Edward masih menatap mata hitam yang indah itu, walaupun wajah Melisa tampak kesal dan penuh dengan amarah yang ia tahan. Tapi Edward tahu, kalau wanita itu hanya sedang mencoba menahan kuat gejolak perasaan, yang tidak ingin diperlihatkan dihadapannya.
Tepat ketika wajah Melisa menghadap kearahnya, dan mengatakan betapa bodohnya dia karena memiliki perasaan yang sama. Tepat disaat itu juga Edward memegangi tengkuk leher Melisa, dan menarik perlahan wajah wanita yang ia cintai kearahnya.
Edward sudah mencuri kesempatan, dengan sengaja memberikan sebuah ciuman yang terasa begitu lembut. Sebuah perasaan yang sedang ingin ia buktikan pada wanita yang belum lama ia kena, dan terus saja ia membuat irama cumbuannya secara perlahan dan hati-hati. Edward hanya tidak ingin, merusak kembali suasana hati Melisa.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com