webnovel

My Hubby is a Dream Man

xiaoLie · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
7 Chs

Klien

setelah sampai di meja kerjanya, Adelia langsung duduk dan menyiapkan proposal dan foder lain yang diperlukan untuk meeting karena memang dua hari yang lalu atasanya memerintahkan Adelia untuk ikut serta menyampaikan proposal pembuatan iklan dalam meeting dengan salah satu perusahaan perhiasan yang cukup terkenal.

Adelia memang terkenal rajin, disiplin dan efisien sehingga sang atasan berani mempercayakan proyek kerjasama yang menguntungkan ini kepadanya.

Saat ini Adelia sudah di depan pintu ruang meeting bersama atasan dan sekretaris atasanya. Adelia menarik nafasnya dalam dalam sebelum mereka masuk ke ruangan tersebut.

Saat ketiga orang tersebut masuk ke dalam ruangan, semua orang sudah menunggu untuk memulai meetingnya.

Dan saat mata Adelia menangkap sosok pria di meja paling ujung, adelia sedikit kaget. Dia ingat jika pria yang ternyata adalah klien penting itu adalah orang yang ditabraknya tadi saat terburu buru masuk kantor.

Adelia merasa sedikit cemas jika proposalnya akan ditolak mentah mentah karena kecerobohannya tadi yang tidak mengenali kliennya dan bahkan malah menabraknya dengan cukup keras. Jujur Adelia merasa bersalah dan tidak enak dengan kejadian tadi dan sekarang dia lebih mencemaskan kegagalan proyeknya.

Walaupun begitu, Adelia dengan cepat menghilangkan pikiran pikiran negatif itu dan menutupi rasa gugup nya dengan sangat baik.

'jika aku dapat melakukan yang terbaik maka pasti semua akan baik baik saja'

ucap Adelia dalam hati.

Berbeda dengan Adelia, Cavin yang melihat Adelia masuk hanya bersikap biasa saja seperti tidak terjadi sesuatu karena dia sudah memprediksi jika gadis yang menabraknya tadi bekerja disini.

Setelah meeting dimulai, Adelia pun mempresentasikan proposal yang dibuatnya dengan sangat baik dan tanpa cacat cela.

Tanpa banyak komentar, proposal yang dibawakan Adelia langsung disetujui oleh Cavin dan kini kedua perusahaan tersebut telah terikat kerjasama.

Adelia bernafas lega ketika semua berjalan lancar sesuai keinginannya.

Adelia pikir dirinya akan terkena masalah karena telah tidak sengaja menyinggung Klien nya. Ternyata pikiranya salah, pria itu tidak seburuk yang dia kira.

Setelah meeting selesai semuanya keluar dari ruangan satu persatu. Kini tinggal Adelia yang disuruh membereskan dokumen dan Cavin beserta asisrenya yang entah apa yang mereka tunggu.

Dan ketika Adelia berbalik hendak keluar dari ruangan, terdengar suara yang berat dari belakangnya.

"Tunggu..!" . Itulah kata yang lolos dari mulut Cavin

Adelia pun berbaik menghadap Cavin dengan sedikit bingung kemudian bertanya.

"Apakah anda memamggil saya tuan?, Adakah yang bisa saya bantu?" Tanya Adelia kepada Cavin.

Cavin memberi kode kepada Raihan agar meninggalkanya berdua dengan Adelia untuk berbicara.

Raihan yang mengerti dengan apa yang diinginkan Tuanya segera keluar dari ruangan dan menutup pintunya.

Sekarang di dalam ruangan hanya ada mereka berdua, Cavin dan Adelia. Dan itu membuat kegugupan kembali melintas di benak Adelia.