Happy reading,
Kedua mata Ritz menggelap terdapat kilatan kemarahan di sana, Ritz mengertakkan giginya dan mendengus dengan keras. Ekspresi wajahnya berubah dingin setelah menerima panggilan telepon.
" Sepertinya kau punya waktu luang untuk mengurusi urusanku!" desis Ritz sambil menyeringai sinis.
Ketika emosinya sudah mulai mereda Ritz kembali memasuki kamarnya, dengan pelan ia menaiki tempat tidurnya setelah meletakkan handphonenya di atas meja nakas. Ritz menarik Louise perlahan ke arahnya agar memudahkannya memeluk wanitanya,
" Aku akan selalu menjagamu, Dear. " bisik Ritz lalu mencium surai milik Louise, tidak lama kemudian Ritz mulai terlelap.
Keesokan harinya saat sinar matahari mulai mengintip pasangan itu dari balik tirai, Louise merasa sedikit terusik dalam tidurnya sehingga ia membuka kedua matanya. Pinggangnya terasa sakit seperti mau patah, semua anggota tubuhnya juga terasa pegal dan lemas seolah - olah tidak memiliki tenaga.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com