Tembakan terus terdengar Gunawan berusaha untuk menghindar. Keadaan yang sangat berbahaya dan tidak seimbang apalagi mereka terbang sedang dia dibawah.
"Aduh ... arrghhh !" teriak Gunawan ketika pundaknya tertembak. Gunawan pun berusaha membalas dengah senjatanya tapi sia-sia mereka seperti dapat menghindar dari tembakannya.
Gunawan terus berlari tanpa sadar dia sudah berada di stadion kecil dan terbuka, dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ha ... ha ... ! tikus sepertinya sudah terpojok !" seru salah seorang.
"Kalau begitu kita habisi saja dia !" seru yang lain tapi tiba-tiba ada suara tembakan entah dari mana asalnya. Gunawan heran, sementara kedua musuh menghindar. Dan tiba-tiba sebuah bentuk pesawat kecil pun tampak di hadapan mereka, semua terkejut termasuk Gunawan, selama hidupnya dia tidak pernah melihat pesawat seperti itu, alien kah ?
"Wow pesawat apa itu ?" tanya mereka, tiba-tiba dari pesawat melesat seseorang keluar dan terbang seperti mereka, dia langsung menyerang keduanya.
Sementara secara ajaib pesawat mendarat sendiri. Dan Gunawan menyaksikan sendiri tidak ada siapa-siapa di dalamnya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena sakit di pundaknya yang terkena peluru, hanya bisa menyaksikan pertarungan aneh di udara.
"Kurang ajar siapa kamu !" teriak musuh melihat seseorang memakai helm dan pakaian khusus, tapi tak dijawab dan melakukan serangan kembali secepat kilat dan kedua musuh dapat dikalahkan, rupanya mereka hanya manusia biasa saja.
Setelah itu dia pun turun tidak jauh dengan Gunawan yang masih terduduk, dia pun berjalan menuju ke arahnya. Gunawan pun mundur, dia tidak tahu apakah musuh atau teman, baru saja hendak mendekat suara tembakan terdengar, secepat kilat lelaki itu meraih tubuh Gunawan dan dibawanya pergi.
Gunawan terkejut karena ditolong oleh lelaki asing. Dia pun dibawa ketempat aman.
"Elu tunggu disini !" ujar lelaki berhelm kepada Gunawan.
"Kamu siapa ?" tanya Gunawan, ketika lelaki itu hendak pergi.
"Pacar elu !" teriaknya dan langsung melesat pergi, Gunawan melotot tak berkedip.
"Gila, gue kan cowok ... masa ! eh tadi suara cewek atau cowok ya ? helm bisa menyamarkan suara kan ?" gerutu Gunawan, kesal karena ucapan lelaki asing tadi. Terdengar suara tembakan dan ledakan yang tidak tahu asalnnya, setelah itu sepi.
Tak lama seseorang mendatanginya dan kini berdiri dihadapan Gunawan dan kemudian mendekat.
"Woi kamu mau ngapain !" teriak Gunawan ketika lelaki tak dikenalnya itu mendekat dan kini tepat dihadapannya.
"Udah jangan berteriak ! gue mau mengobati elu !" lelaki yang dihadapannya berbicara.
"Kamu cowok ?" tanya Gunawan sambil menatap orang asing di depannya.
"Ya iyalah, gue cowok ! siapa bilang gue cewek !" jawabnya.
"Kan aku engga tahu, kamu itu pake helm !" Gunawan kembali menatap orang itu dan tanpa diduga helm melipat dengan sendirinya.
"Nah elu percayakan ?" ternyata itu Rangga, sementara Gunawan menatap tak berkedip.
"Kamu ... !" katanya tidak diteruskan.
"Iya ini gue, yang nolongin elu waktu itu !" Rangga menjawab seperti tahu apa yang dipikirkan Gunawan.
"Tapi kamu kan ... !" kembali kata-kata Gunawan terpotong, tak terduga wajah Rangga berubah menjadi Serigala, Gunawan terkejut. Rangga mendekat ke arah pundaknya dan menjilatinya seperti waktu itu, Gunawan hanya diam tak bergerak. Setelah itu dia melihat tangan lelaki itu sudah berubah dan kemudian mengeluarkan pelurunya. Rangga pun kembali menjadi manusia.
--------------
"Kamu kok ada disini ? bukannya di Kalimantan ?" tanya Gunawan, Rangga menatapnya.
"Ceritanya panjang ! ayo pergi !" perintah Rangga.
"Aku tidak mau !" tolak Gunawan. Rangga kembali menatap Gunawan perlahan dia mendekatkan wajahnya, kini hembusan nafas keduanya terdengar dan kemudian Rangga mencium bibir Gunawan dan dia tertegun tapi tak menolak.
"Kenapa kamu mencium aku ? aku bukan gay ! aku masih normal !" Gunawan tersadar dan mendorong tubuh Rangga.
"Sama gue juga !" jawab Rangga, Gunawan melotot marah.
"Lalu lo kenapa cium gue hah !" tanyanya.
"Gue sudah membuat tanda di leher lo !" Rangga menunjuk ke leher Gunawan dan dia tersadar, dulu dia heran kenapa tanda itu ada dilehernya karena sebelumnya tidak ada.
"Lalu apa hubungan dengan tanda ini ?" tanya Gunawan.
"Ya sebagai tanda .. lo pasangan gue ! sebenarnya gue hanya iseng, sebagai manusia serigala itu mencari pasangan adalah wajar ! tanda itu akan hilang kalau kita tak berjodoh ! dan ternyata ... itu masih ada !" jelas Rangga. Gunawan menatap tak berkedip.
"Kalau begitu hilangkan ! lo dan gue sama-sama normal kan ?" Gunawan berdiri begitu pun Rangga .
"Tidak bisa lo udah jadi jodoh gue ! dan itu tak bisa dihapus ! gue tak bisa berbuat apapun hanya bisa menerima lo !" jawab Rangga.
"Sorry lo engga bisa seperti itu !" Gunawan pergi, tapi tiba-tiba dia merasakan sakit di tangannya seperti ditusuk tapi tidak terlihat apapun dan ketika membalik dia terkejut melihat pisau tertancap di tangan pemuda itu.
"Sekarang lo mengertikan ! apa lo dan gue rasakan akan terasa !" Rangga mendekat dan mencabut pisau itu di tangannya, Sementara Gunawan terdiam tertegun.
"Itu artinya kita berdua pasangan ! gue tahu apa lo lakukan, lo sedang menyelidiki sesuatu bukan ? untuk itulah gue kesini ! dan lo bisa merasakan gue walau lo tidak melihat !" Gunawan tak bisa berkata apapun itu benar.
-------------
"Sebaiknya kita pergi !" Rangga memegang tangan Gunawan.
"Kemana ? luka lo ?" tanya Gunawan, Rangga berhenti dan menyodorkan tangannya yang berdarah ke arah Gunawan.
"Elu jilati tangan gue !' perintah Rangga, Gunawan terdiam tanpa di duga dia menarik tangan Rangga dan menjilati darahnya. Rangga tersenyum dia menarik tangannya dan mendekat ke arah Gunawan, kini berhadapan kemudian memeluk dan melingkar di lehernya, Gunawan pun memeluk pinggang Rangga, tak lama keduanya berciuman dan berpagutan. Dan tak lama Gunawan tertidur tak sadarkan diri, Rangga memangku Gunawan dan di bawa ke pesawat dan kemudian pergi.
Gunawan terbangun dan terkejut ketika ia berada di dalam pesawat dan kini berada di sebuah puncak gunung.
"Kita mau kemana ?" tanyanya terkejut.
"Ke kota klan Hitam !" jawab Rangga kemudian menunjuk ke depan, Gunawan terkejut tak percaya dia melihat sebuah kota yang diselubungi sebuah sinar khusus, dan lebih mengejutkan pesawat itu menembusnya, beberapa kali matanya di kucek padahal dia yakin tadi di puncak gunung penuh hutan belantara kini terlihat sebuah kota hampir mirip Jakarta atau mungkin New York yang penuh gedung tinggi tapi terlihat bersih, dan rapi. Dan melirik ke arah Rangga.
Pemuda itu tersenyum melihat kekasihnya terpana dan tertegun seperti itu. Tangannya menyentuh tangan Gunawan dan memegangnya erat.
"Kota tersembunyi ribuan tahun lalu ! dari seluruh klan hanya hitam yang mempunyainya !" Rangga menjelaskan, Gunawan menghela nafas dan mulai terbiasa dengan kejutan demi kejutan.
"Jadi ada tiga klan Serigala ?" tanya Gunawan, Rangga mengangguk. Perlahan pesawat turun dengan sendirinya di sebuah landasan.
Rangga dan Gunawan turun dan tertegun melihat bangunan tradisional campuran Bali dan Jawa yang terlihat disitu.
"Ini adalah kerajaan klan hitam !" bisik Rangga, entah kenapa sejak turun tangan keduanya berpegangan erat.
"Selamat datang di kerajaan klan Hitam Gunawan Wijaya !" Gunawan terkejut ketika melihat Serigala hitam lebih besar dari pada ketika melihat Rangga dulu.
"Dia baginda raja klan hitam !" bisik Rangga.
"Yang ... mulia tahu nama saya ?" tanya Gunawan tertegun.
"Tentu saja !" jawab sang Raja kemudian melirik ke arah sampingnya, Gunawan terkejut.
"Ayah !" Gunawan melihat ayahnya profesor Suparman
"Abang !" teriak seseorang dan Gunawan menatap tak berkedip itu adiknya Arumi !
Bersambung ....