"Aku sudah pesanin ayam bakar madu, bagaimana kalau kita makan dulu." Arif mencoba mengalihkan perhatian Khanza. Dia tidak ingin gadis cupunya mengungkit dulu tentang Kakaknya.
"Em ...." Khanza masih berharap Randra menjawab pertanyaannya.
"De, Rand. Kita makan bareng aja ya, gue beli empat soalnya." Arif mengedipkan mata pada sahabatnya.
"Wah kebetulan sekali. Gue juga lapar," seru Randra. Akhirnya ia bisa menghindari kebohongan yang sudah ia rancang.
"Kita makan di belakang sekolah saja ya?" ujar Khanza. Malas rasanya kalau harus kembali ke kantin lagi. Apalagi dengan sekolah yang mulai ramai, bisa saja mereka akan bertemu geng comel dan lainnya 'kan.
"Terserah. Yang penting kamu makan, aku pun akan makan," sahut Arif seraya menyunggingkan senyumnya.
"Cie. Kalian sweet banget sih," celetuk Dea yang tidak tahan melihat romantisnya sahabatnya.
"Apa sih De," malu Khanza.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com