"Tya? Kamu marah ya?"
Antonio mengantarkan Tya pulang naik taksi. Selama perjalanan Tya tak bicara sedikitpun. Bahkan sisa makan malam mereka tadi terasa hambar.
Karena kedatangan wanita di masa lalu Antonio itu, acara yang ia rencanakan akan sangat menyenangkan malah berubah menjadi sangat mengecewakan.
Antonio dapat melihat tatapan kecewa di mata Tya setelah mendengar ucapan wanita itu. Bahkan Antonio tak bisa berkilah karena memang begitulah masa lalunya.
Ia memang buruk. Dan Antonio tidak bisa bilang apalagi menjelaskan pada Tya untuk menenangkan gadis ini.
Ia hanya berharap suatu hari Tya akan menerimanya dengan segala masa lalu terburuk itu.
"Aku tidak marah," ujar Tya.
Saat ini mereka berada di depan pintu rumah Tya.
"Tapi kamu diam sepanjang perjalanan," ujar Antonio.
"Aku cuma merasa tidak enak badan saja," kata Tya dengan tangannya yang sudah memegang handle pintu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com