Pagi hari setelah sarapan ...
Jung Kook mencoba memancing di rumah terapung. Bukan untuk disantap ikannya tapi bila terkena pancingan akan Jung Kook kembalikan ke sungai lagi. Hana duduk di kursi santai sambil menggendong Kiki.
Tapi ikan tak kunjung datang. Hana dan Kiki mengantuk. Mereka tidur lagi karena angin sepoi-sepoi yang berhembus.
"Noona ... Aku dapat ikannya" seru Jung Kook setelah ia merasa ada sesuatu di kailnya. Hana terbangun.
Ki ... Appa dapat ikan.
Tapi setelah Jung Kook menarik kailnya ternyata bukan ikan tapi tanaman air di bawah sungai. Gurat kekecewaan nampak di wajah Jung Kook. Ia ingin pamer bila ia bisa mendapatkan ikan.
Sampai akhirnya Jung Kook menyerah dan berlatih lagi. Ia mulai membalut tangannya dengan kain. Memakai sarung tinju dan memukul samsak.
Hana dan Kiki hanya berada di rumah terapung. Setelah bosan Hana mengajak Kiki untuk jalan-jalan di sekitar area liburan mereka.
"Ki ... Ada kupu-kupu" Hana menunjuk ke arah kupu-kupu yang sedang hinggap di kelopak bunga.
Hana menggendong Kiki supaya Kiki bisa melihat kupu-kupu tersebut.
"Nabiya ... Nabiya ..." Hana dan Kiki mulai bersenandung.
"Klik ... Klik ..." bunyi kamera yang dipegang Tae Tae. Ia tidak sengaja bertemu Hana dan Kiki saat memotret pemandangan.
Tae Tae memotret Hana yang sedang menggendong Kiki.
Hana ...
Kau sudah menjadi milik Jung Kook sekarang.
Bila kalian berpisah, apa aku masih bisa mendapatkan hatimu?
"Oppa ... " Hana menyadari keberadaan Tae Tae.
Hana, Tae Tae dan Kiki akhirnya berjalan bersama. Tak sengaja mereka menemukan kedai makanan.
Tae Tae mengajak Hana dan Kiki makan.
Hana melihat menu.
"Oppa pilih apa?"
"Bibimbap"
"Kalau gitu aku juga sama bibimbap"
"Kiki?"
"Kiki gabung sama aku aja"
"Takut nggak habis"
Tae Tae memangku Kiki. Kedai makanan sederhana ini tidak menyediakan kursi untuk anak.
Bibimbap pesanan Hana dan Tae Tae datang. Tae Tae menyuapi Kiki.
"Tae ..." seseorang memanggil Tae Tae.
"Eh ... Hyung ..."
"Kamu sama istri dan anakmu?"
"Nikah kok nggak undang-undang"
"Keinginanmu buat cepet punya anak terwujud"
Seandainya saja Hana itu istriku dan Kiki itu anakku.
"Bukan ..."
"Ini temanku, Hana. Dan ini Kiki, anaknya" Tae mengenalkan Hana dan Kiki ke kenalannya.
Tae Tae dan kenalannya berbincang-bincang sebentar.
"Aku pergi dulu"
"Kabari kalau kamu ke sini lagi"
"Nanti aku traktir" kenalan Tae Tae pamit.
"Okay, Hyung. Hati-hati di jalan"
Hana memesan satu bibimbap lagi untuk Jung Kook.
"Oppa ini ..." Hana mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar bibimbap yang dimakannya dan yang dipesannya untuk Jung Kook.
"Nggak usah. Hari ini aku traktir"
"Gomawo, oppa"
"Lain kali aku traktir oppa"
"Aku maunya ditraktir di restoran hotel bintang lima"
"Aku bisanya traktir yang murah aja, oppa"
"Uangku itu dari Jung Kook"
"Nggak mungkin aku traktir oppa yang mahal-mahal"
"Becanda ... Becanda ..."
"Ayo kita pulang"
Tae Tae menggendong Kiki. Jung Kook yang melihat Hana berjalan di samping Tae Tae merasa cemburu lagi.
Kenapa Noona jalan berdua sama Tae Hyung?
Pakai bawa Kiki segala.
Mau bikin aku cemburu lagi?
"Noona ..." Jung Kook memanggil Hana. Ia berusaha untuk tidak cemburu.
Mereka itu cuma teman.
Cuma teman.
Iya ... Cuma teman.
Jung Kook mensugesti dirinya.
"Kookie ... Ini ada bibimbap"
"Traktiran Tae oppa"
"Noona sudah makan?"
"Sudah"
"Kiki juga sudah makan"
Hana mulai mengaduk bibimbap untuk Jung Kook. Tangan Jung Kook masih mengenakan sarung tinju jadi Hana yang menyuapi Jung Kook. Hana juga mengelap bibir Jung Kook yang sedikit belepotan.
Tae Tae yang melihatnya cemburu.
Seharusnya aku yang berada di posisi Jung Kook.
Seharusnya aku yang Hana suapi saat ini.
Tae Tae meremas-remas botol kosong bekas minumnya.