Sayangnya, aku belum sempat poto orang tersebut buat kasih tahu ke Lusi Wulandari. Namun, apakah semua berkaitan tentangnya bakal terbongkar? Secara 'kan ia mengatakan padaku, "Heh ... loe ngapain di sini? Memang loe punya hubungan sama sahabat gue? Jangan mengadi-ngadi deh, lebih baik jujur aja." Gila nih, orang sok kenal banget sama calon Istriku. Perasaan selama main ke sini belum pernah lihat ia berkunjung ke rumah sahabatnya.
Boro-boro yang ada malah teman SMA Lusi paling sering main ke rumah, sedangkan dia baru kali ini kulihat dengan parasnya tak begitu terpesona untuk di pandang. Bayangkan saja selama berdebat dengannya, aku enggak pernah saling tatapan. Saking geli melihatnya seperti preman terkuat di Jakarta barat. Enggak cuma itu saja, masih banyak kok seluruh badannya banyak tato dari ujung kepala sampai kaki. Terutama setelah ada warga komplek lewat heh ... minta uang buat masuk kompleks, sontak aku kagetlah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com