Arif dan Faizal menghembuskan napas bersamaan, sontak suasana menjadi kondusif dan tenang.
"Kalian kenapa?" Randra yang baru masuk ke kelas pun bertanya, mendapati tiga orang di sana berwajah serius.
Sontak tubuh Dea menegang, ia masuk ke kelas gara-gara melihat Randra bercengkrama ramah dengan wanita lainnya. Lo harus bisa bersikap biasa saja De, batinnya.
Arif dan Faizal terdiam. Susah menjelaskan apa yang telah terjadi pada teman mereka itu. Melirik Dea, Faizal pun mendapati wajah pucat sahabat Khanza.
"De lo nggak papa?" tanya Faizal yang melihat ada yang tidak beres pada gadis bar-bar tersebut.
Dea menarik napas panjang, ia berusaha bersikap normal kembali agar tidak ada yang curiga padanya.
"Nggak ko Fa." Mengulas senyum paksa, barulah ia menoleh ke Randra.
"Eh, Kadal ngapain lo disini?" sewot Dea menutupi rasa canggungnya pada Randra.
"Inikan kelas gue juga, dasar cewe bar-bar!"
"Dari pada lo, Kadal!"
"Dasar cempreng!"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com