Malam bulan purnama terbesar abad ini sudah datang besarnya 3 kali lipat dari biasanya disebut juga supermoon. Malam ini adalah bulan dalam fase sempurna sinarnya menerangi kegelapan. Upacara pun dimulai suara gamelan lembut mengiringi prosesi pentasbihan Bayu menjadi bagian klan Serigala.
Prosesi dimulai dari mandi air dari 7 sumur, 7 rupa kembang setaman selama 3 hari berturut-turut kini saatnya prosesi puncak. Bayu berjalan menuju tempat upacara dia bertelanjang dada, hanya menggunakan kain batik di pinggangnya. memakai kalung rangkaian melati. di atas pakde sudah menunggu menggunakan pakaian seperti raja jaman dahulu.
Bayu diminta duduk bersila memghadap bulan purnama besar di hadapannya. seorang kakek tua membacakan mantra dalam bahasa jawa yang tidak dikenali. Suasana sahdu, sepi dan angin berhembus lembut, hanya terdengar tembang mantra saja.
Kemudian pakdenya menyirami tubuhnya dengan air suci selama 7 kali dirasakannya kesejukan dalam tubuhnya.
"Minumlah !" pinta pakdenya ketika menyerahkan secangkir cairan warna merah.
"Apa ini pakde ?"
"Darah !" jawab pakde Minto singkat. Bayu terdiam tapi tidak menolak dan kemudian meminumnya. Pakde Minto tersenyum.
"Pejamkan matamu Bayu ! rasakan energi bulan masuk dalam tubuhmu, bila ada sesuatu jangan di tolak biarkan saja !" perintah pakdenya kemudian, Bayu menurut dan memejamkan matanya.
Perlahan tapi pasti sinar bulan menyorotinya cahaya yang awalnya lembut berubah panas dalam tubuhnya dia merasa gerah keringatnya mengucur deras. Bayu membuka matanya nafasnya terengah, dia terkejut gelangnya berubah merah aksara jawanya bersinar menyilaukan.
"Pakde ... hah .. hah !" nafasnya naik turun.
"Bayu lihatlah !" Pakdenya membawa cermin dan Bayu tertegun matanya memerah.
"Pakde .... Arrgghhhh !" Suaranya berubah menggeram, perlahan bulu-bulu mulai keluar dari tubuhnya dari mulai kaki, tangan serta tubuhnya. Bayu merasa ada yang berubah dengan wajahnya, tubuhnya mulai menegang. jari tangannya mulai memanjang dan kuku-kukunya menajam.
"AAAAARRRRGGGHHHH ... !" Bayu menggeram hebat dalam waktu singkat kini seluruh tubuhnya sudah menjadi Serigala besar berwarna Abu-abu. matanya memerah menatap semua yang hadir dengan tajam.
"Grrr ... Grrr ... !" wajahnya menyeringai memperlihatkan gigi dan taring tajamnya.
"AAAAAUUUUUU .... !" dari mulutnya terdengar suara lengkingan khas Serigala siapa pun akan merinding mendengarnya.
Pakde Minto hanya terdiam terpukau dengan apa dilihatnya, ini pertama kalinya selama hidupnya kembali melihat Serigala abu-abu yang sangat ditakuti oleh klannya yang lain, ia beruntung bisa menyaksikan kelahiran klan yang sangat langka itu berkat kakaknya Damar dan istrinya Ayu, mereka menikah dengan klan berbeda Hitam dan putih itu pun tidak ada paksaan alias memang secara murni atas dasar cinta bukan paksaan.
Ia bisa merasakan kekuatan besar dari dalam diri Bayu, Serigala abu-abu mempunyai kekuatan lebih dibanding klan yang lain. Pakde Minto merapal sesuatu mantra. Tubuh Bayu bergetar hebat, dalam sekejap semuanya kembali berubah. Dia beruntung karena Bayu mempunyai gelang hingga dapat dikendalikan bila tidak sangat berbahaya.
Bayu terengah-engah, dia merasa tubuhnya lelah seperti habis melakukan hal berat. Pakde Minto hanya tersenyum melihat hal itu.
"Wajar Bayu, ini pertama kali kamu mengalami perubahan ! itu memang membutuhkan energi besar, nanti kita pelajari untuk mengendalikan kekuatan dirimu, jadi hanya sebagian tertentu yang berubah !" jelas pakde.
"Apa yang kamu rasakan sekarang ?" tanyanya kepada Bayu.
"Entahlah pakde, aku mendengar suara aneh, mataku yang seperti melihat sesuatu yang tidak kuketahui !" jawab Bayu ragu, tapi ia merasa berbeda.
"Itu artinya ada yang berubah dalam dirimu, matamu bukan lagi mata manusia tapi mata Serigala yang dapat melihat sesuatu yang lebih dari manusia biasa. Begitu pun telinga, hidung dan panca indera kamu yang lainnya semua terbuka dan lebih dari biasanya !" jelas pakde Minto. Bayu terdiam.
"Istirahatlah ! besok kita masih melakukan ritual lainnya !" dia memberi tanda kepada seseorang dan seorang lelaki tua membawa Bayu pergi untuk istirahat.
Begitulah selama 7 hari berturut-turut ia menjalani ritual kali ini dengan bersemedi, setelah itu Bayu harus menjalani latihan yang berat yang di gembleng khusus oleh pakdenya sendiri. Tak terasa waktu terus berlalu, Bayu mulai terbiasa dengan kemampuan lebih akibat dari perubahan dirinya menjadi manusia serigala. Pertama tubuhnya menjadi semakin atletis, larinya menjadi lebih cepat, matanya menjadi lebih tajam yang awalnya minus jadi normal kembali. ketiga telinganya menjadi lebih sensitif, insting semakin tajam.
Tapi yang membuat tak percaya adalah semua panca inderanya terbuka semua, mahluk astral pun dapat dilihatnya dengan mudah, semuanya membuat terkejut tapi tidak membuatnya takut. Kekuatan serigalanya dapat dikendalikan, matanya bisa memberikan kekuatan lebih, kekuatannya lebih dari manusia biasa, kemampuan lompatannya, semuanya berhasil dikusai.
-------------
"Bayu, kurasa sudah cukup ilmu yang kamu pelajari dariku ! kamu akan lebih berkembang seiringnya waktu ! kamu boleh pergi sekarang tapi pakde akan tinggal disini sementara waktu ! untuk harta warisan, kamu sudah tahu bukan hanya di dunia manusia tapi juga disini ! kurasa itu cukup untuk menghidupimu, terserah apa yang kamu lakukan apapun mengenai warisan !" jelas pakde Minto.
"Iya pakde, terima kasih !" jawab Bayu.
"Satu hal lagi, kamu harus hati-hati dengan semua musuhmu !" ujar pakde Minto.
"Baik pakde !" jawab Bayu. Hal itu terjadi ketika ia diantar pakdenya ke perbatasan gerbang antara astral dan dunia manusia. Setelah itu Bayu berpamitan dan keluar dari dunia astral.
Didunia manusia ternyata hari sudah siang, Bayu tertegun ia ada di sebuah puncak gunung dan keluar dari dua astral tepat di padang bunga edelwaise. Di sana ada beberapa pendaki yang menatapnya aneh. Karena melihat bayu tiba-tiba muncul dan memakai pakaian biasa dari atas sampai bawah dan membawa tas ransel kecil.
Mereka merasa heran sebagian besar mereka semua pendaki yang memakai pakaian khusus dan peralatan yang khusus mendaki. Bayu berjalan menunduk melewati mereka diiringi tatapan aneh. Apalagi Bayu memakai sepatu kets saja seperti mau ke mall bukan mau naik gunung.
Bayu berjalan cepat, tapi kemudian berhenti dan menatap ke atas langit dia terdiam kemudian berbalik.
"Maaf kak, sepertinya malam ini harus hati-hati karena akan ada badai ! selain itu suhu pun akan agak dingin !" ujarnya, kelompok pendaki itu saling pandang heran akan peringatan pemuda itu.
"lo siapa ? kok ada disini ? dari kelompok mana ?" tanya mereka penasaran. Bayu hanya tersenyum.
"Permisi kak, sepertinya saya ketinggalan kelompok !" Bayu pun pergi. sementara para pendaki hanya diam. Setelah itu mereka terkejut tidak melihat sosok Bayu lagi.
"Astaga, siapa dia ? apa jangan-jangan ..."
"Udah, jangan ngomong sembarangan ayo kita pergi !" jawab salah seorang yang masih heran dengan perustiwa tadi dan mereka pun pergi.
Bayu dengan cepat menuruni gunung, padahal ini pertama kalinya dia ke gunung. tapi ia merasa sudah mengetahui jalannya, entahlah Bayu tidak tahu tentang hal itu. Instingnya yang mengatakan hal itu. Tak berapa lama ia sampai di sebuah hutan lebat, suasana berubah secara cepat kabut turun dengan cepat padahal udara cerah. satu hal Bayu tidak merasa cape dan berkeringat.
Kabut menghalangi pandangan, kalau tidak hati-hati bisa tersesat atau jatuh ke jurang, tapi tidak dengan Bayu matanya masih jelas melihat sekelilingnya tapi dengan mata serigalanya, berbeda penglihatan mata manusianya,
Tak beberapa lama ia melihat dua pendaki yang berjalan aneh, mereka seperti berputar mengelilingi beberapa pohon sambil berteriak minta tolong, satu hal mereka berkeringat kelihatan lelah satu sama yang lain. Akhirnya mereka berdua duduk karena kecapaian. Akhirnya Bayu mengerti mereka tersesat di kabut ini.
Bayu mendekati salah satunya dan melihat kakinya agak terluka, sementara yang satunya juga duduk kecapaian jaraknya tidak terlalu jauh.
"Hai kamu engga apa-apa ?" tanya Bayu sambil menyentuh pundak pendaki itu. si Pendaki terkejut bukah main.
Bersambung ...