4√
Elsa berjalan beriringan dengan Livi dan Rebecca. Ketiganya menjadi pusat perhatian karena dua kancing teratas terbuka dan bagian bawah baju diikatkan di depan perut.
Rok yg pendek dan ketat membuat langkah ketiga cewek itu sangat menantang mata untuk melihat.
Jam istirahat yg seharusnya di gunakan untuk menikmati makan di kantin malah berubah menjadi menikmati tontonan gratisan di kantin.
"Kita ke meja pojok ya? ada Alvian"
Livi dan Rebecca mulai terbiasa melihat Elsa yang semakin gencar mendekati Vian dan bersikap manja pada pria itu.
Ketiga sahabat Vian langsung menyambut kedatangan ketiga cewek itu. Berbeda dengan Vian yg bahkan sama sekali tidak peduli.
Ia lebih menikmati makanan di depannya di bandingkan melihat penampilan seksi Elsa dan kedua temannya.
Elsa tersenyum manja kemudian mengedipkan sebelah matanya ke arah Livi dan Rebecca. Lantas duduk di samping Vian. Sedangkan Livi duduk diantara Rebecca dan Vino.
"Al" panggil Elsa manja
"Apaan?" sahut Vian tanpa menoleh sedetikpun pada Elsa.
Elsa mengerucutkan bibirnya, tanggapan Vian benar-benar membuatnya kesal. Hampir sebulan Elsa mendekat terus kepada Vian namun pria itu malah tetap tak mengacuhkannya.
"Kata papa, kita nikahnya satu minggu lagi"
"Tau"
"Lo jutek banget sih sama calon istri"
"Jadi gue harus gimana?" tanya Vian berusaha melembutkan suaranya.
"Tau ah gelap... Lo selalu bikin gue bete" Elsa meninggalkan meja Vian dan teman-temannya.
Rio menyapa Elsa dengan sapaan hangatnya disertai senyum yang begitu menawan.
"Hai Sa. Lo kenapa sendirian?"
"Hai. Gue nggak papa, lagi pengen aja"
"Mau gue temenin?" tawar Rio
Elsa tersenyum lantas mengangguk "Boleh"
Di pertengahan jalan menuju taman belakang, Elsa banyak di hadang para cowok yang juga ingin jalan berdua dengannya.
Semuanya merasa iri pada Rio yang bisa menggenggam tangan Elsa.
"Elsa, sama gue kapan?"
"Elsa, kemarin lo udah janjin mau jalan berdua sama gue"
"Elsa, mau donk lo gandeng"
"Elsa, gue selalu nunggu lo"
"Elsa, sekali-kali liat gue ngapa?"
"Gue ngga pernah kedip kalau lihat kesempurnaan lo saat jalan Sa"
Rio tersenyum penuh kemenangan ketika banyak teman-teman cowok SMA Aruma yang ingin berada di posisinya.
"Kata anak-anak, lo pacaran sama Alvian ya Sa?" tanya Rio ketika mereka sudah duduk di salah satu kursi taman.
"Nggak bener itu mah, gue cuma di tantang sama Livi dan Rebecca buat nahlukin Al" jawab Elsa sambil menatap ke arah depan.
Rio ber'yes' ria dalam hatinya mendengar jawaban Elsa yang memang sangat ingin di dengarnya dan hasilnya pun sesuai yg ia harapkan.
"Cowok idaman lo itu gimana sih?"
"Gue sih santai aja, selama cowok itu bisa buat gue nyaman, nggak suka nyuekin gue, selalu pengertian sama sifat gue, gue udah cukup kok"
"Sesantai itu cowok idaman lo?" Elsa mengangguk.
"Lo nggak mau nyari yg kaya gitu, yg mapan gitu atau.."
"Nggak perlu lah yg aneh-aneh" ujar Elsa cepat memutus ucapan Rio.
Rio mengangguk santai. Sesekali ia melirik Elsa dengan mata genitnya.
"Kalau gue boleh komentar sih Sa, gaya berpakaian lo itu terlalu berlebihan"
Cewek yang di komentari itu menatap ke arah Rio dengan pandangan meremehkan. Ini pertama kalinya pria yang mengajaknya berduaan mengomentari pakaiannya.
Kring...
Bel berbunyi namun tak di hiraukan oleh Elsa dan Rio yang tetap asik dengan perbincangan mereka.
"Ini pertama kalinya ada orang yang ngomntari gue gitu. Emang lo nggak seneng bisa lihat keseksian gue?"
Rio terkekeh pelan "siapa coba yang bisa ngelewatin pemandangan seksi kayak tubuh lo itu. Cuma gue mau kasih tau sama lo, sesuka apapun cowok sama keseksian seseorang tapi hati dia nggak bisa di ukur pake kemolekan tubuh itu. Dia tetep berkeinginan punya cewek yang menjaga tata sikap dan busanannya."
Rio menggaruk kepalanya salah tingkah melihat tanggapan Elsa yang seakan tak masalah dengan ucapannya.
"Kalau soal itu gue juga masih tau."
"Terus?"
"Ya ngga terus."
***
Perdebatan ke empat cowok SMA itu di rumah Vian, membuat seorang gadis muncul dari kamarnya dan menggebrak kuat pintu kamar Vian.
"KALAU KALIAN MAU RIBUT JANGAN DI SINI" teriaknya lantang.
"By, jangan teriak teriak sayang" ujar Sanya dari kamarnya
"Ini nih ma, temen-temennya abang ribut semua. Eby lagi belajar, besok ulangan"
"Jangan ribut Al" teriak mamanya lagi pada Vian.
"Iya iya" balas Vian malas.
"Udah sana, belajar lagi yg bener" cibir Vian kini pada adiknya yang masih kelas 2 SMP. Tareby Arsyanta.
Eby meninggalkan kamar abangnya dengan wajah cemberut mengejek ke arah Al dan teman temannya.
"Keluar yok, biar bisa ributtt" usul Kevin.
"Ayolahh.. Bosen gue di rumah"
"Cabut"
Ke empatnya langsung beranjak dari kamar keluar. Vian memakai kembali jam tangannya yg tadi sempat ia lepas kemudian memasukan dompetnya ke kantong celananya.
"Woii Al, cepetan ngapa. Pake acara dandan lagi lo" teriak Rendy.
"Woiii. Panas ini" desis Vino menambahi.
"Ma, Al keluar"
Vian membawa mobilnya berdua dengan Rendy. Sedangkan Vino ikut di mobil Kevin yg tadi Kevin bawa ke rumah Vian.
Di tengah perjalanan macet Kevin melihat Elsa di bonceng anak SMA Aruma. Di pukulnya kepala Vino dengan tangan kirinya.
"Chat Alvian. Bilang itu Elsa lagi jalan sama cowok"
"Buat paan?"
"Udah chat aja."
Dengan malas Vino mengirimkan chat ke Vian.
Vino_Rfn : di cafe yg sebelah kiri deket kita, Elsa lagi sama cowok.
Vian melihat ke arah kiri dan mendapati Elsa sedang duduk bersama cowok dari SMA yg berbeda dengan mereka.
"Tolong ketikin dong hp gue Ren"
"Bilang apa?" tanya Rendy setelah membaca chat dari Vino.
"Urusannya sama gue apa" ujar Vian
Rendy mengetikkan kalimat di hp Vian, kemudian ia kirim pada Vino.
Vino melihat ponselnya dengan mata terbelalak "Gila, ini seriusan Alvian yg bales?" tanya Vino pada Kevin yg fokus menyetir mobilnya yang sesekali berhenti dan sesekali maju diakibatkan macet.
"Emang dia bilang apaan?"
"Biar gue bacain chat dari dia"
Al_Gvn : kita kesana. Gue mau labrak itu cowok. Enak bener bawa calon binik gue yg seksi abis
Kevin melongo mendengar ucapan Vino yg membacakan chat dari sahabatnya itu.
"Yaudah kita putar aja" pekiknya semangat.
Vian yg melihat mobil Kevin berputar melawan arah, mau tak mau mengikuti meski ia heran.
"Coba tanya sama Vino, ini kita mau kemana sih?" ujar Vian. Rendy segera melancarkan jarinya mengetik sesuatu di hp Vian.
Al_Gvn : lo pada lama banget sih jalannya.. Cepetan, gue udah ngga sabar ini mau nonjok tuh cowok.
"Udah Al" Rendy terkekeh pelan sambil melihat keluar jendela.
"Udah di bales?"
"Belum, di read aja belom" jawab Rendy.
Padahal sudah ada balasan dari Vino.
Vino_Rfn : sabar Al, ini jalannya macet
Vino memukul mukul lengan kevin menyuruh cowok itu supaya mempercepat laju mobilnya.
"Cepet Kevin monyet"
"Sabar nyet.. Ini lagi macet"