webnovel

Mencicipinya lagi~

Seorang gadis merebahkan dirinya diatas kasur yang bermotifkan bunga teratai. Ia hanya menatap langit-langit berusaha untuk menata hatinya yang sampai detik ini pun masih terombang ambing layaknya buih di lautan. Bimbang akan keputusan yang diambil, pasrah atau mencari sejauh duri yang mendampingi mawar merah itu.

Seseorang mengetuk pintu, "Zara.." panggilnya lembut. Gadis yang bernama Zara itu menoleh dan mengangguk mempersilahkan seseorang itu untuk memasuki wilayah pribadinya.

"Kenapa setiap kali aku ke sini, kau selalu seperti ini. Kau kan sudah berjanji akan bahagia.. jangan membuatmu terus seperti ini. Kau patut memperhatikan kesehatan dan kebahagiaanmu. Jika kau memang tidak setuju, bicaralah. Biar semua orang paham.." jelasnya panjang lebar.

Zara memutuskan untuk mendudukan diri, "Abang, aku tak apa." jawabnya.

Laki-laki yang dipanggil Abang tersebut hanya menghembuskan nafasnya kasar, "Kau selalu saja seperti ini. Tak pernah terbuka pada siapapun." ucapnya lirih. "Tapi ini tentang masa depanmu, Zara.."

"Sayang, biarkan aku berbicara dengan Zara." ucap seseorang dari balik pintu. Zara hanya tersenyum, lebih tepatnya memaksakan diri untuk tersenyum.

"Yasudah, aku akan membantumu untuk mengulur waktunya pada Ayah." ucap Abangnya Zara. Ia beranjak, "Kau pikirkan kembali hasil istikharahmu, hanya Allah yang memberikan petunjuk." Lalu ia berlalu begitu saja.

Zara terdiam, ia mengabaikan seorang perempuan yang kini duduk di sampingnya. Bukan berarti dia membencinya, tetapi ia hanya tidak mau perasaan ini bocor dan membebankan orang lain. Tapi dampak buruknya pada dirinya lah yang tak pernah ia pikirkan.

"Zara, masih sering ke kampus?" tanyanya yang dijawab hanya dengan gumaman dari lawan bicara.

"Zara.. aku tau perasaan itu. Bingung untuk memilih setuju atau tidak. Percayalah jika keputusan apapun yang kau pilih, itu yang terbaik karena hatimu telah digerakkan oleh Allah untuk memilih siapa yang akan mendampingi hidupmu. Terlebih jika engkau telah melakukan istikharahmu."

"Apapun keputusanmu, aku akan mendukungmu Zara.." ucapnya lembut, mencoba untuk menenangkan. "Yasudah, istirahat ya.."

Perempuan itu sudah berlalu sejak tadi, tapi ia belum beranjak sama sekali. Ia mengambil benda persegi panjang di dalam tasnya, lalu mengetikkan sesuatu.

Seseorang di seberang sana bahagia, terlampau bahagia. Akhirnya sahabatnya itu memutuskan untuk membuka diri.

Maafkan baru update lagi.. Aku akan berusaha memenuhi hutang-hutangku ?.

hsudhcreators' thoughts