Ada perasaan aneh dalam diri Bayu, ketika merasakan keberadaan Serigala hitam besar ini.
"Kenapa ?" tanya Satria ketika melihat raut wajahnya.
"Tubuhnya lemah Sat !" jawab Bayu.
"Apa yang harus dilakukan ?" tanya Satria. Bayu memejamkan matanya dan perlahan gelangnya bersinar.
"GELANG KUTUKAN ...!" tiba-tiba terdengar suara berat dari dalam kandang.
"Siapa kamu ? apakah kamu Djoko Susilo ?" Serigala itu bertanya, Bayu dan Satria terkejut.
"Bukan, aku putra dari Djoko ! namaku Bayu !" jawab Bayu.
"Bayu ... Setiawan ? kamu cucuku ternyata !" kembali Serigala itu berbicara.
"Kakek ? apa benar ini kakek ?" tanya Bayu tak percaya.
"Betul, aku kakekmu Surya Menggala !" jawabnya kali ini yang terdengar suara manusia yang lemah.
"Sat, apa bisa kandang ini di buka ?" tanya Bayu. Satria mengangguk dan kandang pun terbuka. Mereka pun masuk kedalam melihat seorang kakek tua renta dengan kaki di borgol. Satria pun memotongnya dengan kekuatan serigala. Mereka pun keluar.
"Tunggu kamu putra Subroto ?" tanya kakek itu sambil menatap tajam ke arah Satria.
"Benar kakek ! tapi kini ia pasanganku dan dipihak kita !" Bayu langsung menjawab ketika Satria hendak menjawab,
"Pantas ketika aku bertemu pertama denganmu ada darah serigala dalam tubuhmu !" ujar kakek Surya.
"Itu darah dari ibuku !" jawab Satria.
"Sulastri kah itu ?" tanya Surya, Satria mengangguk.
"Dia mungkin dalam bahaya !" Satria tertegun.
"Kenapa kek ?" tanya Bayu dan Satria tertegun.
"Aku tahu betul tentang ayahmu Subroto !" Surya tersenyum. Sementara sinar biru menyelimuti tubuh kakek Bayu untuk mengalirkan energi ke tubuhnya.
"Pergilah sebelum terlambat !"
"Tapi kakek ? ujar Bayu khawatir.
"Jangan perdulikan kakek berkat gelang itu dan energi yang kakek simpan cukup untuk menghancurkan tempat ini ! pergilah sekarang ! kita akan bertemu lagi !" kakek Surya bangun, tubuhnya sekarang berubah menjadi tegap tidak renta seperti tadi. Bayu dan Satria saling pandang dan kemudian bergegas pergi.
--------------
Singkat cerita Bayu dan Satria dalam perjalanan ke Jakarta. Bayu melirk ke arah Satria dan menyentuh tangannya dia tahu ke khawatiran pasangannya itu. Tak lama mereka tiba di sebuah rumah besar. Tak ada penjagaan keduanya masuk rumah mencari keberadaan mamanya Satria.
"Mama ?" tanya Satria ketika melihat mamanya sedang berada di kamarnya dia pun memeluk tubuh perempuan itu.
"Satria ?" Sulastri kaget dan terkejut melihat putra. "Kamu kenapa ?" tanyanya.
"Mama engga apa-apa kan ?" perempuan itu menggeleng kepala.
"Kamu aneh ? mama engga apa-apa kok !" jawabnya.
"Anu ... Sat !" Bayu berkata pelan. Satria melirik begitupun mamanya.
"Siapa dia Sat ?" tanya mamanya.
"Ada apa Yu ?" tanya Satria, akhirnya Bayu menggunakan telepati, Satria tertegun. Kemudian memegang lengan mamanya dan terkejut.
"Mama !" serunya kaget.
"Kenapa sayang ?" tanya mamanya. Tanpa di duga sebuah sinar biru kemudian menyelubungi mamanya Satria tapi lelaki itu terdiam dan merasa sedih akan nasib mamanya. Ada rasa marah di hatinya terhadap papanya, Satria tak menyadari penderitaan mamanya.
"Dia pacar ku mah ! aku dan Bayu hendak menolong mama !" jelas Satria.
"Bayu putranya Djoko ?" tanya Sulastri tertegun dan Bayu mengangguk kepada perempuan itu.
"Sejak kapan darah mama di ambil ?" tanya Satria kepada mamanya.
"Aku tidak tahu Sat ! kata dokter John mama harus minum obat dan diambil darahnya !" Satria terkejut, dokter John adalah dokter pribadi keluarganya, pasti ulah papanya.
"Kita pergi dari sini mah !" perintah Satria.
"Sat, musuh datang !" seru Bayu dan kemudian melesat pergi dan Satria menatap mamanya.
"Mama tunggu disini ! oh ya mah aku sudah menjadi musuh papa !" Satria pun pergi menyusul Bayu, Sulastri terdiam dia sudah menduganya tentang hal itu. Dia menatap lengannya, tanpa sadar dia menangis. Dia sudah terlanjur cinta, apapun yang dilakukan olehnya, dia tak menolak bahkan sampai hati menyakitinya pun tak akan marah.
Bayu dan Satria bertarung dengan pengawal dari klan pemburu, tak lama mereka berhasil melumpuhkan semuanya. Keduanya kembali ke kamar dan terkejut mamanya sudah hilang. Bayu pun melakukan penglihatan kekuatannya untuk mencari keberadaan mama Satria.
"Sat sepertinya ada jalan rahasia di kamar ini !" jelas Bayu dan ternyata ada dinding yang bisa digerakan menjadi sebuah pintu mereka pun masuk.
Keduanya masuk kesebuah lorong dan menuju ke sebuah ruangan. Satria terkejut mamanya tergeletak di lantai.
"Darahnya menipis Sat kita harus pergi ! kita pergi dengan kekuatan ruang dan waktu saja !" ujar Bayu dan Satria mengangguk. Satria memangku mamanya dan Bayu memegang tangannya dan memejamkan mata, gelang dan cincin mereka mengeluarkan cahaya dan menghilang.
----------------------
Ketiganya sudah tiba kembali ke kota kerajaan klan Hitam, disana para medis sudah siap dan membawa Sulastri untuk dirawat. Satria mengepalkan tangannya karena marah, Bayu menyentuh pundaknya. Satria menarik nafas nanti saatnya akan tiba dan memeluk Bayu.
"Semua akan baik-baik saja !" bisik Bayu dan Satria mengangguk.
"Syukurlah kamu tepat waktu cucuku !" mereka terkejut melihat kakek Surya Menggala ada disini tapi akhirnya tahu kekuatan dia lebih tinggi dari siapapun.
"Terima kasih kek !" ucap Satria.
"Sudah tidak apa-apa ! Ayo masuk dan istirahat !" perintah kakek Surya. Dan keduanya mengangguk.
Beberapa hari kemudian kondisi Sulastri berangsur membaik dan mulai sadarkan diri.
"Dimana ini ?" tanyanya, kelihatan bingung.
"Sulastri ?" tanya seseorang menyentuh tangannya.
"Kakak !" Sulastri terkejut melihat kakaknya Suhendro ada disini.
"Maafkan aku kak !" tangisnya dan mereka berpelukan.
"Tidak apa-apa kamu sudah aman adikku !" bisik Suhendro kepada adiknya.
"Darahnya hampir habis untuk segera kesini kalau tidak tak akan selamat !" Profesor Suparman menggeleng kepalanya.
"Itu untuk membuat mahluk terkuat !" tiba-tiba kakek Surya menjawab pertanyaan Profesor Suparman. "Dia menyuntikan darah kedua klan lainnya ketubuhnya dan ternyata Sulastri bisa menerimanya, buktinya Satria ! dia menjadi satu-satunya mempunyai darah ketiga klan !" jelasnya.
"Sementara itu untuk darah yang di ambil membuat pasukan khusus yang mempunyai kekuatan besar !" kakek Surya melemparkan file ke tempat tidur Sulastri.
"Semua ada disitu ! termasuk kelompok terlarang yang ingin mengusai dunia dengan memanfaatkan benda legenda !" lanjutnya semua terdiam.
"Aku tidak tahu apapun tentang itu !" ujar Sulastri,
"Tidak apa-apa, semua info ada di file itu !" jawab kakek Surya, semua terdiam.
-----------------
"Oh, ini sangat luar biasa !" Gunawan terengah-engah dengan peluh membasahi tubuhmya, dia pun melirik Rangga yang memejamkan mata, nafasnya naik turun tubuhnya pun sama basa oleh keringat.
"Oh, shit !" maki Rangga yang sikapnya memang cuek sedikit kasar. Gunawan memeluknya.
"Kamu menyesal ?" tanyanya sambil mencium Rangga.
"Kalau menyesal mana mungkin kita bercinta begitu ... hot nya !" mukanya memerah, Gunawan tersenyum.
"Kamu tak akan ... langsung hamil kan sayang ?" kini dia sudah berada di atas tubuh Rangga. Dia pun menggeleng.
"Ada periodenya untuk itu !" jawab Rangga, Gunawan menciumnya kembali.
"Hei, kita berdua sudah dua kali melakukannya hari ini ! apa tidak puas mas !" Rangga cemberut. Gunawan tersenyum.
"Kenapa emangnya kan belum waktunya hamil !" bisiknya. Tiba-tiba Gunawan dibalikan tubuhnya oleh Rangga dan tersenyum.
"Oke, kini giliranku sayang !" Gunawan tertawa.
"Oke baby !" dan mereka berciuman dan berpagutan.
Bersambung ....