Penantianku kian terbata. Di kala sadar akan takdir cinta. Ia tercipta bukan untukku, walau secuil debu saja. Perasaan itu terbuang, terhempas jauh ke dasar lautan. Menghantup batu karang yang mengutip namamu sebagai patri tulisan. Akhirnya aku lemas, tenggelam bersama hati yang memelas. Mengharap sebuah balas, yang tentu saja akan berakhir malas. Kini biarlah aku hidup dalam rasa cemas, menggenggam cinta yang tidak terbalas._Khanza Arisha_
Khanza mundur perlahan saat melihat seseorang yang di carinya sedang berpelukan dengan kekasihnya. Air mata sudah tak tertahan keluar dari pelupuk mata indahnya. Lantas berbalik untuk pergi sejauh-jauhnya dari tempat itu.
Bugh!
Gagal sudah upaya Khanza untuk kabur. Gadis culun tersebut justru menghantam tubuh seseorang saat berbalik.
"Auu!" ringis Faizal saat tubuhnya di hantam tubuh Khanza.
"Kha-Khanza!" kagetnya melihat sang sahabat masa kecil basah akan air mata.
"Fa ..., kamu."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com