webnovel

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?

Sigit_Irawan · Historia
Sin suficientes valoraciones
240 Chs

85. Keputusan Kilat

"Hendak kemana kamu, Saga?" tanya Nyai Rangkih yang sedang terduduk pada kursi goyang ketika melihat Saga gelagapan karena buru-buru mengemas beberapa keperluan untuk perjalanan jauh.

"Aku harus pergi," jawabnya.

"Iya, pergi kemana?" tanya Nyai Rangkih bersikeras.

"Menemui guru ku."

"Guru mu?" Nyai Rangkih bangkit berdiri dari kursi goyangnya. "Mau apa?"

"Memperjuangkan kebebasan ku." Saga Winata mengenakan caping rotan di kepala ditambah cadar hitam menutupi mulut dan hidungnya.

"Kami bisa membantu mu, Saga. Sementara kamu aman di sini," bujuk Nyai Rangkih.

"Tetapi aku tidak bisa menunggu terlalu lama. Mereka mulai menyandera orang yang ku cintai." Saga langsung mengikatkan perbekalannya pada leher kuda kemudian ia menaikinya. "Kalau urusan ku sudah selesai, aku pasti akan kembali kemari, Nyai."

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com