"Tapi dia nggak pernah bergerak di depanku, She. Apa alasannya kalau dia nggak mencintaiku?" Hormon kehamilan mengakibatkan hati Samanta pun semakin sensitif.
"Ta, sepertinya kamu membutuhkan udara segar. Lebih baik kita keluar. Biarkan Ai dan Ed yang menemani Larry." Sherin membantu temannya keluar dari kamar pasien. Dia melihat Edzhar dan suaminya itu pun mengganggukkan kepala pertanda setuju.
Samanta dan Sherin duduk di bangku kayu yang ada di taman rumah sakit. "Kamu tunggu di sini! aku akan membelikan minuman untukmu," tukas Sherin. Wanita itu meninggalkan Samanta sendirian di bangku. Dia akan membeli minuman hangat yang bisa membantu Samanta agar lebih tenang.
"Awww!" seorang anak memekik kesakitan saat terjatuh. Lututnya terluka dan mengeluarkan sedikit darah.
Samanta reflek berdiri dan membantu anak kecil tersebut. "Mari saya bantu!" Samanta mendudukkan laki-laki kecil tersebut lalu melambaikan tangan kepada perawat. Dia ingin membersihkan luka anak itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com