Lea tampak sibuk membaca pesan dari teman-teman nya, melihat beberapa foto yang di ambil waktu malam lauching.
Bitssss bitssss...
"Hallo selamat ya lea atas lauching gedung fashion nya" wanita di seberang memberi selamat pada lea.
"Makasih stela kamu dimana sekarang?" lea bertanya pada teman masa kecilnya itu.
"Aku di bali ada sedikit kerjaan"
"Papi juga di bali " lea memberi tahu stela yang dulu juga akrab dengan orang tua lea, karna waktu di sekolah menengah pertama lea selalu membawa bi ,stela dan dion untuk belajar maupun bermain.
"Ia aku tau" stela sedikit berbisik.
"Kalian ketemu?"
"Aku gak sengaja lihat lea ayah kamu gak ngelihat aku"
"Oh..."
"Lea!! Aku tau ini masih hari bahagia kamu, tapi aku gak mau simpan terlalu lama" stela sedikit takut menyakiti hati lea.
"Apaan sih bilang aja Stel, kamu biasa nya asal ngomong kenapa sekarang jadi aneh " lea tertawa mendengar suara teman kecil nya sedikit berubah.
"Lea !! Empat hari yang lalu aku gak sengaja ngelihat ayah kamu di pantai, waktu aku mau jumpa tiba-tiba aku berhenti aku lihat dia sama cewek yang masih muda dan aku lihat cewek itu bawa anak kecil" stela berkata sedikit takut.
"Ahhh kamu salah lihat kali Stel atau mungkin itu teman papi" lea mencoba berpikir positif sambil tertawa.
"Lea aku gak salah lihat dan aku dengar sendiri anak itu manggil ayah kamu papa, aku juga gak mau bilang ke kamu tampa bukti".
"Apaan sih Stel kamu main-main".
"Aku udah kirim foto mereka, aku juga ngikutin mereka kemana, aku udah kirim alamat lengkap nya"
"Stel..."
"Lea aku gak mau kamu makin sakit, jadi biar aku yang kasih tau, maafin aku lea, aku sayang sama kamu"
"Stel kamu bercanda kan?"
"Udah dulu lea !! slamat untuk usaha baru kamu yang sabar ya manis" Stela menyudahi pembicaraan itu.
Lea yang penasaran membuka pesan dari Stela dia terkejut begitu melihat beberapa foto yang menunjukkan kemesraan papi nya dengan seorang wanita dan ada seorang anak kecil. Hati Lea sangat hancur bagaimana mungkin seorang ayah yang di kaguminya begitu dalam tega mengkhianati ibu nya. Air mata Lea menetes membasahi pipi nya, rasa kecewanya begitu besar kenapa ayahnya tega.
"Sea..tolong pesankan saya tiket ke Bali hari ini".
"Baik lea".
"Tolong urus semua kerjaan saya, saya gak tau kapan bisa pulang jadi kamu bisa minta bantuan Fio atau Cris"
"Baik Lea" Sea menjawab lembut.
"Pesan juga Hotel untuk saya"
"Baik"
Lea menyudahi pembicaraan itu, lalu bergegas menuju rumah untuk mengambil beberapa pakaian untuk di bawa.
Penerbangan Lea pukul tiga sore, Lea sudah menuju bandara pukul Satu dia tidak berpikir makan siang dan obat yang harus di makannya.
Pikirannya berkecamuk dan hati nya hancur.
Pukul tiga lewat lima puluh menit Lea sudah berada di Bali dia menuju Hotel yang sudah di booking oleh Sea. Setelah cek in lea menuju kamar nya dan mandi.
Lea pergi menuju lobby Hotel untuk menayakan adakah Taxi yang di recomendasikan Hotel untuk angkutan selama di bali.
Setelah mendapatkan taxi lea menanyakan alamat yang di kirim oleh Stela dan menuju Ke sana perjalan empat puluh menit itu membuat nya gusar, akan kah yang di katakan Stela benar atau itu hanya kebetulan dan bukan kenyataan, Lea terus berpikir.
"Maaf kita sudah sampai" supir taxi itu menunjuk sebuah rumah mewah di pinggir jalan.
"Ini rumah nya?" Lea bertanya kembali.
"Ia ibuk bisa cek lagi nomor nya".
"Oh ia betul no.18 " Lea membayar argo taxi itu dan menyuruhnya menjemput lagi ketika di telepon dan supir setuju.
Lea menekan bel rumah itu
Seorang wanita membuka pintu.
"Mau cari siapa??" wanita itu bertanya kepada Lea dengan lembut.
"Saya mau cari papi saya" jawabnya ketus.
"Papi kamu?" wanita itu tampak bigung.
"Siapa sayang?" suara seorang laki-laki terdengar menghampiri pintu dimana Lea berdiri.
"Enggak tau sayang, kata nya cari papi nya" sambil melihat kebelakang.
"Lea " laki laki itu tampak terkejut saat melihat Lea berdiri di sana dengan wajah marah menahan tangis.
"Siapa dia sayang?"
"Saya anak laki-laki ini" Lea menunjuk ke arah pak Sujipto yang tampak malu.
"Oh ini dia anak nakal yang kamu ceritakan itu," wanita itu terseyum sinis ke arah Lea.
"Papi ini siapa?" Lea mulai mengeraskan suara nya.
"Sayang ayok masuk dulu papi jelasin di dalam" menarik lea masuk kerumah.
"Siapa dia?" Lea kembali bertanya.
"Saya istrinya " perempuan itu menjawab pertanyaan Lea.
"Pi??"
"Ia saya istrinya, kami sudah menikah satu tahun yang lalu dan anak kami sudah umur tiga tahun".
"Ohh jadi kamu jalang yang sudah jelas tau kalau laki-laki ini punya istri tapi tetap mau di goda!! ohh jangan-jangan kamu yang menggoda nya" Lea melihat wanita itu tajam.
"Lea sudah sayang!! "pak Sujipto menenangkan anaknya.
"Awass!! Lea mau ngasih pelajaran ke wanita jalang ini".
"Saya yang akan ngajari kamu bagaimana jadi anak baik" wanita itu seolah menguji kesabaran nya.
"Ohh jadi kamu adalah anak baik ajaran orang tua mu, anak baik yang rela membuka bajunya untuk laki-laki yang jelas sudah memiliki istri dan anak" teriak Lea ke wanita itu.
"Diam kamu !! Dasar anak tidak tau diri" wanita itu coba menyerang Lea.
"Kamu lah yang tidak tau diri, anak jalang dari orang tua jalang dan anak mu adalah hasil ke jalangan mu" Lea menampar wanita itu berulang kemudian mendorong nya ke lantai.
"Leaea !! sudah sayang" pak Sujipto mencoba melerai, tapi kemarahan Lea membuatnya bisa mendorong laki-laki itu hingga tersungkur di lantai.
"Ohh ini ajaran ibu mu, pantes suami ku tidak tahan tinggal dengan kalian" wanita itu mencoba menguji kesabaran Lea lagi.
"Ibu ku selalu mengajarkan ku hal baik, tidak hal buruk seperti yang kamu lakukan ini," Lea menujuk ke arah wanita yang masih tersungkur di lantai itu.
"Lea sayang maafin papi" laki-laki yang di panggil nya papi itu mencoba menarik Lea.
"Lepasin Lea jangan sentuh Lea pakai tangan kotor itu, dan jangan pernah lagi muncul di hadapan Lea dan mami, Lea bakalan cari cara untuk jelasin ke mami"
"Mami udah tau soal ini sayang"
"Apaa??"
"Mami udah tau masalah ini tahun lalu waktu papi kawin lagi di sini".
"Ahkkkk kalian terlalu jahat" Lea mendorong papi nya itu hampir terjatuh, kemudian berlari dari rumah yang seperti neraka itu.
Lea yang letih sekujur tubuhnya terasa nyeri.
Malam yang menyakitkan bagi Lea.