"Tunggu apa lagi. Kalian bisa kembali ke Jakarta! Dan aku akan tetap di sini. Jika kalian takut, maka kalian bisa pergi. Aku tidak akan memaksa kalian untuk tinggal di Villa ini!"
Ajeng memalingkan wajahnya, dan berdiri membelakangi teman-temannya yang lain. Sementara itu, Ara tertunduk ke bawah. Wajahnya serta kepalanya tidak berani mengangkat. Bibirnya pula tidak bisa berkata sepatah kata pun.
"Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Mengapa mendadak kalian berubah menjadi bermusuhan? Apa yang sudah aku lewatkan tadi, sehingga kalian tidak akur seperti ini?"
Tentu Riris merasa bertanya-tanya. Karena hanya dia yang tidak tau menau perihal peringatan yang Rossy berikan tadi.
Tidak ada yang berani menjawab pertanyaan Riris. Membisu layaknya patung. Mereka tidak ada yang berani mengatakannya termasuk Ajeng.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com