webnovel

demam part 2

Dan janin yang dipertahankan Hana itu sekarang sudah menjadi bocah laki-laki mungil berumur 2 tahun yang bernama Kiki.

Kiki hendak mendekati ibunya. Ia ingin ikut memasang kompres di dahi ibunya. Seperti saat ibunya juga mengompres dirinya saat demam.

"Kiki jangan dekat-dekat eomma. Nanti Kiki ketularan. Kasihan appa kalau Kiki ikut sakit." Hana berucap ke Kiki.

"Sekarang Kiki tidur, ya. Eomma juga mau tidur," ucap Hana lagi.

"Obat." Kiki menunjuk kotak obat yang tidak terjangkau olehnya.

"Kiki mau eomma minum obat?" Hana bertanya.

Kiki menganggukkan kepalanya. ia ingin ibunya cepat sembuh.

"Kookie ... Tolong ambilin kotak obat," pinta Hana ke Jung Kook.

Jung Kook pun mengambil kotak berisi obat yang sengaja ia taruh agak tinggi supaya Kiki tidak bisa meraihnya karena ia takut kalau Kiki akan memakan obat yang mungkin ia kira permen.

"Apa Noona boleh minum obat?" Jung Kook takut karena bisa jadi sudah ada adik Kiki di perut Hana. Dan ibu hamil tidak boleh sembarangan minum obat karena bisa membahayakan janinnya.

"Kalau Paracetamol aja boleh. Tolong belahin jadi dua."

Jung Kook membelah Paracetamol 500 mg menjadi dua sehingga dosisnya tidak terlalu besar untuk Hana. Ia juga mengambilkan air hangat untuk Hana.

Hana meminum obat.

"Eomma sudah minum obatnya, Ki."

Kiki menjadi sedikit lebih tenang. Tapi Kiki masih ragu untuk tidur. Biasanya ada night kiss dari ibunya sebelum ia tidur.

"Hari ini kita kiss jauh aja, Ki." Hana menaruh jari-jarinya di bibirnya lalu melayangkannya ke arah Kiki. Kiki balas melakukan flying kiss ke ibunya. Lalu ia mulai tidur di ranjang mungilnya. Tapi Kiki masih terus melihat ibunya.

"Kookie ... Tidurin Kiki dulu. Sudah malam ini."

Jung Kook mulai menepuk-nepuk ringan pantat Kiki. Perlahan mata Kiki tertutup dan ia pun tertidur.

"Kookie ... Kau juga harus tidur."

"Aku jagain Noona dulu. Nanti kalau Noona tidur, aku juga tidur."

Hana mulai menutup matanya. Ia berusaha untuk tidur. Tapi ia belum juga bisa tidur.

Jung Kook mengira Hana sudah tidur. Ia berbaring di sebelah Hana. Tak lama kemudian ia tertidur.

Hana melihat wajah Jung Kook yang tertidur pulas. Sama persis saat ia melihat Jung Kook yang tertidur saat menjaganya saat demam dulu.

Kookie ...

Terima kasih untuk semuanya.

Sudah menjadi suami yang terbaik untukku.

Sudah menjadi appa yang terbaik untuk Kiki.

Dulu aku mengira akan membesarkan Kiki sendirian karena kau menolak keberadaannya.

Tapi ternyata aku salah.

Kau selalu bertanggung jawab atasku dan Kiki.

Terima kasih juga untuk cintamu yang besar kepadaku.

Entah kapan aku bisa mencintaimu seperti engkau mencintaiku.

"Noona belum tidur?" Jung Kook tiba-tiba membuka matanya.

"Aku haus."

Jung Kook mengambilkan Hana gelas yang berisi air.

"Gomawo." Hana berterima kasih. Ia meletakkan gelasnya di atas nakas.

"Kookie ..."

"Hmmm ..."

"Nggak jadi." Hana sebenarnya ingin dipeluk Jung Kook. Tapi ia takut demamnya menular ke Jung Kook.

Tapi Jung Kook tahu maksud Hana. Ia merapatkan tubuhnya ke tubuh Hana. Badan Hana terasa hangat oleh panas tubuh Jung Kook.

"Kookie ... Aku takut kau tertular."

"Sst ... Sudah waktunya tidur." Jung Kook tetap memeluk Hana.

Noona ...

Aku tak pernah takut tertular penyakitmu.

Malah kalau bisa, biar aku saja yang demam menggantikan dirimu.

Biar aku saja yang sakit dan kau tetap sehat.

Sedangkan di pikiran Hana ~

Kookie ...

Pria yang seharusnya aku cintai itu dirimu.

Pria yang boleh berada di hatiku hanya dirimu.

Kookie ...

Maafkan aku selama ini.

Sudah menyakiti perasaanmu.

Mari kita mulai lagi dari awal.

Tetap genggam erat tanganku ...

Sampai akhirnya kita menuju garis finish bersama.

Hana yang merasa nyaman pun tertidur.