Pakde Marto pun pergi meninggalkannya, kakek yang tadi mengikutinya mendekatinya.
"Ndro pangeran silahkan beristirahat ! ikuti saya !" si kakek berjalan duluan sementara Bayu mengikutinya dari belakang. kemudian di bawa ke pendopo khusus untuk keluarga kerajaan.
Sesampainya di kamarnya yang termasuk mewah dengan tempat tidur besar yang bisa menampung 4 orang tidur diatasnya. ruangan yang luas penuh ukiran. ruangan campuran kayu dan batu bata merah yang ditempel rapi.
"Apa yang ndoro pangeran inginkan silahkan menghubungi saya, karena saya ditugaskan untuk melayani pangeran !" si kakek berambut panjang.
"Kakek atau mbah ?" tanya Bayu. si kakek hanya tersenyum.
"terserah ndoro saja !"
"Benarkah ini kerajaan Serigala ?"
"Mungkin seperti itu, kami adalah keturunan Serigala sejak dahulu kala ! kini kami adalah yang tersisa disini !" jawab si kakek. Bayu terdiam.
"Saya mengerti ndoro masih terkejut ! tapi itu tak bisa dihindari !"
"mbah, katanya hanya keturunan lelaki saja yang mempunyai darah Serigala tapi saya melihat ada perempuan juga ?" si mbah hanya tersenyum.
"mereka adalah pasangan, anak atau cucu dari keturunan yang dinikahi oleh para serigala ! termasuk ibu ndoro pangeran !" jelas si mbah, "mereka wanita biasa, yang pada akhirnya akan meninggal setelah melahirkan seorang keturunan dari darah serigala !" lanjut si mbah.
"mbah tahu arti tulisan di gelang ini ?" tanya Bayu.
"itu nanti saja bila waktunya tiba akan dijelaskan semua ! sebailnya ndoro beristirahat !" Bayu mengangguk dan beristirahat,
---------
Keesokan paginya Bayu bangun dia sempat tidak ingat dimana ia sekarang. Sebelum ia menyadari bahwa mungkin ia di alam lain bukan manusia. dia turun dari tempat tidurnya dan di ambilnya kacamata. berjalan menuju jendela kamar. ketika dibuka dia tertegun melihat pemandangan yang baru dilihatnya kali ini.
Ternyata istana ini di atas bukit cukup tinggi, dia melihat kota seperti di dunia nyata tapi semua bangunannya kuno, ada candi yang cukup banyak yang seperti di Prambanan bentuknya, hanya lebih lebar dan luas, taman kota lengkap dengan air mancur. rumah-rumah penduduk dan semua rapi sesuai fungsinya.
"Selamat pagi, gusti pangeran !" Bayu terkejut dan membalik tubuhnya di sana berdiri 3 orang perempuan satu sudah berumur dan dua lagi masih muda.
"Pagi !" jawab Bayu.
"Saya diminta untuk melayani gusti pangeran !" ujar si perempuan yang sudah berumur itu. "Gusti pengeran mau mandi ? kami akan mempersiapkannya segera !" lanjutnya dan memberi tanda kepada dua perempuan lainnya. Bayu hanya mengangguk.
Begitulah Bayu dilayani layaknya seorang pangeran kerajaan di masa lalu, kamar mandinya berbeda dengan yang di dunia moderen, bak mandinya serupa bathtube tapi seperti kolam cukup lebar. Airnya jernih di atas air ditaburi berbagai kembang setaman yang mengeluarkan aroma harum.
Ketiganya meninggalkan Bayu yang berendam dikolam, ternyata menyenangkan juga menikmati semua ini membuatnya menjadi rilek. Bayu memejamkan matanya untuk sesaat. Setelah selesai mandi dia berganti baju biasa saja., dan kemudian dibawa ke bangunan lain. ternyata itu ruang makan ada 8 kursi dan meja panjang di atasnya sudah disediakan berbagai makanan dan buah-buahan cukup banyak bagi 8 orang.
Tak lama Bayu duduk, pakdenya datang dengan pakaian yang rapi dan duduk. beberapa perempuan datang membawa minuman.
"Bagaimana tidurmu nyenyak ?" tanya pakdenya yang sudah kembali menjadi manusia.
"Lumayan pakde, ketika bangun aku merasa aneh dimana sebenarnya ini !" jawab Bayu.
"Kamiu akan terbiasa, karena akan lama disini !" ujar pamannya. Bayu tertegun.
"Berapa lama pakde ?" tanya Bayu.
"Lumayan lama, sampai kamu terbiasa dengan tubuh barumu !" jawab pamannya. "Jangan khawatir Bayu, waktu disini berbeda dengan di dunia manusia ! di sini 1 bulan di sana 1 hari !" lanjut pakde Marto.
"Baiklah pakde !"
"Baguslah, sekarang makan yang banyak !" ujar pakde tersenyum.
---------
Sementara itu seorang gadis cantik baru turun dari pesawat, berambut panjang dengan pakaian kasual.
"Hallo, iya pa ! ini baru sampai ! iya ... by !" gadis itu menutup hp nya. Di ambilnya tas koper berukuran sedang. Di luar seorang lelaki gagah memakai jas dan kaca mata hitam sudah menunggunya.
"Selamat datang non !" sapa lelaki itu sambil membungkuk. Gadis cantik itu hanya mengangguk. Lalu lelaki itu mengambil alih koper dari tangan gadis itu.
Lelaki itu kemudian membukakan pintu untuk gadis itu, dan dia duduk dibelakang. sementara lelaki itu memasukan tas koper ke dalam bagasi mobil dan duduk di depan.
"Tidak ada apa-apa lagi non ?" tanya lelaki itu kepada gadis cantik yang duduk dibelakang. Gadis itu hanya menggeleng kepala.
"Ke rumah atau ke kantor, non ?" tanya lelaki itu kembali.
"Kantor aja deh !" jawabnya, kali ini si lelaki yang mengangguk tanda mengerti. mobil pun melaju pergi meninggalkan bandara.
Di dalam mobil si gadis memakai earphone sambil mendengarkan musik, tangannya menyentuh gelang unik bertuliskan aksara jawa kuno berwarna putih. Tak lama mobil telah tiba di pusat kota dan berbelok kesebuah gedung pencakar langit. mobil berhenti di lobby gedung,
Gadis itu turun dan masuk ke dalam gedung, para Satpam terlihat mengangguk hormat, begitupun para karyawan di dalam gedung. si perempuan cantik itu masuk ke dalam lift khusus dan memencet no paling atas. Lift itu terbuka dan si gadis keluar ruangan yang terlihat mewah dan elegan.
"Selamat datang nona Ayumi ! tuan Handoko sedang menunggu anda !" sapa seorang gadis yang menyambutnya. Dan mereka masuk ruang kerja tuan Handoko.
Ruangan kerjanya lebih luas dan mewah, menandakan tuan Handoko bukan orang sembarangan, terlihat seorang lelaki separuh baya, bertubuh tinggi, rambut abu-abu dan berkumis tipis serta termasuk tampan, dia sedang menelpon dan melirik ketika ada yang membuka pintu. Lelaki itu memberi tanda, sementara perempuan bernama Ayumi duduk di ruang tamu yang disediakan, satu gadis lagi menuju dapur untuk mengambil minuman.
"Ayumi !" lelaki itu datang mendekat, gadis itu memeluk tubuh lelaki itu.
"Hallo, papa apa kabar !" Tanya Ayumi pada papanya, sambil melepas pelukannya.
"Kamu lihat sendirikan papa bagaimana ! bagaimana kuliahmu di New York ?" tanya papanya.
"Baik kok pa !" jawab Ayumi tersenyum.
"Syukurlah !" ujar papanya, kemudian dia melirik ke arah gelang di tangan putrinya.
"Tidak terjadi apa-apa kan Ayumi ?" pak Handoko menatap putrinya.
"Semua baik-baik saja, cuman satu kali !" jawab Ayumi, papanya terdiam.
"Dia masih hidup kok ! karena selalu mengganggu Ayumi !" lanjutnya dengan santai. Papanya hanya menggeleng kepala.
"Ya sudah kalau begitu, jangan sampai pihak berwajib mengetahui !" ujarnya mengingatkan putrinya,
"Tentu saja jangan khawatir, aku sudah menghilangkan ingatannya ! dan lagi pula itu terjadi karena aku sudah marah sekali jadi seperti itulah !" jawab Ayumi tersenyum.
Pak Handoko terdiam, ketika umur 17 tahun ia memutuskan untuk memberikan gelang itu pada putrinya dan ternyata benar ia cocok mewarisinya, hanya dia sering khawatir bila terjadi sesuatu padanya. Karena ia mengerti siapa putrinya itu Ayumi termasuk gadis manja dan emosinya gampang banget tersulut, sudah ada 3 korban karena Ayumi dan sampai saat ini ia berusaha menutupinya dari kecurigaan kepolisian.
Bersambung ...