webnovel

My Unexpected Man

Seorang gadis belia yang merasakan rasa yang berbeda kepada seorang pria yang cuek, pendiam, irit kata-kata, tidak pernah tersenyum, datar dan ekspresinya kadang tak terbaca. Setelah beberapa tahun tak berjumpa, pria tersebut datang kembali ke kehidupan sang gadis, namun dengan sikap yang sangat berbeda. Akankah rasa yang dulu pernah ada masih tersimpan di hati ataukah hilang seiring berjalannya waktu? Novel ini ditulis oleh si penulis dengan sepenuh hati. Tanpa berniat menjiplak dari penulis manapun. Karena penulis yakin tidak ada satupun penulis yang mau di plagiat karyanya. Jika dalam novel ini terdapat persamaan nama, tempat, kejadian terjadi tanpa kesengajaan. Penulis sangat mengapresiasi review, vote dan dukungan dari para readers supaya penulis lebih semangat meng-upload per bab nya. Terimakasih :)

Rumai · Ciencia y ficción
Sin suficientes valoraciones
13 Chs

Bab 7

21.45

Setelah seharian melakukan aktivitas Dayana merasa lelah dan bersiap untuk istirahat.

Kling...

Notifikasi handphone Dayana berbunyi, menunjukkan ada pesan masuk.

💌 Feriska Elma

'Day besok pulang sekolah kita jalan-jalan yuk? Gue tadi udah chat yang lain, mereka setuju. Lusa kan ada pensi perpisahan anak kelas XII, kemungkinan kita udah nggak bisa jalan-jalan lagi kan habis itu kita UAS, kita musti mempersiapkan buat UAS. Loe mau yah? Please jangan nolak. Loe belum pernah kan jalan bareng sama kita-kita.'

💌 'Oke. Baiklah.' balas Dayana.

💌 Feriska Elma

'I love you more, Day❤️'

🌿🌿

"Habis ini kita mau kemana dulu nih? Nonton, makan, atau main timezone?" tanya Dian sembari memasukan buku ke dalam tasnya.

"Gimana kalo kita jalan-jalan sama makan aja, nggak usah nonton takutnya pulang kemalaman" usul Vero.

"Aku telfon kakakku dulu yah, nanti pulangnya mau minta di jemput" ucap Dayana sembari mengambil handphone di tas.

"Loe langsung nyusul ke parkiran yah!" perintah Riska, lalu keluar kelas diikuti Dian, Vero, Alisha dan juga Patton.

Mereka pergi menggunakan mobil Patton.

"Halo Abang, hari ini Day pulang telat mau jalan-jalan sama temen-temen, ntar pulangnya di jemput yah?"

📞'Kamu mau pergi ke mana?' ucap Satria di ujung sana.

"Ke Mall"

📞'Kamu udah bilang ke Bunda kalo pulang telat?'

"Belum, habis ini Day kabari Bunda"

📞'Nanti Abang yang bilang sekalian aja nggak apa-apa'

"Ok Bang. Nanti Day kabari lagi. Makasih Abang"

Dayana mengakhiri sambungan telfon Satria langsung bergabung dengan teman-temannya yang sudah jalan duluan.

Di Mall...

Mereka menuju ke area Timezone. Mereka bermain beberapa permainan dari Slam A Winner, Pump it up, Super Hoopla, dan Street Basketball.

Setelah puas, lanjut berkeliling mall, dari toko buku, toko perlengkapan make-up, sampai ke toko baju. Meskipun mereka tidak membeli barang satu pun, karena tujuan awal mereka adalah jalan-jalan.

Tujuan mereka selanjutnya adalah ke restauran yang ada di mall. Perut mereka sudah mulai keroncongan. Tak heran karena hari sudah mulai malam, langit sudah gelap, sang surya telah membenamkan sinarnya. Waktu telah menunjukkan pukul 18.40.

Restauran adalah destinasi terakhir jalan-jalan mereka. Sesampainya disana mereka memesan beberapa makanan seperti 2 porsi spaghetti carbonara, 1 porsi spaghetti bolognese, 2 porsi beef steak, 1 porsi chicken parmigiana, sushi, french fries, 2 gelas lemon tea, 1 gelas milkshake strawberry, 1 gelas smoothies, dan 2 gelas boba brown sugar.

Menu yang cukup banyak untuk mereka berenam.

"Guys, gue aja yang bayar" ucap Dian sambil mengambil dompet di tasnya. Mereka sudah selesai makan, hanya remah-remah makanan yang tersisa.

"Nggak usah, Aku bayar sendiri aja" tolak Dayana.

"Udah nggak apa-apa" balas Dian.

"Udah biarin aja, dia emang gitu suka bayarin kita-kita makan." ucap Riska.

"Sayang Dian hmm" ucap Vero manja sambil memeluk Dian.

Alisha hanya mengulas senyuman, sedang Patton mengapresiasikan dengan mengacungkan kedua jempol tangannya.

Seolah mereka sudah paham akan tindakan Dian, Dian memang tidak pernah segan mengeluarkan uang sakunya untuk mentraktir teman-temannya. Dian terlahir dari keluarga yang ekonominya menengah ke atas, sama halnya dengan Patton dan Alisha. Tapi Dian yang lebih sering mentraktir teman-temannya, ia bukan tipe anak yang suka menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Dia bukan tipe anak yang hedon. Teman-temannya pun tak pernah memaksa Dian untuk selalu mentraktir mereka, jarang bagi mereka minta ditraktir oleh Dian karena itu keinginan Dian sendiri. Disaat Dian uangnya limited ataupun full, mereka sering membeli makan dengan uang saku mereka masing-masing.

"Aku temenin ke kasir yah?" pinta Dayana.

"Guys kalian tunggu disini yah, gue sama Dayana pergi ke kasir" perintah Dian. Riska, Veronica, Alisha, dan Patton mengangguk mengiyakan, sambil menghabiskan minuman mereka.

Dian dan Dayana pergi menuju kasir.

"Meja 15 mba?" ucap Dian di depan meja kasir.

"Totalnya sekian Kak" jawab kasir sembari menyodorkan bill tagihan. Dian segera menyelesaikan pembayaran.

"Dian makasih banget loh, udah bayarin makan" ucap Dayana tulus.

"Iya sama-sama santai aja lagih, selagi aku masih dikasih uang saku lebih sama bokap gue" balas Dian disertai dengan senyuman di bibirnya.

Mereka kembali ke meja, dan segera pergi meninggalkan restauran.

"Guys gue balik duluan yah, udah di jemput bokap gue di depan" ucap Dian.

"Gue pulang bareng loe deh" sahut Veronica.

"Kita duluan yah" pamit Dian dan Veronica.

Tinggallah Alisha, Riska, Patton dan Dayana. Dian dan Veronica sudah tidak terlihat dari jarak pandang mereka.

"Loe jadi di jemput Abang loe nggak?" tanya Riska ke Dayana.

"Jadi nih, ini mau ngabarin suruh jemput" jawab Dayana.

"Oke, nanti kita nunggu Abang loe, sambil gue nunggu taxi juga. Kalian berdua mau ikut kita ke depan apa mau langsung ke basemen?" tanya Riska ke Alisha dan Patton.

"Kita bareng aja sampai lobi" jawab Patton dan Alisha mengangguk setuju.

"Alisha..." teriak seseorang.

Langkah mereka terhenti setelah mendengar ada yang memanggil Alisha. Alisha mencari sumber suara.

Ternyata Zwitson.

Zwitson berjalan diikuti Anderu dan Gio.

"Alisha loe ngapain disini?" tanya Zwitson.

"Kakak juga ngapain disini?" Alisha tanya balik.

"Gue habis muter-muter nyari barang, tapi nggak nemu. Loe pulang bareng gue yah?" ajak Zwitson.

Alisha tidak menjawab. Ia melihat teman-temannya. Seolah memberi isyarat bahwa "gue bareng sama teman-teman".

"Santai aja, nanti temen-temen loe bisa bareng, ada yang ikut Anderu juga nggak apa-apa, kebetulan Anderu bawa mobil sendiri" jelas Zwitson.

"Nggak usah Kak, Alisha pulang sama temen-temen aja" tolak Alisha.

"Please..." Zwitson memohon sambil memegang tangan Alisha.

Riska menyikut tangan Alisha, memberi kode supaya mengikuti kemauan si Zwitson.

"Oke, tapi Kak Zwitson yang ikut Alisha sama Patton, Patton ntar yang nyetir. Nanti kalo udah nyampe rumah Alisha, Kak Zwitson terserah pulangnya gimana, Patton nggak bakal mau nganterin kakak pulang! " pinta Alisha tegas.

"Ihh males banget gue jadi nyamuk, suruh nyetirin kalian berdua mending gue pulang sendiri aja. Bye!" pamit Patton melangkah pergi dengan karakternya yang gemulai.

Alisha berusaha mencegah Patton tapi tertahan karena tangannya di pegang Zwitson.

Zwitson senyum kegirangan setelah kepergian Patton.

"Kalian berdua ikut kita juga boleh, nanti gue anterin ke rumah kalian masing-masing dengan selamat. Kalo kalian takut ganggu kita, kalian bisa dianter pulang tuh sama si Anderu." ajak Zwitson ke Dayana dan Riska.

"Hmm nggak usah Kak, kebetulan udah minta di jemput sama Kakakku." tolak Dayana sopan.

"Al kita duluan... Bye Alisha" pamit Dayana dan Riska. Dayana dan Riska memandang Alisha memelas, seakan mata mereka berbicara "Sorry Alisha udah ninggalin loe".

Dayana dan Riska pergi meninggalkan Alisha dengan The Zag.

"Gue cabut duluan" ucap Anderu cuek langsung pergi.

"Lah gue pulang sama siapa?" panik Gio "Malah gue yang jadi nyamuk anj**r"

"Loe mending jadi sopir kita berdua" ucap Zwitson santai sambil menyerahkan kunci mobilnya ke tangan Gio.

Zwitson berjalan tangannya masih menggenggam tangan Alisha dengan santainya. Meskipun Alisha terlihat risih tapi dia tak bisa menolak. Nasib Gio jadi nyamuk mengekor Zwitson dan Alisha di belakang.