"Heh! Dimana?!" Lagi-lagi suara keras Bagas yang memenuhi telinga Adiyaksa, hingga Adiyaksa kembali menarik napas dalam lalu mengumpulkan tenaganya untuk menjawab Bagas.
"Panggilin dokter, badanku lemes, gak bisa ngapa-ngapain." Adiyaksa berucap dengan lirih sambil kembali menutup matanya.
"Oke! Tapi aku minta datang kemana dokternya? Kamu sebenarnya dimana sih? Dicari mamamu hey."
Adiyaksa merasakan napasnya panas, malas juga sebenarnya dia berbicara, tapi kalau dia tidak menghubungi Bagas,ka dia akan semakin melemah, dan akan sangat mengerikan kalau nyawanya melayang hanya karena demam serta masuk angin.
"Aku di kamar, apart." Hanya dua kata yang diberikan oleh Adiyaksa pada Bagas.
Bagas sontak terbelalak saat mengerti apa maksud dari adiyaksa. Laki-laki itu berjalan cepat menuju kamar Adiyaksa yang sudah diketuk sejak tadi dan tidak membuahkan hasil. Bagas langsung saja membukanya dan yang dia dapat adalah adiyaksa yang terbaring dengan tubuh tertutup selimut tebal.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com