Komplek Tempat Tinggal Uchiha
Mikoto menggunakan shunshine untuk kembali ke rumah dan segera mencari putra sulungnya untuk bertanya kepadanya tentang sikap Naruto terhadap orang tuanya.
Mikoto menemukannya di halaman belakang bermain dengan adik perempuannya, tersenyum kepada adik perempuannya. Mikoto berjalan maju dan berkata. "Itachi, aku ingin bertanya sesuatu tentang Naruto."
"Jadi kaa-san sudah menyadari? Cara Naruto bersikap kepada keluarganya?" Tanya Itachi dengan ekspresi sedih di wajahnya, saat dia memikirkan teman terdekatnya dan masalah yang dia miliki di rumah.
"Ya, aku menyadarinya; ada apa dengannya? Dia begitu dingin terhadap orang tuanya dan berusaha menjauh dari saudara-saudaranya." Mikoto bertanya, prihatin tentang keadaan siswanya serta keadaan sahabatnya dan saingannya di rumah.
"Ketika aku pertama kali bertemu Naruto, kami berdua berusia tujuh tahun seperti yang kau ingat?" Itachi menyatakan dan kemudian melanjutkan ketika ibunya mengangguk. "Well, salah satu hal pertama yang aku pelajari tentang dia adalah, dia sangat hebat di fūinjutsu."
"Ya, itu tidak di ragukan lagi karena mengingat siapa orang tuanya, aku yakin mereka mengajarinya tentang fūinjutsu di usia muda seperti tradisi klan Uzumaki." Mikoto menyatakan, tidak tahu itachi ingin membawanya ke arah mana.
"Bukan orang tuanya yang mengajarinya fūinjutsu, itu adalah Sandaime. Bahkan orang tuanya tidak mengajarinya dasar-dasar kontrol chakra, dia mempelajarinya dari Shizune-san." Jawab Itachi, berhenti untuk membiarkan semua yang dikatakannya meresap.
"Tapi, mengapa dia harus belajar hal-hal seperti itu dari orang lain? Tentunya jika dia meminta pada orang tuanya, mereka akan dengan senang hati mengajarinya?" Mikoto bertanya tidak yakin apakah dia ingin tahu jawabannya.
Itachi hanya menggelengkan kepalanya dan melihat ke arah Gunung Hokage di mana kalian bisa melihat dua sosok ada di atas aptung kepala Yondaime.
"Naruto memang meminta mereka untuk mengajarinya, namun sejak si kembar lahir mereka menjadi kurang memperhatikannya. Ketika Naruto meminta ayah dan ibunya untuk mengajarinya fūinjutsu, ayahnya hanya memberinya sebuah buku untuk diberikan kepada Sandaime, sehingga dia bisa belajar padanya. Dia meminta ibunya untuk membantunya dengan chakranya dan untuk belajar, bukannya membuat klon bayangan untuk melakukannya, Ibunya mengatakan kepadanya bahwa dia terlalu sibuk dan kemudian menyerahkan pelajarannya ke Shizune. "
Mikoto memandangi putranya dengan kaget dan kemudian melihat ke arah sesosok pirang di atas gunung dengan kesedihan di matanya. Mikoto tidak bisa mengerti apa yang bisa merasuki dua teman terdekatnya untuk bertindak seperti ini terhadap putra mereka.
"Kenapa kamu atau siapa pun tidak mengkonfrontasi mereka tentang bagaimana mereka memperlakukan Naruto?"
"Itu bukan seperti yang kau pikirkan; mereka tidak melakukannya dengan sengaja. Mereka secara tidak sengaja lebih memfavoritkan si kembar. Dan mengapa kita belum mengkonfrontasi mereka, Naruto menyuruh semua orang untuk tidak melakukannya, dia berpikir bahwa itu tidak akan mengubah apa pun sehingga dia memilih lebih baik menahannya daripada membuat orang tuanya berpikir bahwa dia membuat masalah karena dia cemburu pada si kembar, yang tentunya dia tidak begitu. "
Setelah menjawab itu Itachi sedikit tersenyum ketika dia berbalik ke arah ibunya; yang sangat membingungkan Mikoto, heran mengapa dia senang tentang itu. "Bahkan setelah bagaimana orang tuanya memperlakukannya, meskipun tanpa disengaja, dia tetap mencintai adik-adiknya sampai mati. Mina, Mito, dan Eiji sanagt berarti baginya, dan dia akan berjuang sampai mati untuk memastikan keselamatan mereka."
"Jadi, kalau begitu taijutsu dan kenjutsu-nya; mereka bukan apa yang digunakan Minato atau Kushina, jadi siapa yang mengajarinya?" tanyanya sambil tersenyum sedih melihat kenyataan bahwa muridnya menderita dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.
"Taijutsu-nya, seperti yang aku yakin kaa-san telah sadari adalah versi campuran dari gaya Senju dan Goken; ia diajari gaya Senju oleh Tsunade-sama, namun gaya Senju bersifat defensif seperti gaya Uchiha, sehingga untuk mengatasi masalah itu dia meminta Gai-san untuk mengajarinya Goken. Namun kemudian, Naruto merasakan bahwa gaya Senju serta Goken terlalu kaku baginya sehingga dia menyesuaikan setiap gaya agar bisa bekerja lebih baik dengan tipe tubuhnya. " Ucap Itachi sambil menatap wajah Ria kecil yang membuatnya tertawa dan tersenyum pada kakak laki-lakinya.
"Pantas saja aku merasa gerakan itu cukup familiar, meskipun aku kesulitan mengikutinya dengan Sharinganku; apakah kamu memiliki masalah yang sama?" Mikoto bertanya, karena meskipun dia lebih muda, mata Itachi lebih tajam daripada miliknya.
"Ya, aku juga cukup kesulitan untuk mengikutinya karena gayanya lebih bebas dari gaya yang terstruktur normal dari kedua gaya; meskipun aku akan terkejut jika dia memang sengaja melakukannya seperti itu. Naruto dan aku adalah teman dan juga saingan, sehingga akan masuk akal baginya untuk melawan kemampuan mataku. Kau juga bertanya tentang kenjutsu-nya, benar? " Itachi bertanya, masih bermain dengan Ria.
"Ya, aku memang belum pernah melihat hal yang seperti itu di Hi no Kuni." Dia menjawab sambil tersenyum saat dia menyaksikan anaknya yang tertua bermain dengan Ria kecil.
"Itu karena gaya itu berasal dari Tetsu no Kuni dan tidak pernah digunakan atau dikuasai sebelumnya, seperti taijutsu-nya, itu adalah gaya bebas. Rupanya Mifune-sama melihat bahwa Naruto mengalami masalah dengan pengalaman membunuh pertamanya dan menemukan Naruto sedang berlatih kenjutsu, yang mana pada titik itu dia bahkan tidak memiliki gaya pedang, hanya bakat alami. Mereka sparing sementara kita menunggu badai di malam hari, ketika kita akan pergi, Mifune-sama memberikannya sebuah gulungan dan sebuah tantangan bagi Naruto untuk menjadi cukup kuat, sampai dia bisa menghadapi Mifune pada tingkat yang sama suatu hari. " kata Itachi sambil mengangkat Ria dan membawanya masuk untuk tidur siang, meninggalkan ibunya untuk merenungkan apa yang telah dia katakan padanya.
'Aku harus berbicara dengan Naruto untuk mendapatkan cerita lengkap darinya, meskipun aku tidak bisa tidak terkesan karena dia telah sampai sejauh ini dengan sedikit bantuan.' pikir Mikoto berharap untuk membantu anak laki-laki yang sudah dia anggap sebagai keponakannya sendiri.