webnovel

My Destiny

Lea gadis yang manis dan sedikit tomboy, memulai karirnya di bidang fashion walaupun hati nya sangat ingin bidang otomotif, itulah awal dimana dia bertemu Fio yang akhirnya jatuh hati pada lea. Sedangkan lea mencintai Bimo sahabat masa kecilnya. Bagaimana kisah cinta yang rumit itu berakhir apakah bahagia atau duka??

Santi_Kristia_s · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
56 Chs

Bab 49

Pagi itu Lea sudah siap dengan mobilnya, jalanan ramai dimana orang-orang berlomba

Seseat dia tersenyum mengingat kenangan indah sebelum semua menjadi berubah.

Rintik hujan yang tiba-tiba membasahi jalanan membuat hati Lea semakin rindu, akan sosok seorang yang selalu di rindukannya.

"Apa kau selalu melihat ku dari surga? Apa kau selalu ada di sisi ku seperti kata mu dulu?" Pertanyaan itu membuatnya meneteskan air mata.

"Haaa...sedih nya" teriak Lea sambil meremas bajunya.

Koridor rumah sakit terlihat ramai, hujan yang turun pun semakin lebat.

Cuaca hari itu sangat mendung.

Lea berhenti sejenak melihat cucuran air dari atap yang membuatnya ingat akan hari dimana dia dan Bi bermain hujan, kemudian di usapnya air mata di pipinya lalu melangkah menuju kamar Fio.

"Tante Om.."

"Pagi-pagi banget ke sini Lea?" Mama Fio bertanya.

"Ia, jadi tante sama om bisa pulang dulu, biar Lea yang jaga, siang om sama tante bisa datang lagi"

"Ahhh gak apa-apa kami bisa istirahat di sini"

"Lea tau, tidur di rumah sakit gak enak" senyumnya

"Yaudah, kalau gitu kami titip Fio ya, siang mungkin adiknya bakalan datang"

"Ia tante"

"Kamu udah sarapan?"

"Gampang tante, nanti Lea tinggal beli aja, ohh...tante di luar Hujan deras"

"Wah...gak apa-apa om bawa mobil kok"

"Hati-hati ma, pah" pesan Fio sambil rersenyum melihat langkah orangtuanya itu.

"Dahhh" senyum wanita paruhbaya itu sambil melambaikan tangan.

Ruangan itu kembali sepi, Lea duduk di sofa dengan laptopnya di meja.

"Permisi..mau kasih obat dulu ya" seorang perawat datang membawa sebuah troli penuh alat medis dan obat-obatan.

"Oh..silahkan " senyum Lea.

Tidak lama perawat itu keluar dan kembali suasana kamar itu hening lagi.

Fio melihat tembok di sebelah kiri nya, mencoba membuang rasa bosan.

"Kenapa kamu datang pagi-pagi Lea" suara Fio terdengar serak.

"Apa? " Lea mengambil langkah mendekat karna suara lembut Fio.

"Aku tanya kenapa kamu datang pagi-pagi ke sini?"

"Oh..tidak ada apa-apa aku hanya merasa bersalah tidak bisa melindungi para pekerja ku" senyumnya.

"Benarkah itu hanya rasa bersalah?" Tanya Fio.

"Ia, jadi maksud mu aku punya perasaan lain?" Lea mengerutkan dahi melihat Fio.

"Aku tidak tau..itu hanya kau yang tau"

"Aku hanya merasa begitu" Lea tersenyum.

"Baik lah, bisa tolong beri aku buah itu mulut ku terasa pahit karna obat tadi" Pinta Fio dengan wajah pucatnya.

"Tunggu di cuci dulu" Lea membawa buah anggur yang berada di meja untuk di cuci.

Senyum Fio ke arah Lea seakan menandakan sesuatu.

Dia memandangi Lea dari belakang, rasa bahagianya membuncah.

"Nihh.." Lea menyodorkan wadah buah anggur yang sudah di cucinya.

"Makasih" Fio tersenyum.

"Bisa kan makan sendiri?"

"Bisa, ahhh aaa" Fio sedikit meringis saat menggerakkan tubuhnya.

"Aduh kenapa? Sakitt? Aku langgil dokter??" Lea terlihat panik.

"Gak apa-apa cuma sedikit nyeri" wajah Fio menahan sakit.

"Sini, biar aku yang kasih" Lea menarik buah anggur yang di pegang Fio.

"Aku bisa sendiri"

"Udah sini, dari pada aaaaa iiii " Lea tersenyum melihat Fio yang  heran.

"Bagaimana kelajutan cewek gila itu?"

"Aku udah kasih semua urusan ke teman papi, kali ini aku harap hukumannya bukan cuma 1 bulan lagi, siang ini aku akan ke sana"

"Kemana?"

"Ke kantor polisi sama teman nya papi"

"Ia, dia harus di hukum, kita gak tau siapa lagi korbannya kalau harus di diamkan saja"

"Ia, aku harap kepolisian bertindak adil, ini sudah tindak kriminal parah" Lea menjelaskan sambil menyuapi Fio.

"Mm sudah Lea" Fio memegang Lengan Lea menahan agar anggur itu tidak di paksa masuk ke mulutnya lagi.

"Oh..ya udahh" Lea menarik tangan nya dan menghindari kontak mata dengan Fio.

"Kenapa Lea?"

"Haa kenapa?" Lea bertanya sambil meletakkan wadah berisi anggur itu.

"Kenapa kamu gak berani menatap mata ku"

"Aku?? Kenapa?? Sudah kamu istirahat lagi ya" Lea merapikan selimut Fio.

"Lea tunggu dulu" tangan Fio menarik lembut tangan Lea yang akan pergi.

"Apa lagi?"

"Trimakasih Lea" senyum Fio.

" sama-sama" kemudian Lea melangkah, pipinya terasa panas di remasnya baju nya.

Beberapa saat Lea duduk diam, sambil berusaha melupakan kejadian tadi.

Di pegangnya pipinya yang masih tersa panas itu.

"Haaa..kenapa suhu ruangan ini terasa panas" Lea bertanya dalam hatinya.

Fio terlihat tertidur lagi.

Pukul 13.16 wib, seorang gadis datang, itu adik Fio.

"Hai salma, udah lama gak ketemu ya"

"Ehh kak Lea, "

"Apa kabar kamu?

"Baik kak, kakak apa kabar?" Tanya gadis itu kembali.

"Kabar baik"

"Kalau kakak mau pergi bilang ya, biar salma yang jaga" gadis itu tersenyum dan duduk di sebelah Fio.

Lea masih dududk sesekali dia mengetik sesuatu di laptopnya.

Sedangkan Salma dan Fio terlihat bercerita dan tertawa kecil.

"Mm..aku ada janji aku pergi dulu ya" Lea menghentikan  tawa dua orang itu.

"Yaudah kak hati-hati ya" Senyum salma manis.

"Makan yang banyak Fio" Lea melirik Fio lalu melangkah.

Tidak terdengar kata-kata dati mulut Fio, dia hanya tersenyum dan melihat kepergian Lea.

Pertemuan Lea dan pak Roy cukup lama, kemudian mereka terlihat pergi ke kantor polisi dimana Jovanka di tahan.

Banyak berkas yang di bawa pak Roy dan di serahkan ke pada pihak kepolisian entah untuk apa berkas itu, mereka terlihat sangat sibuk hari itu.

"Mi..Lea pulang"

"Kamu dari mana sayang sampe malam begini baru pulang" Bu rena melihat jam dinding rumahnya.

"Mi..Lea lapar" Lea mengambil piring dan sendok, beberapa lauk di sendok ke piringnya.

"Kamu dari mana sampe kelaparan gini?"

"Lea ngurus masalah kejadian di tempat kerja Mi sama Om Roy, gak taunya sampe malam gini"

"Aduh..kasihan anak mami, yaudah makan yang banyak truss istirahat ya" Bu rena memegang kepala Lea lembut lalu pergi.

Setelah selesai dengan makanan di piring Lea melanjutkan dengan Ice Cream hari ini dia seperti kehabisan tenaga.

Pikirannya kembali kekejadian di Rumah Sakit pagi tadi, kenapa wajah ku terasa panas dan aku merasa malu pada Fio??

Ahhh perasaan apaa itu...Lea masih bertanya-tanya kenapa kejadian tadi bisa membuatnya gugup.

Langkah nya di percepat, setelah membersihkan diri dia kembali ke meja kerjanya.

Di bukanya file-file kerja yang di kirim oleh Sea.

Beberapa di kerjakannya sebelum kantuk menerjangnya dan kalah.

Malam itu Lea tidur lelap, aktivitas seharian membuatnya sangat lelah.

**

Pukul 23.50 wib, Fio masih terbangun sesekali dia melihat Salma yang tidur di Sofa, rasanya dia ingin sekali pulang, tapi keadaannya belum pulih.

Senyumnya terlihat bahagia, di ingatnya Lea yang pagi itu malu-malu dan wajahnya merona.

Tawa kecil terlihat di wajah Fio.

"Apa aku terlalu serakah? Menginginkan wanita yang baru saja di tinggal oleh suaminya" Fio memegang kepalanya dan memutar-mutar matanya.

Malam sepi itu, kamar Fio terlihat sepi Fio sudah tertidur dan terlihat lelap. Obat yang di beri rumah sakit selalu membuatnya tertidur lelap.

Aku tidak egoiskan mengharapkan cinta mu yang entah masih ada atau sudah pergi bersamanya.