"Kenapa sih cemberut gitu? Berubah pikiran kamu?" tanya Stefany sinis. Sopir Gabriel sedang menjemput Grace ke panti asuhan sesuai keinginan Stefany, tapi Gabriel yang sudah terlanjur menyetujui permintaan Stefany hanya bisa menampilkan senyum terpaksa di wajahnya.
"Tuh kan tuh kan! Ngaca sana, senyum itu tuh kepaksa banget tahu Gab." Suaminya ini benar-benar mengkhawatirkan, kenapa juga selalu tidak bisa menerima Grace dengan tulus ikhlas. Apa masih terbayang liciknya Elisabeth? Jujur saja Stefany terkadang masih memikirkan hal itu. Dia takut Gabriel kurang bisa menerima Grace.
"Nanti kalau Grace mikir macam-macam gimana? Kamu tega?" tanya Stefany lirih. Bahkan tangan Stefany melepas sayuran dan pisau di tangannya, meletakkannya pada meja dapur lalu berjalan ke arah Gabriel yang sedang duduk bersandar pada kursi meja makan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com