webnovel

Tanpa nama

Semua mata tertuju ke arah pintu yang terbuka lebar, termasuk Safira dan Kanaya. Terdengar suara musik lembut mengalun mengiringi penari di deretan depan yang muncul di pintu. Mereka bagai para dayang yang sedang mengawal pasangan raja dan ratu di belakangnya.

Dan memang setelah itu terlihat pasangan pengantin baru muncul, yang memukau pandangan para tamu yang hadir. Paramitha menggunakan tiara di atas kepalanya, dan menggunakan gaun lebar seperti seorang dari putri kerajaan, di sebelahnya Andrian memakai pakaian putih senada bagai pangeran muda yang gagah, senyum keduanya mengembang dibibir seperti memberikan kebahagiaan kepada para tamu yang hadir. Tapi sayang keduanya hanya berpura-pura. Tapi tidak dengan kedua orang tua Andrian yang berjalan di belakangnya teraenyum merekah, berbandihg terbalik dengan besannya.

"Kamu lihat sayang, keduanya hanya berpura-pura saja ... " bisik Kanaya, di telinga Safira. Gadis itu hanya tersenyum saja, dia tahu itu tapi tetap saja sakit rasanya. Mata Safira menatap tajam ke arah Paramitha, teringat apa yang di lakukannya kepada dirinya beberapa waktu lalu.

--------------

Beberapa hari menjelang pernikahan, Paramitha dan teman-teman memutuskan berlibur sejenak ke Singapura. Katanya sih untuk 'healing dari kesibukan pekerjaan dan juga mengurus segala tetek bengek pernikahan. Dia pergi dengan 20 orang teman terdekatnya. Menggunakan segala fasilitas nomor satu dan gratis tentunya, semua yang membayar adalah sang calon mempelai perempuan.

Dari pesawat kelas bisnis, hotel kelas satu dan tentu saja kendaraan yang khusus. Walau liburan itu hanya 5 hari saja. Safira baru saja berkarier di Singapura, tetapi sudah banyak job yang diterimanya. Itu karena file yang di punyainya sudah cukup membuktikan dia seorang model profesional sebelumnya dan yang terpenting, banyak foto yang di buat oleh fotografer kelas dunia, yang menyukai gayanya. Sehingga memudahkan mendapat itu semua dan sesuai dugaan.

Seperti hari itu,Safira di ajak sesama model satu agensi untuk jalan ke sebuah mall terkenal dan berkelas di Singapura. Mereka baru saja selesai melaksanakan pekerjaan masing-masing di tempat berbeda, termasuk Safira yang selesai pemotretan untuk brand milik desainer dari Diamond Fashion, sahabatnya sendiri yaitu Alzam. Brand ini premiere dan signature alias exsklusif untuk pelanggan khusus, di tambah koleksi ini juga untuk di tampilkan di sebuah majalah fashion ternama.

"Itu hebat, sayang ...!" Puji Alzam sambil mencium kedua pipi Safira dan model lainnya yang puas dengan pemotretan yang baru saja selesai. Dewa yang mendampingi pun menggangguk setuju termasuk mamanya. Safira hanya tersenyum saja, dia pun lega setelah melaksanakan tugasnya dengan baik. Dia harus mengerahkan kemampuannya setelah lama vakum.

Setelah berganti baju, Safira pamit kepada ketiganya. Dan mereka tak keberatan. Safira pun berangkat menuju mall tempat janjian. Ketika bertemu dan cium pipi kiri kanan dengan teman sesama model dari berbagai negara,mereka pun masuk ke dalam.

Tapi mereka hanya sekedar cuci mata saja, karena yang ada di dalam sana semuanya brand ternama dunia, yang harganya mahal. Walau mereka model, yang mungkin memperagakan brand tersebut bukan berarti bisa membelinya begitu saja. Apalagi hidup di negara orang seperti Singapura yang biaya hidup mahal, membuat harus berfikir ulang.

Sementara Paramitha dan para 'bestie' nya dengan santai membeli dan keluar masuk toko begitu saja, tanpa memperdulikan harga yang mereka beli. Seakan pakaian brand bermerek itu, harus dibeli sebagai gaya hidup sosialita sehari-hari.

"Menurut lo, ini bagus engga ?" Tanya Paramitha sambil memperlihatkan sebuah gaun dan mematutnya di depan kaca.

"Bagus dong, apa pun yang lo kenakan selalu pantas dan sesuai !" Jawab salah seorang temannya memuji, dan di angguki yang lain.

"Emang berapa harganya ?" Tanya yang lain penasaran.

"Murah hanya 50 jeti !" Jawab Paramitha santai.

"Atau yang ini ya? Harganya 70 an !" Ujarnya tak yakin sambil memperlihatkan gaun yang lainnya dengan belahan dada agak terbuka dan seksi.

"Baju itu, buat apaan sih ?" Tanya temannya. Paramitha tersenyum.

"Ada party kecil setelah acara pernikahan ke dua di Bali nanti !" Ucapnya sambil mengedipkan mata.

"Biasa, klub favorit gue! Ha ... ha ... !" Sambil tertawa, semua mengerti serta setuju dan tertawa berbarengan.

Setelah puas, mereka mencari makan dan masuk ke sebuah restoran mewah yang ada di mall tersebut juga. Di tangan semuanya masing-masing membawa tas belanjaan. Mereka memesan makanan favorit yang tersaji di menu.

Sementara itu, setelah puas cuci mata. Para model itu pun mencari makan, salah satunya menyarankan ke sebuah restoran.

"Sharon, di sana itu mahal !" Seru salah seorang model yang memang berasal dari Singapura.

"Apa salahnya sayang, kita kan udah gajian !" Jawabnya santai. Semua terdiam dan memang benar adanya sih, hasil kerja mereka sudah keluar, dan apa salahnya bersenang sejenak. Akhirnya mereka setuju.

"Sesekali, kita lupakan soal diet !" Ujar yang lain sambil tertawa. Yap, gemuk adalah musuh terbesar para model. Dan Safira pernah di tahap itu sebelumnya paska melahirkan. Butuh usaha cukup keras dan segala cara, hampir saja masuk rumah sakit. Untungnya mamanya memberikan solusi untuk mengatasi semuanya.

"Safira, jangan kamu menyiksa diri seperti itu sayang !" Ucapnya setelah melihat kondisi putrinya itu.

"Mama akan berikan resep rahasia diet yang benar! Biar diet tetap sehat, walau mama seorang desainer, penampilan tetap di perlukan !" Lanjutnya lagi sambil tersenyum dan Safira harus mengakui metode mamanya efektif. Dan sekarang setuju saja ajakan teman-temannya.

"Oh my ... ini beneran sih ..." ucap salah teman Safira, ketika di sodorkan menu. Semua mengangguk.

"Salad saja, 100 dollar ..." ujar yang lain.

"Apa isinya, ya ?" Tanya yang lain penasaran.

"Ya, salad !" Jawab Safira tertawa, yang lain pun ikut jokenya.

Akhirnya mereka pun memesan makanan masing-masing. Tanpa sadar Safira melihat sosok Paramitha yang duduk di meja yang agak berjarak dengan dirinya. Mereka makan dengan ribut bergosip, yang membuat para tamu lainnya agak terganggu.

------------

"Siapa mereka? Ribut banget! Apa tak ada sopannya sama sekali !" Ucap model asal Malaysia berkomentar.

"Kayaknya dari Indonesia !" Ucap yang lain, muka Safira memerah, memang hal itu ... cukup memalukan.

Pesanan makanan pun tiba, mereka makan dengan asyik. Sesekali mengobrol tapi tidak berisik.

"Hmmm ... steak ini, enak banget !" Ujar model berambut pirang yang berasal dari Eropa timur.

"Ayamnya juga enak, dan empuk! Sayang, di sini mahal ... say!" Ucap yang lain dan semua tersenyum.

"Saladnya juga ... oke sih !" Tambah Safira.

"Kamu, engga memesan makanan ?" Tanya Medina yang berasal dari Afrika Selatan.

"No ... " jawab Safira tersenyum dan menggeleng.

"Diet ?"

"Tidak juga, tapi memang sedang menjaga porsi makanan! Sebenarnya aku sudah cukup lama vakum dari dunia model! Maklum, aku melahirkan dan kalian tahu kan? Paska melahirkan itu cukup berat buatku yang berat badannya bertambah !" Jelas Safira. Semua mengangguk mengerti.

"Hamil di usia muda ?" Tanya salah temannya.

"Ya ... begitulah !" Jawab Safira, sambil menghela nafas.

"Oh, kami mengerti kok! Santai saja !" Ujar Medina sambil menyentuh tangan Safira, yang lain mengangguk. Safira hanya tersenyum mengangguk.

----------

Safira berpamitan untuk ke toilet sebentar yang letaknya tidak jauh dari sana. Kebetulan tidak ramai, cenderung sepi sih sebenarnya. Toilet wanitanya begitu bersih dan rapi lagi wangi parfum entah apa itu. Setelah selesai menyelesaikannya Safira keluar dari salah satu bilik toilet dan terkejut melihat Paramitha sedang berkaca dan berdandan. Gadis itu pun sama terkejutnya melihat Safira. Tapi tak lama dia terlihat tak perduli, begitu pun Safira, yang berdiri tak jauh dari perempuan itu untuk merapikan pakaian dan lainnya.

"Gue, engga percaya ketemu lo di sini !" Ucap sinis Paramitha.

"Suka-suka gue dong, dunia ini luas mau kemana pun terserah gue ... lo yang sial, ketemu gue di sini !" Jawab Safira cuek.

"Eh, denger ya! Urusan gue dan lo belum selesai !" Paramitha kini berdiri menatap tajam ke arah Safira.

"Maksud lo? Asal tahu saja, urusan gue tuh sama Andrian! Bukan sama lo, gue engga perduli !" Jawab Safira yang kini saling berhadapan.

"Dasar, mama sama anak sama !" Ucap Paramitha sinis.

"Apa lo bilang? Dengar ya,lo jangan bawa-bawa nyokap gue !" Safira tersulut emosi, atas ucapan Paramitha.

"Asal lo tahu, lo yang merebut pacar orang !" Lanjutnya.

"Cih, cuman pacar! Biasa kali, beda dengan perempuan perebut suami orang !" Ujar Paramitha seperti jijik. Muka Safira memerah.

"Denger ya, dia sudah melamar gue! Dan lo lihat cincin di jari gue buktinya !" Safira memperlihatkan cincin spesial di jarinya yang di berikan Andrian sebagai bukti cintanya dengan melamar untuk menikahinya.

"Tapi buktinya, dia akan menikah dengan gue tuh! Dan lo di lupakan !" Ucap Paramitha makin sinis.

"Kasihan deh lo, makan tuh cinta! Sampai punya anak segala !" Tambahnya lagi, membuat darah Safira naik ke ubun-ubun ingin rasanya menampar pipi perempuan di depannya. Tapi dia sadar ini tempat umum.

"Dari pada lo, menikah hanya karena banyak hutang keluarga lo! Dan juga lo tidak mencintai Andrian !" Jawab Safira tenang, sambil menatap tajam.

"Gue, tahu semua rahasia lo !" Kini ada senyum sinis di wajah Safira, ada rasa terkejut di dalam diri Paramitha.

"Kurang ajar, lo! Dasar perempuan tak tahu diri !" Ucap Paramitha marah dan hendak menampar Safira tetapi tidak jadi karena pintu depan terbuka ada orang lain masuk.

"Oke, ini belum selesai! Awas saja !" Paramitha beranjak pergi ke luar.

"Tak masalah, gue ladeni !" Teriak Safira. Setelah itu tubuhnya terasa lemas, dia menatap diri ke kaca, dan mengusap air matanya. Bukan sedih tapi sakit hati atas hinaan yang baru saja terjadi.

"Sialan !" Makinya pelan.

--------------

Kini kedua pasangan pengantin baru melintasinya, sekilas mata Andrian menatapnya dengan berbeda, sayang Safira tidak menghiraukannya, berbeda dengan Paramitha mendadak matanya melotot tajam ke arahnya. Andtian menyadari ada sesuatu di antara mereka berdua.

"Sialan, kenapa wanita itu ada di sini ?" Ucapnya dalam hati. Tapi itu hanya sekejap, dia kembali berakting tersenyum. Dan mereka melangkah ke pelaminan yang di set secara megah.

"Pesta pernikahan yang hebat !" Puji Bagas sambil melirik istrinya Amira.

"Tentu saja, aku dulu hampir seperti ini !" Ujar Amira tersenyum. Bagas tertegun dan teringat masa lalu.

"Iya, ya! Apa kamu menyesal ?" Tanya pria yang masih tampan ini.

"Maksud kamu? Tentu saja tidak, semua penuh kebohongan dan kepalsuan !" Jawab Amira menatap suaminya.

"Maksudku, tidak menikah denganku dengan semegah ini !" Bisik Bagas, sambil merangkul dan mengecup pipi istrinya. Amira kini tertegun dan tersenyum dan mengingat pernikahannya di masa lalu yang di hadiri keluarga besar suaminya dan istri dari almarhum kakaknya serta mantan sekretaris papanya yang bertindak menggatikan kedua orang tuanya, hanya ada penghulu dan langsung ijab kabul tanpa ada pesta besar, hanya makan bersama.

"Tidak, buat apa pesta besar? Bila yang sederhana cukup membuat cinta kita tetap abadi !" Ucapnya puitis, Bagas memeluk Amira dan mencium pipinya.

"Ehem, ini tempat umum mam, pah !" Bisik Dewa. Amira dan Bagas tersenyum malu.

"Ini juga berkat timnya Sheilla loh !" Ujar Dewa lagi, keduanya baru sadar dan mengangguk setuju, semua memuji pesta yang berjalan lancar.

Hanya saja Dewa dari tadi memperhatikan Safira, agak cemas awalnya untung di dekatnya ada Kanaya. Kini dia menatap kedua mempelai salah satunya Andrian. Sekilas Dewa melihat raut mukanya sempat berubah, membuat dia berpikir ada dengannya itu ?

"Mungkin kah, dia baru menyadarinya ?" Ucap Dewa dalam hati.

Sebenarnya Dewa sudah tahu siapa Paramitha itu, beberapa kali dia memergoki kelakuan perempuan itu. Dewa walau jarang bergaul, tapi sesekali 'nakal' juga bersama teman lamanya sering ke klub malam, baik di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Bali sekalipun, pernah dia jelajahi.

Hanya sekedar bersenang-senang saja tak lebih. Dia masih bisa menjaga diri tidak berlebihan. Tapi itu 3 tahun lalu, sebelum dia di pndahkan ke Palm Entertaiment dengan kesibukan yang lebih banyak, sedang di bidang kontruksi hanya sekedar ada proyek dan setelah selesai sudah, bisa liburan.

"Bagaimana, bro ?" Tanya temannya Stevan, sesama anak orang kaya, bukan bersama sahabatnya atau bestie secirclenya sekarang. Mereka kini berada di sebuah klub malam terkenal dan konon milik seorang bule yang bekerja sama dengan anak seorang pejabat di Jakarta.

"Lumayan !" Jawab Dewa, semua klub sama saja di matanya, mau yang biasa atau mewah sekalipun. Yang membedakan hanya makanan, minuman dan tempat saja.

Klub Queen terletak di tempat wisata favorit bagi kalangan atas. Disini banyak berderet hotel bintang lima, baik lokal atau brand luar negeri. Klubnya sendiri di atas bukit tapi bisa akses ke tepi pantai pribadi. Klub Queen buka 24 jam, dari pagi hingga pagi lagi. Karena sangat lengkap. Ada Cafe, Restoran, klubbing dan kamar khusus yang bisa di pesan, walau terbatas. Ada area dalam, out door, rooftop dan kolam renang private sekaligus ada Jacuzzinya, Spa atau lebih ke tempat pijat, dan salon serta tempat fitness. Tapi masing-masing mempunyai tempatnya khusus, jadi seperti area kompleks luas.

Bagi orang biasa di larang masuk begitu saja. Hanya yang mempunyai kartu keanggotaan saja yang bisa. Dan itu di bagi 3 golongan dengan berbagai fasilitas dan discount yang di dapat. Dan itu tidak murah untuk yang kartu biasa saja bisa harus deposit 5 - 10 juta perbulan. Bagaimana dengan gold ? Aksesnya lebih lagi semua serba private.

Mau tidak mau Dewa harus menjadi anggota dan langsung memilih gold, dia harus membayar 25 juta perbulan. Fasilitasnya ? Dari bandara atau hotel menginap ada mobil mewah penjemput. Dibawa ke gedung khusus, dan mendapat minuman dan makanan sesuka hati secara gratis. Villa yang kini di tempatinya bersama ke 6 teman lainnya dan semua lelaki. Ada balkon dan kolam renang serta jacuzzi, bisa melihat matahari terbenam dan menghadap laut.

Ketika datang mereka di sambut wanita cantik dengan pakaian seksi. Bukan hanya lokal tapi ada perempuan bule, bisa eropa atau atau asia. Mereka di tugasksn untuk melayani para tamu VIP dan makanan minuman pun bukan sembarangan dibuat oleh Chief Internasional. Konon sudah banyak selebriti lokal atau internasional yang suka kemari.

Bersambung ...