Chapter (8)
...
Lalu Dipta melihat ponsel nya, dan ternyata itu ibu nya yang menelepon nya lagi, dan Dipta pun langsung menjawab panggilan nya.
"Ya.. hallo mah?" Seru Dipta yang menjawab panggilan ibu nya.
"Hallo anak ku.." Jawab ibu nya.
"Ya mah, ada apa?" Jawab Dipta dan bertanya.
"Mamah mau bertanya pada mu tentang yang kemarin, bagaimana? Apa kamu benar - benar sudah bisa memilih calon istri mu?" Tegas ibu nya yang bertanya pada Dipta tentang pembicaraan sebelum nya.
"Kenapa bicara ini lagi?" Seru Dipta yang merasa tidak nyaman mendengar nya.
"Memang nya kenapa? Apa salah?!" Jawab ibu nya Dipta.
"Bukan begitu mah! Nanti kalau aku sudah siap akan aku kenal kan dia dengan mu dan juga Ayah!" Jawab Dipta yang mencoba menjelaskan ke ibu nya.
"Apa kau sudah ada calon nya, dia.. dia siapa?" Kata ibu nya yang bertanya penasaran.
"Ah itu.. besok juga mamah akan tahu!" Jawab Dipta.
"Baiklah.. Kalau begitu akan mamah kasih kamu waktu 3 hari untuk membawa calon istri mu itu ke rumah kami! Jika tidak, maka wanita yang sudah Ayah pilih akan kami jodoh kan pada mu!" Jawab ibu nya itu sambil memberitahu Dipta.
"Ah mamah! Itu cepat sekali." Jawab Dipta yang mengeluh ke ibu nya.
"Mamah tidak mau tahu! Itu sudah jadi kepustusan ku dan Ayah mu. Jadi kamu harus mematuhi nya!" Tegas ibu nya yang mencoba mengancam Dipta itu, agar segera membawa calon istri untuk nya di hadapan ibu dan ayah nya.
"Baiklah mah.. ya sudah ya, aku ini lagi di jalan, nanti saja lagi bicara nya kalau aku sudah sampai di rumah!" Jawab Dipta yang langsung menurut pada ibu nya, dan dia ingin mengakhiri panggilan nya.
"Hmm ya, baiklah.." Jawab ibu nya yang mengerti.
"Ya sudah ya mah, aku jalan dulu.. Aku matikan!" Seru Dipta yang berpamitan pada ibu nya.
"Baik nak.. dahh..." Jawab ibu nya yang menurut.
"Dahh mahh..." Jawab Dipta lalu Dipta langsung mematikan panggilan nya.
Setelah itu Dipta memasukan ponsel ke saku di kemeja nya, dan kembali mengemudikan mobil nya.
"Huh..." Dipta yang kesal sambil sambil memukul dashboard mobil nya.
Lalu Dipta langsung mengendarai mobil nya dengan cepat setelah itu, untuk segera menuju ke rumah nya, dan membuat surat perjanjian kontrak, lalu memberikan nya kembali ke Andin untuk di tanda tangani surat itu.
Beberapa menit kemudian, Di tempat lain ~
#Rumah Sakit.
Andin terlihat murung saat itu, karena Andin masih saja terpikir kan tentang Dipta. Andin merasa bersalah atas apa yang dia katakan tadi pada Dipta, sehingga Dipta pergi meninggal kan nya tanpa pamit.
Andin menatap ke makanan nya yang sudah di siap kan oleh suster tadi, dan dia berusaha turun untuk mengambil makanan yang sudah berada di meja sebelah tempat tidur nya itu. Saat dia hendak mengambil nya tiba - tiba saja selimut yang sudah dia singkir kan membelit di dekat selang infus di tangan nya, yang membuat selang itu tertarik saat Andin bergerak maju, dan itu menjadi sangat sakit di tangan nya, walau jarum nya tidak lepas tapi karena tertarik tetap saja rasa nya nyeri, dan perih. Jadi Andin tidak jadi mengambil makanan nya, dan malah kembali ke kasur nya lagi untuk memijat pelan tangan nya yang sakit itu.
"Tok.. tokk... tokkk...." Suara ketukan pintu kamar rawat Andin.
"Apa saya boleh masuk?" Suara seorang pria yang meminta ijin untuk masuk kamar Andin.
"Ya, silahkan masuk!" Seru Andin yang mempersilahkan orang yang berada di luar ruangan nya untuk masuk.
Lalu orang yang tadi mengetuk pintu, dan berada di luar itu pun segera membuka pintu dan masuk ke dalam kamar rawat Andin.
Orang itu terlihat masih muda dan juga tampan, memakai pakaian lengkap seperti seorang dokter pada umum nya. Ya, dia memang lah dokter, dokter muda yang kebetulan sedang tugas di rumah sakit itu.
"Maaf, hari ini adalah tugas saya untuk memeriksa Anda." Seru dokter itu sambil berjalan mendekat ke arah Andin, dan dia ingin memeriksa nya.
"Ah ya.. baiklah!" Jawab Andin yang mengerti.
Lalu sekarang dokter itu sudah berdiri persis di hadapan Andin, dan dia melihat kalau Andin sedang menekan - nekan tangan nya.
"Ada apa dengan tangan mu? Apa kah bermasalah?" Seru dokter itu yang bertanya pada Andin.
"Ah ini.. Ini tadi saya ingin mengambil makanan itu (sambil menunjuk ke meja yang ada makanan nya) karena saya belum makan dari tadi, tapi pas mau mengambil nya malah selang nya terbelit dan tertarik, jadi.. tangan saya terasa nyeri, dan perih sekarang." Jawab Andin yang menjelaskan masalah nya pada dokter itu.
"Ah begitu.. Coba boleh saya periksa? Takut nya nanti kalau jarum terlepas walau sedikit bisa menyebab kan infeksi di saluran darah." Seru dokter itu sedikit cemas melihat nya, dan ingin memeriksa keadaan tangan nya.
"Hmm, oke dok.." Jawab Andin yang menurut.
"Sedikit sakit, bisa di tahan ya, karena saya tidak membawa obat bius, dan ini juga hanya membenarkan saja, kalau nanti sangat sakit kamu bisa bilang pada ku!" Tegas dokter itu yang memberitahu Andin bagaimana rasa nya nanti saat di periksa.
"Baik dok.. Akan saya tahan." Jawab Andin yang menurut.
Setelah nya dokter itu langsung memegang tangan Andin dengan lembut, dan memeriksa nya perlahan - lahan di bagian selang infus yang mengalir ke tangan nya itu.
"Mmm..." Andin bergumam merasa sedikit perih pada tangan nya.
Dokter itu memandang ke wajah Andin, merasa tidak tega, dan kasihan. Namun saat dia menatap nya lagi dengan tajam, wajah nya Andin saat itu terlihat manis, dan dokter itu menelan ludah seketika.
"Kalau sakit banget bilang ya!" Seru dokter itu yang mengingati Andin.
"Ya.. baik dok!" Jawab Andin sambil menahan.
Setelah memperbaiki nya sekitar 2 menit akhir nya pemeriksaan di tangan selesai.
"Hmm, sudah selesai!" Ujar dokter itu sambil meurun kan tangan Andin dengan perlahan - lahan.
"Ah sudah dok, terimakasih ya!" Jawab Andin yang merasa senang karena sudah tidak terlalu sakit lagi.
"Ya sama - sama. Apa aku boleh tahu nama mu?" Jawab dokter itu dan menanyakan nama Andin.
"Eh, boleh dok.. Perkenal kan nama saya Andini Putri, panggil saja Andin." Jawab Andin yang memperkenal kan diri nya.
**Bersambung .....
#Jangan Lupa Beri Gift Jika Kalian Suka! Juga Batu Kuasa/Power Stone Kalian, dan Tambah ke Daftar Favorit Kalian yaa.. Makasih😉