"Kenapa kau pulang tanpa pamit padaku, hah? Aku sangat khawatir dan langsung mencarimu," bisik Dean tepat di telinga Kensky. Tangannya melingkar di perut gadis itu dan Kensky pun memejamkan mata saat bibir Dean menyentuh lehernya.
"Kumohon lepaskan aku, Dean. Nanti Tanisa akan melihat kita."
Kensky mencoba untuk melepaskan diri, tapi genggaman Dean tak mampu menggerakkan tubuhnya.
"Aku tidak peduli. Kau belum menjelaskan kenapa kau pergi tanpa pamit padaku."
"Aku pergi karena kupikir kau marah dan meninggalkanku. Jadi tanpa pamit aku pun langsung keluar untuk mencari taksi."
Dean mengubah posisi duduk Kensky menjadi menyamping. Dengan tangan yang masih melingkar di pinggang ia mendekatkan wajah mereka.
"Kau yakin tidak akan menerima tawaranku?" bisiknya, "Apa kau tidak ingin perusahan ibumu kembali?"
Kensky diam dan pasrah. Ia bahkan membiarkan napas pria itu menyapu wajahnya yang pucat akibat rasa takut kalau-kalau Tanisa muncul dan melihat mereka.
"Aku___"
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com