Hari itu cerah tapi tidak dengan Lea yang tampak gusar saat mengurus kepulangan Bi dari rumah sakit, di temani Bu rena, Lea tampak tidak bersemangat.
Berbeda dengan Bi yang tampak bahagia sedari tadi tersenyum.
"Mi apa ini ide yang bagus??" Lea bertanya ke Bu rena yang juga tampak bigung.
"Mami juga kurang tau sayang, mami takut terjadi hal buruk selama kalian di desa nanti.
"Mami Lea takut banget mi"
"Yasudah kamu ikuti apa maunya Bi aja dulu, dia juga kasihan kalau selalu di rumah sakit kan cuma satu minggu di sana" Bu rena menasehati Lea yang masih gusar.
Setelah berbenah Semua keperluan Bi mereka menuju desa dimana mama dan papa Bi tinggal.
Suasana desa itu sangat indah, air mengalir di halaman rumah, pepohonan yang rindang. Desa memang selalu jadi tempat yang di tuju untuk menenangkan diri.
"Sayang apa sekarang kamu bahagia?" Lea bertanya pada Bi yang duduk di sebalahnya.
"Ia aku bahagia, kalaupun aku mati mungkin aku tidak akan kecewa karna alam yang indah dan juga orangtua yang dekat dengan ku juga ada kamu" Bi tersenyum.
"Atas izin siapa suami ku bisa mati?? Dia masih harus panjang umur dan kita harus punya anak yang lucu lucu" Lea tersenyum menghibur diri.
"Aku berharap begitu tapi tubuhku sudah tidak kuat"
"Karna itu minggu depan kita harus pulang dan ke rumah sakit lagi" Lea memandang jalanan yang sangat indah.
Sampailah di rumah papa dan mama Bi, Bu Septi tampak tidak terima dengan hal buruk yang menimpa anak sematawayangnya itu. Air matanya tak henti berjatuhan menahan sakit di dadanya dengan keadaan papa Bi yang masih lumpuh dan sekarang Bi yang sakit.
Hatinya sangat hancur.
Penjelasan Lea ke Bu Septi tidak membuatnya mengerti mengapa hal buruk itu terjadi, dan menyalahkan Lea yang lebih memilih membawa Bi ke desa dari pada berobat.
"Mama kecewa sama kamu, kenapa hal separah ini harus di sembunyikan dan apa ini kenapa Bi di bawa ke sini dia harusnya menjalani pengobatan" Bu Septi marah ke lea yang di anggap tidak perduli dengan Bi.
"Ma Lea udah lakuin yang terbaik, tapi bi pengen ketemu sama mama dan papa. Dia juga pengen istirahat di desa dia bosan dengan pengobatan nya." Lea menjelaskan salah paham itu.
"Jika hal buruk terjadi di sini bagaimana kita bisa membawanya segera ke rumah sakit sedangkan di sini hanya ada rumah sakit kecil tidak seperti di kota"
"Itu yang Lea katakan ke Bi, tapi dia tetap ngotot ingin pulang ke desa"
"Harusnya kamu yang menjelaska ke Bi" nada suara bu septi sedikit meninggi.
"Ma maafin Lea, Lea juga bigung bagaimana harus menjelaskan ke Bi" Lea mulai meneteskan air mata. Hal yang di harapkannya adalah di terima baik dan di bantu saat masa sulit Bi bukan di cerca dengan ribuan kata marah dan menyalahkan dirinya saja.
Bu septi pergi meninggalkan Lea yang masih menahan sakit di dadanya, seakan sakit Bi bukan menjadi beban baginya. Mereka tidak tau betapa takutnya Lea kehilangan suaminya itu.
Malam itu Lea tidur di sebelah Bi, pikirannya melayang jauh dirinya seakan tidak berguna di sana, wajah Bu septi yang marah selalu menghantuinya, keinginannya pulang dan membawa Bi semakin besar. Tapi Bi akan sedih jika tau hal itu.
"Haaa Lea, mengapa hidup mu seperti ini. Maksud baik yang kamu lakukan justru di anggap hal yang tak baik oleh orang lain"
Air matanya mengalir lagi membasahi pipinya.
"Sayang kamu kenapa?" Bi menarik tubuh Lea yang membelakanginya.
"Gak apa apa sayang" Lea segera menghapus air matanya.
"Kamu di marahin sama mama ya?"
"Gak apa apa aku yang salah" Lea mencoba menghibur Bi yang akan sedih jika tau kejadian tadi.
"Mama pasti sedih sayang, jadi tolong maafkan ya kamu jangan sedih aku kan ada di sini" Bi memeluk tubuh Lea.
"Ia aku gak sedih " Lea tersenyum memeluk Bi.
Malam itu sangat hangat, saat mereka bercumbu melupakan sakit di dada.
Tubuh Bi yang tadinya lemah memiliki sedikit kekuatan saat Lea menghujaninya dengan ciuman yang hangat.
"Sayang aku akan memberikan anak anak yang lucu" Bi tersenyum kemudian mencium lembut bibir Lea.
Lea dan Bi terkulai lemas di tempat tidur itu, saling memeluk satu sama lain mereka meluapkan rindu yang sudah lama di tahan saat pengobatan bi di rumah sakit.