Cemas menumpuk, nyali pun melapuk. Gemetar takut, jiwa begitu kalut. Bingung merenggut, diam pun mengikut.
Pasti mereka mau bawa gue ke hotel itu, batin Khanza.
Tidak pingsan. Gadis cupu tersebut hanya pura-pura memejamkan mata saja. Sesuai rencana Sony, Arif, Khanza, dan Aldi. Lelaki itu sudah mengganti obat tidur dengan cairan vitamin biasa. Ia tahu kalau mereka akan selalu di awasi setiap waktu, untuk itulah jangan sampai ada celah Angel untuk curiga kesongkolan mereka.
Khanza sedikit membuka mata. Menahan napas, dia merasakan kegugupan Aldi yang memangkunya. Bagaimana tidak? Ada empat lelaki lain dalam mobil itu.
Sumpah gue takut banget. Di sini banyak orang dan lelaki semua. Kalau kami ketahuan, pasti Aldi tidak bisa menghadapi mereka sendiri, batin Khanza.
Merapatkan lagi matanya, untunglah mobil mulai berhenti. Dua orang di depan turun dan membantu Aldi membuka pintu.
"Biar saya bantu," tawar lelaki itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com