggilnya kakak" jawab Yui

"Pfftttt, sepertinya Yui lebih pandai dari Papanya yang hanya tahu mencari istri saja" cibir Asuna

"Benar, Yui saja tahu jika Shirone masih kecil" tambah Suguha

"Kalian ini selalu saja membullyku" ucap Yuu

"Hahaha karena kau memang pantas dibully" ucap Asuna

"Cih bilang saja kau senang dengan itu" ucap Yuu

"Eh kau tahu itu" ucap Asuna seakan terkejut

"Kau ini, bukannya menyenangkan suamimu malah selalu membullyku" ucap Yuu

"Seperti kau pernah menyentuh kami saja" balas Asuna dengan nada mengejek

Yuu yang mendengar ini terdiam dan memalingkan muka

"Lihat kau tidak bisa menjawab" tambah Asuna

"Hmph bukannya aku tidak mau tapi ini belum waktunya" ucap Yuu

"Bilang saja kau takut" cibir Asuna

"Aku tidak takut" bantah Yuu

"Lalu lakukan dengan kami dan buat kami hamil" ucap Asuna tegas

"Eh ii.itu aku…"

"Nah kau takut bukan" tambah Asuna tanpa menunggu Yuu menjawab

"Aku.aku akan melakukannya nanti" ucap Yuu

"Hee benarkah, kalau begitu aku akan memberimu waktu 1 minggu untuk melakukannya" Asuna

"Jika kau masih tidak menyentuh salah satu dari kami jangan pernah berpikir untuk menyentuh kami selamanya" ancam Asuna

"Bbbaik" ucap Yuu dengan berkeringat mendengar ancaman Asuna

"Bagus, kami tunggu 1 minggu lagi" ucap Asuna

Sedangkan istrinya yang lain mendengar pembicaraan Yuu dan Asuna berharap Yuu akan melakukannya dengan mereka untuk pertama kalinya

'Semoga aku yang menjadi pertama untuknya' batin mereka semua termasuk Asuna

"Lihat Mamamu membullyku gadis kecil" ucap Yuu memeluk Kazumi

"Kyaa kyau" ucap Kazumi yang seakan mengatakan "rasakan itu"

"Sepertinya kau mengatakan sesuatu yang buruk tentangku bukan gadis kecil" ucap Yuu

"Saatnya hukuman lagi karena kau juga ikut-ikutan membully Papamu" lalu Yuu kembali menggelitik Kazumi yang membuatnya kembali tertawa keras

Mereka bermain sampai sore hari lalu mereka masuk kerumah mereka di dunia jiwa untuk menyiapkan makanan untuk makan malam dan yang lainnya membersihkan diri sebelum pergi untuk makan bersama.