Ternyata sesuai dengan dugaan dikampus gue hanya mengobrol saja engga ngapa-ngapain karena perkuliahan belum berjalan, mungkin besok. Gue memutuskan untuk pergi ke perpustakaan kampus di lantai 3 di gedung sebelah. Setiap Fakultas memang punya perpustakaan masing-masing. Tapi gue memilih perpustakaan utama Universitas, karena lebih lengkap menurut gue sih.
Gue suka baca buku novel selain buku lainnya juga, Gedung ini emang khusus selain perpustakaan ada kantor dosen dan rektorat dan juga disini ada ruang adminitras, itu yang termasuk gue akan datangin buat melunasi hutang gue karena 2 bulan gue nunggak, karena almarhum bokap gue engga ngirim uang bulanan tepat seperti biasanya, gue engga tahu ada masalah apa dengan bokap usahanya kah dan lain-lain. Bahkan sampai sekarang gue enggak tahu penyebab kecelakaannya, Kalian pasti tahu kan kemarin ketka ke Jogyakarta bokap udah dikuburin tanpa menunggu gue sama sekali.
Begitu juga pakde, justru dia malah memberikan kejutan lain yaitu bahwa gue manusia serigala dan pada akhirnya gue melupakan pertanyaan di kepala gue tentang bokap. Uang yang ditinggalkan bokap memang besar, termasuk uang asuransi kecelakaan bokap juga daper itu menandakan bokap murni kecelakaan bukan di sengaja. tapi kenapa bisa terjadi itu yang gue belum tahu.
Untungnya pihak kampus masih memberikan toleransi ke gue, karena gue janji akan melunasinya semuanya. Akhirnya kini gue sampai di ruang Adminitrasi dan kebetulan bu Rahma adminnya ada, tentu saja saat ini juga para mahasiswa sekalian daftar ulang.
"Maaf bu kemarin telat ! karena ... ayah saya meninggal !" ujar gue menjelaskan alasannya, bu Rahma kaget.
"Sudahlah, ibu ngerti kok ! ibu turut berduka cita buat ayahmu Bayu ! semoga kamu tabah menghadapi semuanya !" jawab bu Rahma, aku mengangguk.
"Terima kasih, ini bu uangnya saya mau melunasi semuanya, termasuk untuk bulan ini !" kata gue sambil menyerahkan uang kepada bu Rahma.
"ibu terima ya uangnya !" aku mengangguk. Setelah itu gue pamitan pergi, syukurlah semuanya sudah selesai. Walau gue sedih meninggalnya bokap tapi gue beruntung punya simpenan untuk kuliah bahkan nanti bila gue belum punya pekerjaan.
Gue belum tahu cita-cita atau jalan hidup gue ke depannya apa setelah lulus kuliah nanti, lagi pula status gue sekarang manusia serigala. Entahlah gue jadi bingung,
"Bruugh !" tanpa sadar gue bertubrukan dengan seseorang, mungkin karena gue terlalu banyak melamun.
"Sorry !" kata gue sambil menatap tuh cowok yang tak sengaja bertubrukan dengan gue, cowok itu tidak menjawab dia menatap gue dengan tajam. apa dia marah ? tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke gue.
Gue terdiam, wajahnya sangat dekat sekali hingga gue bisa merasakan hembusan nafasnya. cowok aneh !
"Bau lu ... !" bisiknya ke gue,
"Apa maksud lu ?" tanya gue, eh keringet gue, harum ya ! maki gue dalam hati ! dia tersenyum.
"Maksud gue ... gue suka bau lu !" gue melotot, tunggu gue kenal nih cowok temannya Dion bukan sih ? dalam hati.
"Oke gue pergi, tapi kita akan selalu bertemu !" ujarnya tersenyum sambil pergi.
"Gila tuh cowok, apa dia ... homo ? anjirr ... !" tubuh gue bergidik. gue pun lantas pergi tak mau memikirkan apapun.
Akhirnya gue tiba di perpustakaan di dalam cukup ramai, biasanya lebih penuh di banding sekarang. Mungkin besok dan seterusnya setelah kuliah dimulai, memang begitu biasanya para mahasiswa memanfaatkan perpustakaan untuk mencari buku materi tugas dari pada beli, mendingan minjem di perpustakaan. Tapi kadang-kadang bukunya banyak yang kosong alias banyak yang minjem mau tidak harus beli, itupun kalau penting banget harus punya. Biasa pengiritan, soalnya anak mahasiswa kosan jauh dari ortu, harus irit di segala bidang.
Gue pun menuju ketempat rak buku favorit tepatnya jajaran paling belakang. Disana banyak berjejer buku novel baik karya orang asing yang sudah di terjemahkan ataupun lokal. Sial ! ternyata sudah gue baca semua, waktu itu gue lihat ada yang baru, apa ada yang minjem ya ? gue pun melihat-lihat buku yang lain, sampai gue menemukan sebuah buku yang menarik perhatian, judulnya unik Benda Legenda ! ketika siapa penulisnya gue terkejut itu adalah bokapnya Arumi profesor Subekti !
Perasaan gue baru lihat ni buku, gue pun membuka buku itu sekilas sampai gue menemukan gelang yang mirip dengan gue pakai dan ketika dibaca Gelang kutukan ! gue terdiam dan memutuskan untuk meminjamnya.
"Bruught !" kembali gue menubruk seseorang ketika gue mau pergi dan menatap ternyata cowok yang tadi.
"Sorry !" kata gue singkat dan hendak beranjak pergi tanpa diduga tangannya memegang lenganku menahan gue pergi.
"Lu apa-apaan sih, lepasin !" ujar gue pelan karena ini ada di perpustakaan yang dilarang berisik.
"Gue pengen ngobrol dengan lu !" jawabnya menatap gue dengan tajam dengan mendorong gue ke dinding.
"Ngobrol apa sih !" kata gue, kini tubuhnya tepat di depan gue.
"Tentang , bau ... lu !" gue menatap tuh cowok, bau ? dia suka bau gue ? gila nih cowok.
"Apaan ! lu homo ya kok suka bau gue sih ! emang lu suka keringet gue gitu ?" ujar gue.
"Bukan, bau lu beda !" dia kembali mendekatkan wajahnya ke gue, sangat dekat malah !.
"Gue tahu lu ... serigala !" bisiknya lagi, gue terkejut bukan main mata gue pun menatap nya.
"Apaan sih, gue engga ngerti !" gue berusaha mengelak dan mendorongnya tapi dia malah menghimpit gue ke dinding, saat ini gue memang mematikan semua kekuatan serigala gue.
"Elu jangan bohong !"
"Terus kalau gue emang seperti itu, lu emang kenapa ?" gue menantangnya. Dia menatap gue.
"Engga ... gue ... khawatir sama elu !" gue tertegun dengar perkataannya, Anjir ! dia beneran suka gue !
"Emang lu siapa ? khawatir sama gue ! gue baik-baik aja !"
"Karena gue ... dari klan pemburu !" bisiknya wajahnya begitu dekat sehingga hidung gue dan hidung hampir bersentuhan, tunggu sebentar itu harusnya mengejutkan gue bukan ? karena dia dari klan pemburu yang sudah diperingatkan sama pakde gue. tapi kok gue ... kenapa dada gue berdebar ya.
"maksud lu apa sih, bukannya elu sudah menemukan gue kan ? klan elu sedang mencari gue !" jawab gue agak menghindari tatapan dia.
"Iya sih, tapi ada yang lain yang mengincar lu !" jawabnya, gue terkejut, dan gue pun mendorong tubuhnya dan berhasil, tubuhnya agak terjengkang ke belakang walau tidak sampai jatuh mungkin terkejut karena gue dorong tiba-tiba.
"Eh denger ya, gue engga perduli apapun juga ! termasuk juga dengan klan elu !" jawab gue sambil menatapnya tajam.
"Asal tahu aja, pasangan elu juga hampir terbunuh karena ada seseorang menginginkan gelang elu !" ujarnya sambil menatap gue, gue kembali terkejut.
"Gue pergi dulu !" ucapnya dan langsung pergi. gue hanya terdiam tidak mengerti.
"Sialan gue engga ngerti tentang apapun !" rutuk gue kesal, gue pun pergi dan meminjam buku yang gue bawa.
Gue memutuskan untuk balik ke kosan, ketika gue sedang menunggu angkot yang menuju ke kosan sebuah mobil sedan tepat berhenti di samping gue, dan kaca jendela terbuka dan lagi-lagi dia, sekarang gue tahu siapa tuh cowok namannya Satria !
Bersambung ...