webnovel

Chapter 11: Blok Penelitian

(Hari Pertama)

"Ayo semuanya cepat naik ke truk. Kita akan segera berangkat." perintah Elvina

Semua staff bergegas naik ke truk.

Semua truk kemudian berangkat menuju blok penelitian. Perjalanan memakan waktu satu hari sertas melewati jalur bawah dan atas laut. Setelah melakukan perjalanan selama kurang lebih 15 jam, semua staff memutuskan untuk beristirahat dan menginap di dekat sebuah pedesaan bawah laut.

"Semua staff, kita akan menginap disini. Silahkan pasang tenda-tenda yang telah kalian bawa dan jangan melewati batas perkemahan yang telah dipasang. Di sekitar sini ada hutan lindung, jadi saya takut kalian akan tersesat apabila masuk ke tempat tersebut." ujar Elvina

Semuanya lalu memasang tenda-tenda di sekitar masing-masing truk dan menyalakan lampu portabel sebagai ganti api karena berada di dalam terowongan bawah laut. Semua staff terlihat asyik mengobrol satu sama lain, sementara itu...

"Kemana Lyla pergi? Sebaiknya aku pergi mencarinya." pikir Doni

Doni kemudian bertanya kepada Ellya yang kemudian berada di dekat dengannya, "Apakah kamu lihat Lyla?"

"Lyla? Coba cek di truk utama. Setahuku dia berada disana." balas Ellya

Doni kemudian mencari Lyla di truk utama, namun tidak menemukannya. Ia juga tidak menemukannya di sekitar kemah. Ia pun menghampiri Ellya lagi.

"Lyla tidak berada dimanapun disekitar kemah. Saya sudah mencarinya." ucap Doni

"Benarkah? Jadi sekarang harus bagaimana?" tanya Ellya

"Firasatku bilang, ia pergi ke hutan lindung yang ada di dekat sini. Ayo kita mencarinya." jawab Doni

"Mencarinya, kau yakin?" tanya Ellya

"Tentu saja. Bisa bahaya kalau dia terkena masalah." jawab Doni

"Baiklah, aku akan menemani. Tetapi tolong agak cepat dan tidak jauh-jauh agar Elvina tidak sampai tahu kita meninggalkan kemah. Jangan lupa bawa senjata api untuk jaga-jaga." ujar Ellya

Doni dan Ellya kemudian pergi meninggalkan kemah untuk mencari Lyla. Setelah berjalan agak jauh di hutan lindung, mereka akhirnya menemukan Lyla, namun dalam keadaan terikat dengan tali. Doni dengan cepat melepaskan tali yang mengikat Lyla, namun...

"Doni, jangan bergerak." ucap Lyla

"Mengapa? Kita harus secepatnya kembali ke kemah." balas Doni

"Ya, mengapa?" ucap Ellya

"Kita sedang...dikepung." balas Lyla

Tak lama kemudian, sekitar tujuh orang muncul di hadapan mereka dengan membawa senapan angin.

"Ahahaha, bocah bodoh. Sekarang kau akan mati karena telah masuk ke hutan ini." ucap salah satu dari mereka

"Sial." pikir Doni

"Maafkan aku. Mereka membawaku dan mengikatku disina." ucap Lyla

"Cukup, bunuh mereka!" perintah salah satu dari mereka

Ketiganya kemudian segera berlindung di dekat batu besar yang kebetulan berada dekat mereka.

"Lucu sekali. Bocah ini masih bisa melawak diambang kematiannya." ucap salah satu dari penjahat

Tiba-tiba, sebuah granat asap menyala diantara kerumunan penjahat tersebut. Sementara itu, Lyla, Doni, dan Ellya ditarik oleh seseorang. Setelah agak jauh...

"Terima kasih atas bantuannya." ucap Doni

"Siapa kalian? Mengapa kalian masuk ke hutan tersebut?" tanya orang yang menyelamatkan mereka

"Kami tersesat dari kemah." jawab Doni

"Kalau begitu kembalilah ke kemah kalian. Lokasinya ada di belakang pohon besar itu." balas orang tersebut sambil menunjuk sebuah pohon besar di dekat kemah.

Mereka bertiga kemudian melihat pohon tersebut sejenak. Lalu saat akan berterima kasih, orang yang menyelamatkan mereka sudah menghilang.

"Ayo secepatnya kembali ke kemah." ucap Doni

Mereka kemudian kembali ke kemah. Di sana, terlihat Elvina sedang membereskan lampu portabel.

"Kalian belum tidur? Sudah malam lho." ucap Elvina

"Aku tidak bisa tidur." balas Lyla

"Ya sudah kalau begitu, yang penting kalian tidak pergi keluar kemah ya." ucap Elvina lagi sambil menuju ke truk

"Untung saja tidak ketahuan." ucap Lyla

"Ya sudah, lebih baik kita sekarangt tidur saja." balas Doni

(Hari Kedua)

Mereka semua kemudian tidur di tenda. Keesokan harinya, perjalanan dilanjutkan. sekitar pukul sepuluh pagi, mereka pun sampai di blok penelitian.

"Selamat datang di Blok Penelitian." sapa seorang staf

"Kami ingin mengambil alat yang sudah kami pesan. Ini ID card saya." ucap Elvina sembari menunjukkan kartu pengenal

"Silahkan parkirkan truknya di garasi nomor tiga. Semuanya telah disiapkan disana." jelas staf tersebut

"Terima kasih atas bantuannya." ucap Elvina

"Dengan senang hati. Kami senang bekerjasama dengan anda." ujar staf tersebut

Setelah mendapatkan instruksi, semua truk dipindahkan ke garasi yang telah disiapkan. Selama proses pemindahan berlangsung, staf yang sedang tidak bekerja singgah di sebuah hotel.

"Apakah kamu melihat Doni?" tanya Lyla

"Di kamarnya." balas Elvina sambil berjalan ke dalam kamarnya

"Terima kasih." ucap Lyla

Lyla kemudian masuk ke kamar Doni untuk mengobrol, namun ternyata Doni sedang sakit.

"Kamu kenapa?" tanya Lyla

"Sepertinya aku agak demam. Tapi tak apa, karena biasanya ini akan sembuh besok." jawab Doni

"Tidak boleh dibiarkan begitu. Nanti demammu bisa tambah parah. Sebentar ya, aku akan belikan obat dan makanan." ujar Lyla

"Terima kasih." balas Doni

Lyla keluar dari ruangan tersebut. Tak lama kemudian, Elvina masuk.

"Bagaimana demammu? Ada perkembangan?" tanya Elvina

"Belum. Mungkin yang ini baru bisa sembuh besok." jawab Doni

"Kalau begitu semoga cepat sembuh." ucap Elvina

"Elvina, boleh aku bertanya sesuatu?" tanya Doni

"Tentang apa?" tanya Elvina

"Apa tujuanmu menjadi peneliti?" tanya Doni lagi

"Bagaimana ya, mungkin agak tidak masuk akal bagimu." jawab Elvina

"Hah? Apa maksudmu?" tanya Doni

"Begini, pertama tama aku akan memastikan sesuatu. Pernahkah kamu bertemu dengan Lyla sewaktu berada di pantai sewaktu masih SMP/SMA?" ujar Elvina

"Kurasa tidak." jawab Doni

"Saat itu dia mengikat dua rambutnya. Ini fotonya." ucap Elvina sambil menunjukkan foto Lyla saat masih remaja

"Oh, aku pernah bertemu dengannya beberapa kali, bahkan sempat berteman. Tetapi aku tidak terlalu mengingat masa-masa itu. Aku hanya ingat saat pertengahan SMA tiba-tiba Lyla datang ke rumahku dan menjadi anggota keluarga." tutur Doni

"Kalau begitu, apakah kamu mengenal orang ini?" tanya Elvina sambil menunjukkan foto seorang perempuan yang mirip dengannya

"Tidak." jawab Doni

"Baiklah kalau begitu, aku akan menjelaskan sesingkat mungkin. Pertama, aku sudah mengenal Lyla sejak kecil. Kedua, orang yang ada di foto yang kutunjukkan adalah adikmu. Ia meninggal karena kecelakaan truk, aku melihatnya sendiri. Ketiga, alasan mengapa kamu tidak ingat semuanya adalah karena kamu mengalami kerusakan otak ringan karena stres." ujar Elvina

"Aku tidak mengerti sedikitpun. Bagaimana kau bisa mengenal Lyla sejak kecil?" balas Doni

"Lyla adalah anak yatim piatu. Ia ditemukan oleh warga sekitar dan dibawa ke sebuah panti asuhan. Kebetulan, panti asuhan tersebut terletak di sebelah rumahku." ucap Elvina

"Mengapa Lyla tak cerita apa-apa?" tanya Doni

"Ada baiknya semua yang telah terjadi dibiarkan berlalu. Aku juga tidak mau kau menceritakan apa yang barusan kita bahas ke Lyla. Itu akan membuat keadaan menjadi tidak mengenakan." jawab Elvina

"Kau bahkan belum menjawab pertanyaan awal yang kutanyakan." balas Doni

"Oh soal itu, tujuanku menjadi peneliti adalah untuk mencari solusi masalah kalian berdua. Itu saja yang dapat kuberitahu." ujar Elvina

"Baiklah, aku akan merahasiakannya." balas Doni

"Kalau begitu, aku mau istirahat dulu ya. Aku sudah agak lelah." ucap Elvina sambil kembali ke kamarnya

Keesokan harinya...

(Hari ketiga)

"Selamat pagi semuanya." sapa Elvina ke seluruh staf yang sedang makan

Semua staf menyapa Elvina kembali. Elvina kemudian mengumumkan bahwa pada hari ini, semua staf akan menginap di Kediaman Lyla selama dua hari, yaitu hari ketiga dan keempat karena blok persenjataan akan mengirimkan setengah dari total pesanan ke kediaman Lyla.

" Semua detail kegiatan hari ketiga dan keempat sudah dikirim via ponsel. Jangan lupa kalian semua membacanya." ujar Elvina

Setelah Elvina selesai memberikan pengumuman, semua staf naik ke truk masing-masing dan berangkat menuju ke kediaman Lyla. Setelah empat jam perjalanan, mereka semua sampai.