"Ma, ini rumah terkahir yanga akn kita kunjungi hari ini. mohon di pertumbangkan sebelum membuat keputusan!" ucapku sejak kami memasuki gerbang perumahan yang akan kami kunjungi.
Ibuku tidak mersponku, dia hanya memperhatikan keadaan sekitar, hingga mobil berhenti pada sebuah rumah dua lantai yang minimalis. Seseorang telah menunggu kami.
Ibuku memperhatikan sekitar, memindai dengan seksama, mulai dari pagar halaman hingga toilet yang langsung dia pastikan apakah berfungsi dengan baik. Ibuku sangat teliti.
"Airnya bagus, tidak berbau. Lingkungannya cukup ramai tapi tidak berisik. Secara kesluruhan jika di beri nilai maka nilainya adalah 80%, tapi karena ada keamanan, nilainya naik jadi 85%"
"Jadi?" tanya ayah ku, beliau tampak semakin frustasi dengan tingkah ibuku.
"Kita ambi ini saja, bagaimana?"
"Gaas!" ucapku dan ayah serempak, sedangkan Marvin hanya berceloteh ria seorang diri.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com