Setelah memakan es krim, Hana, Jung Kook dan Kiki berbincang-bincang di ranjang.
"Nama appa Kiki siapa?" tanya Hana ke Kiki yang masih batita.
"Kookie." jawab Kiki.
Mungkin karena aku sering memanggil Jung Kook dengan Kookie.
"Jeon Jung Kook." Hana membenarkan Kiki.
"Nama eomma Kiki?"
"Noona." Kiki menjawab.
Mungkin karena Jung Kook sering memanggilku Noona.
"Bukan Noona. Nama eomma itu Jeon Ha Na. Ulangi lagi." Kiki masih kecil jadi Hana harus sering mengulangi.
"Jeon ... Noona." Kiki salah lagi.
"Noona itu sebutan untuk laki-laki ke perempuan yang lebih tua."
"Eomma tua?" ucap Kiki dengan polosnya.
Jung Kook tertawa "Iya, Ki. Eomma sudah tu ... Akhhhhhh ..." Jung Kook meringis kesakitan. Hana mencubitnya dengan sekuat tenaga.
"Sakit, Noona." Jung Kook menggosok-gosok area yang dicubit Hana.
Kiki yang nyebut Noona itu tua, kenapa aku yang kena cubit. Selalu aku yang jadi sasaran. ~ Jung Kook merasa kesal.
Hana tak pernah tega untuk mencubit Kiki yang masih kecil. Jadinya Jung Kook yang selalu jadi korban.
"Eomma nggak tua. Eomma masih muda. Cuma beda beberapa tahun dari Kiki." Hana berbicara ke Kiki.
Iya ... Beda dua puluh tahun ~ Jung Kook berbicara dalam hati.
"Noona ... Aku tadi itu belum selesai bicaranya," ucap Jung Kook setelah sakit akibat cubitan Hana mulai reda.
"Ki ... Eomma tiap tahun emang tambah tua tapi eomma juga tambah cantik."Jung Kook memuji Hana.
"Eomma yeppo." Kiki ikut memuji Hana.
Ki ... Kecil-kecil sudah bisa bikin hati eomma turun naik. Gimana kalau udah gede?
Sementara itu di tempat Bridal. Nam Joon dan tunangannya, Suzy sedang fitting gaun pengantin dan juga gaun untuk pemotretan foto prewedding mereka.
"Oppa ... Ini bagus?" Suzy menanyakan pendapat Nam Joon.
Nam Joon hanya menganggukkan kepalanya tanpa berkata apapun.
"Kalau yang ini?" Suzy bertanya lagi.
"Bagus." Nam Joon hanya menjawab singkat.
Pernikahan Nam Joon ini terjadi karena paksaan dari ibunya. Ibu Nam Joon selalu berupaya agar Nam Joon bisa melupakan Hana, cinta pertamanya.
"Hana sudah hidup berbahagia dengan Jung Kook dan anak mereka. Buat apa kau menunggu Hana terus? Ia tak kan pernah menjadi milikmu. Ibu juga ingin segera menimang cucu." ibu Nam Joon berkata panjang lebar. Ia tau Nam Joon sangat kehilangan Hana. Ia tahu anaknya sangat mencintai Hana walaupun Hana sudah menjadi milik orang lain.
Nam Joon pun terpaksa menyetujui pernikahan ini, hanya untuk menyenangkan hati ibunya.
Mungkin dengan adanya aku menikah dengan Suzy, aku bisa melupakan Hana ~ harapan Nam Joon dalam hatinya.
Beberapa hari kemudian ...
Di studio foto, tempat foto prewedding Nam Joon dan Suzy.
"Hyung ... Selamat atas pernikahannya. Aku doakan semoga selalu langgeng," kata Tae Tae.
Walaupun Tae Tae dan Nam Joon tidak akrab, tapi Tae Tae tahu karena mereka satu sekolah. Nam Joon adalah kakak kelas Tae Tae dan Hana. Seluruh sekolah tahu siapa itu Nam Joon. Murid paling pintar, selalu berada di peringkat satu di sekolah. Belum lagi deretan prestasi Nam Joon saat menjuarai lomba antar sekolah.
Nam Joon Hyung itu genius.
Sedangkan Nam Joon mengenal Tae Tae karena Tae Tae termasuk pria populer di sekolah. Tae Tae terkenal dengan ketampanannya. Prince Tae Tae adalah julukan Tae Tae saat sekolah.
Nam Joon dan Suzy mengganti pakaian mereka dengan baju casual.
Tae Tae mulai memotret mereka. Tae Tae tahu ada sesuatu yang aneh. Nam Joon sepertinya tidak nyaman dengan calon istrinya.
Tae Tae sudah sering melakukan pemotretan prewedding. Biasanya pasangan yang ia potret selalu bersikap mesra. Dengan aura cinta yang terpancar dari mata mereka. Tapi Nam Joon dan calon istrinya berbeda. Tak ada tatapan cinta dari Nam Joon untuk Suzy.
Berbeda dari saat pengambilan foto solo. Nam Joon bisa tersenyum dengan bebas.
Ada apa dengan Nam Joon Hyung?